Prolog

36 5 0
                                    

"Radit ngeselin!! Balikin buku gue" Teriak Dira dengan suara yang cempreng. Terlihat Radit dengan santai mencoret-coret bagian belakang buku Dira.

"Pelit banget sih, pinjam bentar napa" kata radit cuek.

"Ih, gue mau nyatet materi tentang organisme yang belum selesai tuh" kata Dira dengan geram sambil menunjuk papan tulis.

Seketika guru biologi yang bernama pak Agus itu menegok kebelakang. Memastikan siapa yang bikin ribut.

"Radit, Dira! Jika kalian berisik lagi, lebih baik kalian keluar" kata pak Agus memperingatkan mereka, untuk kedua kali nya.

Begitu pak Agus kembali menulis di papan tulis, Dira langsung merebut buku nya dengan paksa. Tapi karena Radit masih bersikukuh mempertahankan kan buku Dira, terjadilah tarik menarik. Tanpa sadar, buku Dira pun robek.

Krekk

Saat suasana hening, terdengar suara robekan yang begitu keras sampai pak Agus yang sedang menulis di papan tulis pun menoleh ke arah Radit dan Dira

"Kalian berdua!! keluar sekarang!" teriak pak Agus.

Dira bungkam. Begitu juga dengan Radit.

"Sekarang!! jika tidak, kalian bapak beri hukuman lain" kata pak Agus dengan geram.

Dengan pasrah, Dira dan Radit melangkah kaki nya untuk keluar kelas.

"Tuhkan gara-gara lo,gue jadi kena getah nya. ih ngeselin banget sih!" maki Dira.

Sedangkan cowok bertinggi 180 itu hanya diam saja mengabaikan perkataan Dira. Bagi nya, ini adalah anugrah. Karena tanpa repot-repot cabut lagi pun, ia sudah bisa keluar kelas.

"Radit lo budek apa gimana sih?"

"Ah bawel banget sih lo! Mau ikut gue ke kantin gak?" tanya Radit sambil menaikan sebelah alis nya

"Auk ah gelap. gue pergi aja daripada deket-deket sama lo cuman bikin gue makin tua" kata Dira dengan kesal sambil meninggalkan Radit.

Radit hanya menyeringai.
Baginya, menggangu Dira adalah hal menyenangkan. Jika tidak menggangu Dira, rasanya hidup tidak asik.

Story About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang