Alang Arkano Muntaz

95 9 1
                                    

Sebelum kekelas, seperti biasa ia selalu mampir ketaman belakang sekolah. Taman ini cukup sepi dan nyaman bagi Sassya untuk menenangkan fikiranannya. Sassya duduk di bawah pohon yang cukup rindang lalu ia memakai earphone yang sudah tersambung diponselnya.

Matanya menerawang ke arah langit langit, tepatnya menerawang ucapan mamanya yang berniat akan menikah lagi.

"SASSYA..." Panggil seseorang yg membuat earphone yang berada di telinganya ia lepas saat seseorang memanggil namanya.

Seseorang itu adalah Alang. Alang dan Sassya kebetulan bersekolah di SMA yanqg sama, begitupun dengan Yasmin dan Bella.

"Kenapa, Lang?" Tanya Sassya Dingin tanpa menatap kearah Alang yang kini ada dihadapannya.

"Sya..." Panggil Alang lagi lalu mengenggam kedua tangan Sassya.

"Hmm..." Dehem Sassya menaikan sebelah alisnya bingung karna Alang yang mengenggam tangannya.

"Sya, lo tau kan? Kalo gue suka sama lo dari kelas 8?" Tanya Alang yang membuat alis Sassya terangkat tetapi ia tetap menjawabnya dengan sebuah anggukan.

"Gue suka sama lo sampe skrng, Sya ..." Jelas Alang yang lagi-lagi membuat Sassya bingung.

"To the point aja" Balas Sassya jengah karna Alang belum berucap ke intinya.

Perlu kalian tahu semenjak kejadian 3 tahun lalu, Sassya tidak suka dengan orang yang suka berbasa basi.

"Lu mau kan jadi pacar gue, Sya?" Tembak Alang untuk kesekian kalinya yang membuat Sassya menarik tangannya yang digenggam Alang.

Alang cowok berwajah tampan itu tak  pernah menyerah menyatakan perasaannya kepada Sassya.

Walau ia sendiri pun tau Sassya akan menjawab...

"Lo tau jawabannya, Lang" Jawab Sassya lalu membuang arah pandangannya.

Hanya itu yang dapat Sassya ucapkan saat Rendy menyatakan perasaanya.

"Apa gue engga pernah singgah di hati lu, Sya? Tiga tahun, Sya gue selalu nunggu lu!" Ucap Alang lalu tersenyum miris

"Lang-"

"Lo gapernah kasih gue kesempatan buat memperbaiki masa lalu lo. Apa gue engga bisa jadi bagian dari hidup lo, Sya?" Potong Alang menatap mata Sassya tepat dimanik matanya yang membuat Sassya menunduk lalu menggigit bibir bagian bawahnya.

"....." Sassya diam tidak berucap sepatah katapun.

Ya 3 tahun ini juga Rendy selalu ada disampingnya ketika Sassya membutuhkan seseorang untuk berbagi masalahnya, mengulurkan tangannya ketika Sassya terjatuh, menghibur Sassya di masa keterpurukannya, Sassya juga menganggap Alang sebagai sahabatnya.

Jadi Sassya bingung harus menjawab apa selain' Lo tau jawabannya, Lang! '

"Seenggaknya lu kasih gue kesempatan, Sya..." Tutur Alang yang membuat Sassya menatap matanya yang dapat Sassya lihat ada sebuah kesedihan dengan diiringi tatapan terluka.

Sebegitu jahatnya Sassya membuat seorang lelaki yang selalu ada untuknya terluka?

Sebegitu egoisnya Sassya yang tidak pernah memikirkan perasaan seorang lelaki yang selalu menghiburnya?

Sebegitu kejamnya Sassya yang membuat lelaki yang berdiri dihadapannya selalu memikirkan perasaanya daripada memikirkan dirinya sendiri?

-"Kau sangat jahat sekali Sassya" Ucap Otaknya

-"Tidak, Sassya hanya belum bisa melupakan masa lalunya" Ucap Hatinya

Semua ini karna masa lalunya. Dia terjebak dalam kisah masa lalunya. Ia jatuh sejatuh jatuhnya. Ia tak akan bisa bangkit sebelum seseorang dengan senang hati mengulurkan tangannya untuk membuatnya bangkit.

My Girlfriend is coldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang