Dejavu

10 3 0
                                    

Jika kamu tidak ingin melakukanya maka jangan pernah kamu lakukan, lakukanlah apa yang ingin kamu lakukan


"Argh apa ini!" mengapa aku seperti ini? Aku berjalan lurus, yang aku lihat hanya kota mati. lalu siapa orang itu? Mengapa ia melihat ku dengan tatapan seperti itu? orang itu berjalan selangkah mendekati ku. Aku berjalan cepat tidak memiliki arah "yang penting aku tidak bertatapan orang itu" itu yang aku teguhkan dalam hati.

"Hah! Itu ibu!" Aku menghampiri ibu tapi orang itu berada di samping ibu, aku menarik tangan ibu lalu lari, orang itu berjalan mendekat dengan langkah kaki yang lebar. Ia berjalan sambil berteriak "berikan aku satu!!"

Aku semakin takut, nafas ku ter ngah-ngah. Aku berlari tapi, mengapa ini seperti berlari di tempat? Kemana ibu? tadi aku memegang tanganya, argh orang itu "aaaaaaa!"

Huh! Detik jam membangun kan ku, tepat pukul satu malam aku terbangun "ini hanya mimpi" aku menghela nafas lega, aku kembali tidur.

Jam beker berbunyi aku mulai bersiap siap berangkat sekolah. Aku pergi ke sekolah naik angkot. Saat aku berjalan menuju jalan raya, aku mulai mengingat ingat keadaan sekitar. "Aku seperti pernah mengalami suasana seperti ini, tapi kapan?" Hati ku mulai gelisah aku bingung, aku takut, tapi.. ada orang.

Angin yang bertiup kencang membuat hawa semakin dingin, bulu kudukku merinding. Rasa takut ku semakin besar. Aku mulai mengingat mimpi ku perlahan aku mengingat detail nya. Orang itu berbeda tapi tatapanya sama. Jalan sepi, ya ini memang suasana perumahan, kebanyakan orang pergi sekolah naik kendaraan pribadi. Aku seperti berada dalam mimpi ku. Aku takut!

Kegelisahan semakin kuat, aku tetap berjalan aku tidak bisa lari karena tas ku yang sangat berat. 'Puk' ada seseorang yang menepuk bahuku 'aaa' aku menjerit kaget. "Dek, itu tasnya belum di seleting awas nanti bukunya jatuh" 'huh' aku bernafas lega "makasih pak" ujarku sambil membalikan tas. Ternyata ini hanya firasatku, mungkin aku terlalu banyak nonton film horor.

Walau kejadian itu sudah berlalu tapi masih ada yang mengganjal. aku mengingat ingat, aku tahu !! Orang yang aku liat sebelumnya berbeda dengan orang yang menepuk bahuku.

Sampai aku di sekolah bel berbunyi. susana ramai di sekolah membuat ketakutan ku semakin meredup.

"Eh ang tumben kesiangan, untung aja belum ada gurunya" ucap sahabat sebangku ku bintang.

" iya soalnya tadi aku nunggu angkotnya lama"

"Kamu tugas pythagotas udah?"

"Udah kok, oh ya tang nanti pulang sekolah anterin aku ke toko buku ya"

"Ok sip ang"

Dari awal aku belum memperkenalkan namaku, namaku anggita. Anak anak kelas 8b memanggil ku ang. Teman sebangku ku dia adalah cewek yang pandai memanah, dia salah satu atlet panah cewek termuda namanya Bintang. Aku memiliki sedikit masalah di sekolah, masalah anak remaja yaitu, sahabat yang jadi cinta.

To be continued

Bunga Yang Jatuh Kembali LagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang