Kalung Liontin

99 8 0
                                    

-Sassya Pov-

Seperti biasa, setiap pagi gue akan bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Sama seperti 3 tahun yang lalu tapi sekarang bedanya engga ada lagi sarapan hangat disetiap paginya dan sekarang gue udah pakai seragam putih abu-abu bukan putih biru lagi.

Gue pun menuruni tangga dengan earphone yang berada di leher jenjang gue dan snapback yang gue pakai kebelakangin. Gue pun bergegas ke meja makan yang ternyata sudah ada mama. Gue duduk dan langsung menyantap roti yang dipakai selai coklat dan segelas susu hangat bikinan Bik Minah.

-Author Pov-

"Sya, besok malam Om Wisnu mengajak kita untuk Dinner keluarga." Ucap Rianti memberikan jeda sambil menarik nafasnya dan menghembuskannya pelan menetralisir kegugupannya.

"Trus?" Tanya Sassya acuh.

"Kamu mau kan malam ini Dinner bareng Om Wisnu?" Tanya Rianti cemas takut-takut Sassya menolaknya.

"Hmm..." Dehem Sassya yg berarti jawabannya 'iya' bersamaan dengan itu Sassya bangkit untuk pergi ke sekolah tanpa pamit kepada Rianti.

Rianti tidak menyangka bahwa Sassya akan menerima Dinnernya dengan Wisnu. Walaupun Sassya menjawabnya dengan datar, dingin, dan acuh.

Sudah 3 tahun ini Sassya bersikap Dingin kepada Rianti. Rianti hanya bisa menghela napasnya kasar.

Sama seperti 3 tahun yang lalu juga. Setiap pagi Sassya akan diantar kesekolah dengan Mang Diman. Bedanya tidak ada lagi curhatan hangat Sassya saat berangkat sekolah maupun sehabis pulang sekolah.

Hanya ada hanya keheningan dan Sassya yang menatap kosong keluar jendela sambil memegang kalung liontin yang diberikan Kelvin.

*FlashbackOn

28 November 2015

Kelvin mengajak Sassya untuk ketaman sekolah. Kelvin sengaja datang terlambat, ternyata ditaman sudah ada Sassya yang sedang duduk ditaman. Kebetulan Sassya membelakangi Kelvin, Kelvin berjalan mengendap-ngendap setelah sampai dibelakang Sassya. Kelvin menutup kedua mata Sassya menggunakan tanganya.

"Ih, Kelvin. Apaansih? Ngangetin aja..." Ucap Sassya sambil mengerucuti bibirnya. Kelvin yg melihatnya hanya tertawa kecil melihat gadis yg sudah setengah tahun dipacarinya itu.

"Sassya tutup mata dulu deh,,," Suruh Kelvin kepada Sassya.

"Engga mau aaah, kan tadi Kelvin udah nutup mata Sassya. Masa-"

"Sassya..." Potong Kelvin sambil menaikan sebelah alisnya.

"Iya,,, iya. Sassya tutup mata deh..." Jawab Sassya menyerah sambil menutup matanya dgn kedua tangan miliknya. Yang dibalas kekehan kecil oleh Kelvin.

Kelvin langsung mengambil sesuatu disaku celana miliknya. Ia mengeluarkan sebuah kalung liontin yg berkilau. Kelvin memakaikan kalungnya untuk Sassya bersamaan dengan itu Sassya membuka matanya dan terkejut karna dileher jenjangnya terdapat lionton yang sangat berkilau.

"Kelvin, ini untuk Sassya?" Tanya Sassya sambil memegangi kalung liontinya denga mata berbinar.

"Iya, kalungnya untuk Sassya. Sassya suka?" Jelas Kelvin sambil memegang kedua tangan Sassya.

"Suka banget, makasih Kelvin..." Ucap Sassya sambil tersenyum sangat manis.

"Iya sama sama, Sassya..." Jawab Kelvin lalu tangannya terangkat mengusap pucuk kepala Sassya.

*FlashbackOff

Satu air mata lolos dari mata cokelat milik Sassya. Selalu seperti ini, saat mengenang masa lalunya. Sassya langsung menghapus air matanya kasar.

Setelah 30 menit perjalanan dari rumahnya ia sampai di sekolahnya.

~SMA Angkasa Jaya~

Sekolah bertingkat yang berada di kota bandung dengan suasana yang msh asri.

Ia pun turun dari mobilnya setelah berpamitan kepada Mang Diman.

Sassya melewati koridor dengan menggunakan earphone yang sudah tersambung dengan ponselnya. Snapbacknya sudah ia masukakan kedalam tasnya.

Tidak ada lagi sapaan hangat dan senyuman ramah milik Sassya saat melewati koridor sekolahnya. Seperti biasa Sassya mengeluarkan aura dingingnya.

Tetapi begitu 'Queen Beauty' masih melekat di diri Sassya. Kesan dinginnya tidak mengurangi kecantikannya sedikit pun.

My Girlfriend is coldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang