"ah aku tidak ingin melihatnya lagi" ucap Rayhan pada dirinya sendiri. Tubuhnya berkeringat dan badannya bergetar. Merasa dirinya tidak akan berguna lagi jika Rayhan melanjutkan menenonton video itu lagi. Tapi otaknya selalu memintanya untuk menonton video haram itu. Video yang menampilkan seluk tubuh perempuan yang tidak dikenalnya, namun berparas cantik. Dopamine diotaknya sudah mengatakan kalau Rayhan merasa bahagia setelah menonton video-video itu.
Tapi tidak dengan hati nurani Rayhan yang berkata jangan, jangan lagi. Ku mohon jangan lagi, katanya. Kau mau masuk neraka karena menonton video itu lagi? Tanya hati nurani Rayhan. "satu video saja cukup mungkin" dan maaf untuk hati nurani Rahyan yang kalah dengan dopamine diotaknya.
Sudah menjadi hal yang biasa bagi Rayhan berdebat dengan otak dan hatinya sendiri. Menonton video itu lagi atau tidak?. Tapi otaknya selalu menang, dan setelah itu Rayhan kan menyesal karena sudah menonton video itu, menangisi perbuatannya, meminta ampun pada yang Maha Kuasa, tapi setelah beberapa hari kemudia Rayhan menonton video itu lagi. Lagi. Dan lagi. Begitu terus, berulang-ulang selama lima tahun.
Kali ini badan Rayhan benar-benar menggigil, berkeringat, tangannya bergetar, setelah lima belas menit Rayhan menonton video itu. Rayhan marah pada dirinya sendiri, Rayhan melempar smartphonenya. Lalu menangis, menangis sejadi-jadinya. "Kenapa seperti ini lagi Ya Allah, pantaskah aku menyebut nama-Mu yang Agung padahal aku setelah melihat sesuatu yang dilarang bagi mu? Masih ada kah pintu yang taubat yang terbuka untuk ku Ya Allah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Semua Karena XXX
Teen FictionRayhan menyadarai perubahan dalam dirinya. semuanya berubah, tingkah lakunya, pikirannya, dan tubuhnya. ia ingin berhenti setelah mengetahui akibat dari perbuatannya. kareana seseorang pernah bilang pecandu video porno sama saja dengan mereka pencan...