Entah apa,harus gue tumpahkan kesini. Sungguh hari ini gue sangat gembira. Bisa dibilang sangat pangkat sepuluh pada gembira. 8 March. Im waiting on this day. And today its 8 March. Bil, gue harap gue gak bakal pingsan pas ketemu lo nanti. Kalo gue pingsan lo bisa ambil minyak angin gue depan tas kecil. Gue ngebayangin nanti di tempat les bakal awkward se awkward awkwardnya orang lagi awkward/apasih. Eh, jangan dibanyangin ya bil, nanti gabakal jadi wkwkkw.
Kutulis beberapa kata di buku jurnal, buku jurnal yang berwarna hitam legam dengan tulisan didepannya. "Jou-rnal".
"KRINGGG" bel masuk berbunyi. Kembali lagi belajar. Sambil melihat ke papan putih, ditulis nya rumus induksi listrik. "Jadi gini Ip sama Is itu berbanding terbalik. Inget ya!" Katanya, Bu Sully. "Ra, nanti gimana ya,kalo gue bakal jadi anak pertama yang ngucapin Bilan ultah? Kalo dia nanya gue tau darimana gimana? Gue ngomong apa? Nanti kalo dia nolak mentah – mentah kado gue gimana? Yaelah." Ceritaku pada Ira, teman sebangku-ku. "Lo negatif mulu sih? Lo siapa? Tuhan? Ngomong kayak gitu kayak gaada dosa sih lo. Liat aja nanti." Cerocos Ira.
"Sa ae kali mba."
"Bacot."
Tak terasa di pengujung jam pelajaran terdengar bunyi bel untuk terakhir kalinya yang menandakan tanda akan pulang.
Apalah daya seorang siswa. Mendengar bel pulang saja sudah sangat bahagia. Apalagi denger kata dari mulut kamu "Would you be mine?"
Pluk.
Apaansih.
"Assalamualaikum." Sapaku ketika hendak masuk rumah. "Walaikumsalam." Sambut Ayah. Ku langsung merebahkan badan diatas kasur. Melihat arah jarum jam yang terus berjalan.
Sungguh.
I cant contain this feeling anymore.
Karena bosan, dan memang sangat gemas ingin cepat – cepat bertemu dia, aku merogoh hp disaku yang berlambang OSIS ini.
Melihat nama The – A Team disana ku langsung membuka chat room.
Presha: AHELAH LAMA BANGET SIH JAM 5 DARI TADI JAM 4 TERUS DAH ELAH.
Presha: GREGET ANJIR SUMPAH DAH
Presha: DEMI DAH
Aulia: yaelah pres, dikit lagi elah sabaran ngapa si lo.
Alma: WOOOOI EXO KE INDONESIA WOOOI.
Alma: ASDFGHJKL
Presha: bodo amat ma (:
Menyebalkan. Sungguh. Ancur.
Dan jarum jam kini sudah pukul 4.30 dan berarti aku harus sudah siap – siap.
Drama dimulai,
Tengteng.
Masuklah aku dikelas. Melihat sekitar kelas ternyata dia belum juga datang.
Plank.
Dia muncul di hadapan ku sekarang. Seorang lelaki memakai baju kaus berwarna biru dengan tulisan "Am I Wrong?" dengan gagah memasuki ruangan. Seketika atmosfer disini lebih hangat dan membuat jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya.
Bilan Farhansyah.
Adalah seorang lelaki yang separuhnya fantasi dan separunya realistis. Fantasi? Ya dia anak yang sangat fantasi. Terkadang dengan fanatik dengan dunia khalayan nya, Ia sampai lupa kalau hari ini adalah hari ulang tahunnya.
Bilan bodoh, sangat bodoh.
Why i choosing him?
Guru les ku sudah masuk, kami belajar dengan kondusif. Ohya, guruku ini adalah seorang lelaki yang bekerja sebagai penerjemah surat kabar Indonesia. Dia sangat lancar dengan bahasa inggrisnya itu, Mr. Rendy.
"Okay class! Lets start with work in pairs. Farel, count!" Ajakannya untuk menghitung.
"1"
"Imam!"
"2"
"Yhanes!"
"3"
"Bilan!"
"4"
"Salim!"
"1"
"Naila!"
"2"
"Aulia!"
"3"
"Presha!"
"4"
Deg.
Gimana, gimana? Bakal apa yang dilakuin kalo mereka jadi satu ya? Sama – sama orang yang dipenuhi khayalan? : )
Dont forget to vomment!
Thankyou, xoxo!
KAMU SEDANG MEMBACA
Enchanted
Teen Fiction"Maaf sha. Bukan gue gamau nerima perasaan lo. Gue ga mau kita nanti pisah." ucapnya di pengujung jalan. Biarkan lah hujan membasahi bumi. Biarkanlah hujan menyelimuti ku dengan kepedihan. Biarkan hujan menyelimutinya dengan rasa penyesalan terdala...