Kota seribu sungai
Itulah julukan yang sering diberikan padanya
Dulu... Kota ini memang sesuai dengan sebutannya
Bahkan.... Sungai - sungai kecil tercetak cantik dalam bingkai kunonya
Seiring perkembangan zaman, sedikit demi sedikit daratan mulai mengisi sungai - sungai kecil. Membentuk wilayah baru dan menjadi wadah baru bagi sebagian manusia untuk menghuni.Kota ini adalah kota pertama Halwa untuk melihat dunia
Meski fisik tak lagi menghuni kota seribu sungai
Tapi.... Walau bagaimana pun, hatinya masih berada disana
Mungkin.....
Seperti Laut yang tak pernah meninggalkan pantainya
Atau... Seperti bulan yang tak pernah meninggalkan langit malam
Atau seperti matahari yang selalu setia menyinari bumi
Atau kah seperti pelangi yang selalu ada saat hujan redaXixixie....
Tapi.... Begitulah bentuk cinta Halwa pada tanah kelahirannya.
Tak bisa ia lupa
Betapa... Kota ini telah mengisi jiwanyaIa tarik napas dalam, menghirup aroma khas pepohonan.
Bau air sungai yang terbakar oleh sinar mentari pun turut mengisi aroma di setiap pesisir sungai
Sekarang... Air menjadi salah satu objek wisata andalan di sini
Bahkan.... Arena selancar air sungai pun menjadi salah satu objek yang menarik para pengunjungSelama lebih dari satu tahun ia meninggalkan kota ini
Banyak hal telah berubah
Termasuk dirinya.Halwa masih asyik memandangi setiap hilir sungai
Terkadang ia memainkan Jus alpukat sambil terus meniupkan udara melalui celah - celah sedotan
Yach.... Untuk mengisi kejenuhan saat ia menunggu seseorangSetiap kali retinanya menangkap deretan kapal yang tengah berlabuh
Ingatannya kembali pada sosok pria yang terus mengikutinya
'Jeung'
Halwa masih mengingatnya
Tapi.... Setiap kali ia berada di dekatnya. Halwa tak bisa merasakan jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya
Bahkan.... Sampai saat ini, ia tak bisa merasakan sesuatu yang spesial selain.. Ia merasa aman dan tenang.'Sota?' Bisiknya. Disela deru aliran sungai yang saling beradu menyentuh dataran
Sesekali ia tersenyum.
Menatap langit yang masih setia menjadi selimut bumiIapun beranjak. Kembali berjalan, menyisiri setiap ruas - ruas sungai.
Retinanya kembali menangkap sesosok wanita bertubuh ramping dengan blazer abu-abu dipadu padan dengan syal yang menutupi leher jenjangnya. Tak lupa celana jeans biru dongker yang juga menambah kesan casual pemakainya.Halwa melambaikan tangannya ke arah wanita yang ada di depannya dalam radius 1 km.
Wanita itu masih terpaku, seolah tak percaya bahwa yang dimaksud adalah dirinya.
Halwa tersenyum ke arahnya.
Tapi... Si wanita masih terpaku menatapnya.
Halwapun kembali berjalan mendekatinya. Sesekali senyum devil pun terlukis di bibirnya.
Saat jarak tak lagi menjadi pemisah di antara mereka berdua.
Senyum Halwa pun semakin mengembang.
"Shibaraku deshita, Nesya." sapanya pada wanita yang ada di depannya.
"Koishigaru." ucapnya lagi
"Halwa???"Sepertinya..... Nesya masih tidak percaya bahwa wanita yang kini ada didepannya adalah Halwa.
Hem.... Sebenarnya.... Apa yang terjadi dengan Halwa??
Apa.... Halwa operasi plastik, sampai - sampai Nesya tidak mengenalinya?
Atau....
Hem.....
Yang penasaran.... Terus ikutin kelanjutannyaE.... Sebenarnya... Bagusnya Halwa operasi terus.... Wajahnya berubah jadi cantik atau.... atau......
Yuk ikutan beri saran......
Ditunggu.