[Barista] 1999

66 15 8
                                    

Title: 1999

Author: lelleyven 

Main cast: Kim Sowon, Hwang Eunbi

Genre: Horror

Rating: T++++++

Length: Ficlet

Disclaimer: Untuk nama pemain, maaf jika salah marga. Dan untuk cerita ini murni pemikiran saya. DONT EVER PLAGIARISM!

Kau tahu? setelah mendengar cerita ini, kau tidak boleh menoleh kebelakang sekalipun. Aku peringati kamu, dan ikutilah ucapanku.

Jika tidak, kau akan mati.

----

1999

-----

Eunbi side

Suasan kelas yang tadinya riuh berubah mencekam setelah terdengar suara sirine di sepanjang lorong, tanda jika salah satu bagian bangunan ini asa yang terbakar.

Aku yang baru datang dan masih membawa tas langsung saja berlari keluar kelas dengan tetap hati-hati, agar tidak terluka.

Aku melihat Sowon yang terpaku melihat kami berlarian menuju lapang. Sedangkan dia sedang berdiri dengan posisi sebelah kaki terangkat dan menjewer daun telinga sendiri.

"Ada apa Eunbi-ya?"

Aku berusaha mengontrol napasku. Aku hendak berbicara, tetapi suara teriakan seorang perempuan menginterupsiku agar berhenti.

Seorang perempuan berlumuran darah tergeletak begitu saja. Di kepalanya terdapat celah panjang sehingga darah kental keluar dari dalam sana.

uhhh, menjijikan.

Perempuan yang berada beberapa meter dari tempat mayat itu menangis tersedu-sedu. Dia terus memanggil nama 'Yeri'.

Para guru sedang sibuk mengelilingi mayat yang mulai dihinggapi lalat, agar para murid menjauh. Mereka menutup mayat itu dengan barang-barang seadanya.

Boom!

Suara ledakan kembali terdengar. Aku menatap sekelilingku nanar.

Fyuh~

...

Semenjak kejadian itu, aku selalu mengurung diri di kamar. Karena jendela yang ada di kamar ini tidak bisa di buka.

Ibu menghampiri dan mengelus rambutku penuh kasih sayang.

"Ayo makan! Ibu sudah menyiapkan makanan kesukaanmu."

Ibu meraih tanganku dan membopongku dengan hati-hati. Seperti aku adalah sebuah gelas kaca yang akan pecah jika terbentur sedikitpun.

Aku rasakan tangan dingin itu menggenggam tanganku.

"Ibu sedang sakit. Jadi kamu juga harus makan, agar tidak sakit seperti ibu."

Aroma nasi merah, bihun goreng, dan daging bakar kesukaanku langsung menyeruak saat aku baru saja sampai di ruang makan.

Mataku menatap makanan yang ada di hadapanku ini. Tetapi perutku terus berbunyi minta diisi.

"Makanlah yang banyak."

Aku memandangi tangan itu yang memasukan nasi merah ke dalam mangkuk, lalu memberikannya kepadaku.

Aku mendongkak, dan...

[MAY] Staff Birthday EventTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang