part 14

1.2K 76 3
                                    

Icha: "aku pun mengagumimu. Tapi... mungkinkah hanya sebatas rasa kagum saja dihatiku? Aku tak tahu. Yang jelas malam ini kamu sangat mengagumkan, sikapmu, tutur katamu, kelembutanmu, senyummu, Dan ah... aku malu sendiri." Icha berpaling Tapi tangan Billy segera mengembalikan raut wajah itu agar tetap berhadapan dengannya. Kemudian Billy berkata seperti orang berbisik,
Billy: " bolehkah aku menciummu?"

Icha terdiam sebentar, senyumnya kian mekar berseri, kemudian ia menganggukkan kepala pelan sekali. Dan Billy pun kemudian memberikan ciuman mesra di kening Icha. Hangat napasnya, menjalar ke seluruh tubuh Icha, menciptakan desiran Yang membuat kulit tubuh Icha menjadi merinding.
Kecupan di kening Yang begitu hangat melintas hanya sekejap setelah itu Billy kembali menatap Icha, bibir lelaki itu membayangkan senyum Yang semakin menggemaskan hati Icha.

Icha: " hanya keningkah Yang kamu inginkan?" Bisik Icha.
Billy: " bolehkah aku mencium pipimu?"
Icha: " apa Yang kamu mau lakukanlah, bill." Jawab Icha dalam bisikan pula, sambil tangannya merangkul leher Billy. Kemudian Billy pun langsung mencium pipi Icha Dengan sentuhan Yang begitu lembut, lama2 merayap ke bibir Yang ranum itu, dikecupnya bibir Icha Dengan penuh perasaan mesra.
Setelah itu Billy menarik diri Dan kembali menatap Icha, perempuan cantik itu tersenyum malu sambil berpaling menghindari tatapan mata Billy.

Icha: " jangan pandang aku begitu, bill."
Billy: " kenapa?"
Icha: " aku malu."

Sepertinya Billy sangat mengetahui keinginan hati Icha, tak Ada kekerasan sedikit pun Yang dilakukannya, semuanya serba penuh kelembutan, sehingga Icha bagai diterbangkan ke atas awan.

**skip 1 minggu kemudian**
Seminggu sudah Icha tinggal di rumah Billy. Rumah kontrakan Yang sangat sederhana Dan tidak terlalu luas, hanya terdiri dari 3 ruangan yaitu ruang tamu, kamar tidur Dan dapur. Tapi Icha merasa lebih bahagia tinggal di Rumah petak itu ketimbang dirumahnya sendiri Yang bertabur Dengan kemewahan. Rupanya sejak Billy bertemu Dengan  Azof Dan bersepakat untuk saling memisahkan diri dalam urusan dendam Dengan joko, Icha bertekad untuk tidak kembali lagi pada papa tirinya. Ia merasa lebih baik ikut Billy, sekalipun dalam kesederhanaan.

Billy: " aku tidak punya pekerjaan tetap, cha. Apakah kamu bisa bertahan hidup dalam kemiskinan?" Kata Billy waktu itu.
Icha: " aku butuh tempat untuk menentukan langkah hidupku selanjutnya, aku tidak bisa menggantungkan kehidupanku pada papa tiriku, Yang lebih banyak menekan jiwa daripada membahagiakan hidupku. Aku tidak Akan kecewa Dengan kesederhanaan Yang Ada padamu, Yang penting jangan jual mobilmu itu, kita bisa pakai mobilmu itu untuk usaha."
Billy: " usaha apa?"
Icha: " apa saja, kita lihat saja nanti, kita coba dulu Apakah kita bisa bekerja sama atau tidak. Kalaupun tidak, barangkali perbedaan kita hanya dari segi prinsip saja. Tapi entah kenapa aku merasa kita mempunyai banyak kesamaan, terutama dari sudut cara berpikir."
Billy: " oke, kita coba beberapa waktu untuk hidup bersama. Hmmm.... 2 bulan lagi, Rumah di sebelah rumahku itu Akan kosong, penghuninya akan pindah, kamu bisa mengontrak Rumah itu, tidak mahal kok."
Icha: " itu gagasan Yang bagus," Kata Icha penuh semangat.
Billy: " untuk sementara kamu bisa tinggal di rumahku."
Icha: " kurasa itu gagasan Yang lebih bagus lagi," kata Icha sambil tertawa, Dan pipinya di biarkan menjadi bahan cubitan Billy.

Ada 1 pekerjaan Yang bisa Dilakukan Billy, yaitu menjadi makelar Mobil bekas. Ia bekerja sama Dengan seorang teman Yang punya showroom khusus jual beli Mobil, Disanalah pusat kegiatan Billy sebenarnya. Sementara itu Icha meneruskan pekerjaannya Yang tertunda akibat kasus penculikan tersebut yaitu sebagai guru di lembaga kejuruan.
Kadang, jika Billy Ada kesempatan, ia pasti menjemput Icha pulang dari mengajar, bahkan jika Ada waktu Billy mengantar Icha pergi mengajar, kegiatan rutin itu menambah hubungan mereka semakin akrab. Mereka memang tinggal serumah, Dan tidur seranjang, Tapi Billy tetap menghargai Icha sebagai wanita baik2, bahkan hubungannya Dengan Icha terlihat seperti kakak adik.

Icha: " aku jadi risih Dengan tetangga Yang suka menanyakan status kita," kata Icha pada suatu malam.
Billy: " ya, aku juga berpikir begitu, jadi apa idemu?"
Icha: " apa pun alasan kita Mereka tetap menganggap kita kumpul kebo."
Billy: " benar, selama ini aku bersikap cuek Dengan gosip2 itu."
Icha: " bagaimana kalau kita pindah tempat saja?"
Billy: " aku tidak punya cukup uang untuk membayar tempat kontrakan baru."
Icha: " aku punya sedikit uang di bank. Kurasa bisa di pakai mengontrak sebuah Rumah Yang lebih nyaman Dan lebih tenang lagi."
Billy: " itu idemu, Dan aku hanya bisa menyetujui, Tanpa bisa ikut patungan sedikit pun."
Icha: " kamu hanya memberiku izin saja, itu sudah cukup."
Billy: " izin apa maksudmu?" Kata Billy sambil mengerutkan dahinya karena agak heran.
Icha: " aku ingin pulang ke Rumah, mengambil beberapa pakaian dan barang2ku, termasuk buku2 bank, Tapi kalau kamu tidak mengizinkan, aku tak akan berani nekad pulang ke Rumah."
Billy: " kenapa harus minta izin padaku?"
Icha: " karena kamu kakakku," jawab Icha sambil tersenyum menggoda. Billy tertawa, kemudian ia mencium pipi perempuan cantik itu, lalu di tatapnya wajah Yang punya keindahan begitu mempesona, senyum Billy mengembang tipis, namun justru menawan hati.

Billy: " lakukan apa Yang terbaik menurutmu, asal jangan sampai membuatmu Celaka Dan berduka, paham maksudku?"
Icha mengangguk
Icha: " tak akan kulakukan hal2 Yang akan menyakitkan hatimu bill. Percayalah."
Billy: "aku percaya padamu."
Icha: " aku akan memilih waktu Yang tepat dimana papaku tidak Ada di Rumah."
Billy: " dari mana kamu bisa mengetahuinya?"
Icha: " aku akan menelpon bik surti Dan menanyakannya."

Billy manggut2, kemudian ia menatap Icha lalu ia mencium bibir Icha Dengan sangat lembut, Dan Icha pun membalas itu, akhirnya setelah lama mereka berciuman Mereka pun kehabisan napas Dan Mereka pun akhirnya melapaskan diri masing2. Setelah itu Billy pun tersenyum lalu memeluk Icha Dengan erat.

Billy: " bawalah mobilku Dan hati2, hindari pertanyaan tentang kasus penculikan tempo hari."
Icha: " aku mengerti," jawab Icha lembut sekali.

Kadang2 Billy berpikir,  "apa perlunya ia meminta izin padaku untuk masalah begituan? Kadang untuk membeli makanan pun ia sering minta izin padaku, padahal aku ingin icha mempunyai pendirian sendiri Dan hidup Dengan kebebasan Yang di Idam2kan. Ah, perempuan itu sepertinya menyimpan banyak Misteri pribadi Yang tidak mudah untuk kupahami. Tapi, sangat menyenangkan sekali hidup dengannya."
Ingin sekali Billy bertanya, mengapa Icha tidak meminta bantuan rangga untuk membebaskannya dari kekuasaan papa tirinya itu?"
Tapi Billy ragu, ia takut menyinggung perasaan Icha. Padahal Sudah 2 Kali Billy memergoki Icha menunggu jemputan darinya di sebuah cafetaria di tempatnya mengajar, duduk berdua bersama pemuda Yang bernama rangga, pemuda itu cukup tampan Dan tampaknya ia menaruh simpati kepada Icha. Tapi apakah rangga pacar Icha atau bukan, Billy ragu untuk menanyakannya, ia masih menunggu saat Yang baik.
Setelah Icha berhasil membawa beberapa barang, pakaian Dan surat2 penting lainnya dari dalam Rumah, barulah malam harinya Billy punya kesempatan menanyakan tentang rangga.

Billy: " rangga itu siapa?"
Icha: " dia teman baikku," jawab Icha Dengan tenang.
Billy: " teman baik bisa berarti pacar, bukan?"
Icha: ".......




Tbc

Makasih Yang udah setia mengikuti cerita jatuh cinta, Jangan lupa vote Dan komentnya ya guys.. see u next time & happy reading...😁😁
(Seperti biasa 20 vote untuk cerita selanjutnya)

Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang