Halllooo Linn balik lagi.
Maaf kalo seumpanya nggak sesuai harapan.
****
Pernikahan Yumi-Kaymil sudah berjalan selama lima bulan. Kini pasangan itu tengah berbahagia, karena Yumi saat ini mengandung buah hati mereka dengan usia kandungan yang memasuki bulan ke tiga. Masih sangat rentan dan riskan. Oleh karena itu Kaymil sangat over protective kepada gadis itu, sebenarnya bukan hanya Kaymil yang seperti itu, seluruh keluarga Ananta sangat protective terhadap Yumi.
"Kamu nggak boleh keluar kamar honey. Ingat pesan dokter." Yumi menghela napas kesal. Bagaimana tidak, hanya ingin menikmati udara segar di taman belakang paviliun utama saja suami tampannya itu sudah cerewet.
Yah. Memang benar saat ini mereka pindah di paviliun utama. Itu merupakan permintaan dari Bunda Carol yang khawatir dengan menantu kesayangannya yang tinggal sendiri saat Kaymil berangkat kerja. Tentu saja hal itu langsung di setujui oleh suaminya.
****
"Apakah kamu sudah mendapatkan informasi tentang dia?" Raut wajah tegas yang di keluarkan pria tua itu tidak dapat menyembunyikan gurat lelahnya. Pria yang diperkirakan berusia 30 tahun itu mendekat kemudian memberikan sebuah amplop coklat tebal.
"Semuanya sudah terangkum di dalam amplop itu tuan." Pria itu kembali berdiri tegak di belakang majikannya, orang yang sudah di ikutinya sejak usia 17 belas tahun.
Dibukanya amplop yang di berikan pemuda, seketika napasnya tercekat.
Akhirnya setelah sekian tahun dia bisa bertemu dengannya.
****
"Wahh dia menendang. Halo baby ini daddy." Kaymil merasakan tendangan kuat sang bayi yang dapat menyadari kehadiran sang ayah. Yumi hanya tersenyum dan membiarkan Kaymil berinteraksi dengan anak mereka.
"Si kembar tahu kalau daddy adalah kamu." Hal itu tentu membuat Kaymil tersenyum bangga.
"Iya dong. Aku yang tanam benihnya kok, hehehe." Yumi mencebik. Apa-apaan itu. Benih?
"Dilarang berbicara vulgar di depan si kembar."
"Maaf sayang, khilaf." Kaymil mengecup bibir istri mungilnya itu.
"Kira-kira jenis kelamin mereka apa yah?"
Yumi memutar matanya. Pertanyaan suaminya itu selalu terlontar saat dia sedang mengelus-elus perut buncitnya.
"Entahlah. Bisa jadi cowok-cewek, cewek-cewek, atau cowok-cowok. Kan waktu itu kamu nggak mau tahu jenis kelamin mereka." Jawaban itu membuat Kaymil mengerucutkan bibirnya.
"Aku bahagia banget. Rasanya semuanya lengkap. Aku akan selalu memberikan yang terbaik buat kamu dan si kembar, apapun itu." Putus Kaymil sambil menatap lembut istri mungilnya.
"Kami juga bahagia Ayah." Ucap Yumi sambil menirukan suara anak kecil.
Kaymil menatap pemandangan kesibukan kota dari dinding kaca besar di ruangan kerjanya. Matanya menerawang jauh seakan memperhatikan sesuatu, nyatanya dia tengah gelisah. Berita yang diterimanya sejam yang lalu membuatnya gusar, bingung apa yang harus dilakukannya untuk keselamatan keluarganya. Yah memang benar, satu kenyataan baru saja mendatanginya.
Flashback on..
"Boss, saya sudah menyelidikinya dan hasilnya sangat mengejutkan.

" Ini adalah foto yang kami ambil saat membuntutinya , dalam salah satu misinya. Dia tinggal di NYC dan memiliki peekerjaan sebagai mata-mata MI6. Terkenal cerdik, smart, dan memiliki rumah sakit sendiri tapi rumah sakit itu atas nama dr. Diana Margot, bibinya." Harry mengamati wajah atasannya.
"Dimana dia sekarang?" Tanya Kaymil saat Harry ingin melanjutkan penjelasannya.
Harry menghela napas panjang, nampak enggang menyampaikan kabar itu.
"Namanya Nania Anderson. Menurut data yang kami dapatkan dia meninggal 5 bulan yang lalu dan di kuburkan di kampung halaman dr. Diana, Oklahoma City. Bahkan kami sudah melihat kuburannya dan mengkonfirmasi dokumen kematiannya." Kaymil tampak menahan napasnya mendengar berita itu. Kini harapannya hanya tinggal dr. Diana, namun tetap saja dia ragu karena hal ini menyangkut masa depan keluarganya.
Flashback off..
Ini sangat sulit baginya, apalagi dia tahu bahwa pria itu mulai menyusun rencana. Sebenarnya Kaymil sangat berharap Nania masih hidup dan membantunya menjaga istrinya, namun takdir berkata lain.
Lamunan panjangnya buyar ketika bunyi panjang serta getaran yang berasal dari ponselnya, dia mengambilnya dan tersenyum ketika melihat nama yang tertera di layar ponselnya.
"Halo honey, ada apa?" Tanyanya lembut.
"Kamu bisa pulang sekarang tidak, aku pengen rujak cingur dan maunya sekarang." Kaymil terkekeh pelan mendengar suara itu. Istrinya tengah ngidam dan dirinya tidak akan menolak untuk memberikan apa saja yang diinginkan Yumi.
Setelah berjanji, Kaymil bergegas meninggalkan kantor dan menyuruh sekretarisnya mengatur ulang jadwalnya lalu sesegera mungkin mendapat keinginan istrinya.
Memenuhi keinginan ngidam istrinya adalah suatu yang sangat membahagiakan bagi Kaymil, tapi kalau disuruh untuk menghabiskannya merupakan hal yang menjengkelkan buat pria itu.
"Sayang, itu kan aku beli buat kamu. Aku keliling loh cari rujaknya, masa' kamu tidak kamu habiskan sih?" Kaymil berkata selembut mungkin agar tidak menyinggung perasaan Yumi, namun tetap saja hormon sialan milik wanita hamil tidak menanggapi itu dan membuat wanita itu tersinggung.
"Jadi kamu tidak ikhlas. Ya sudah lain kali aku minta pak Tono saja yang carikan." Kaymil hanya melongo.
Yumi pergi bgitu saja dari hadapan Kaymil. Wanita hamil itu sangat kesal dengan suaminya, dia juga merasa bahwa suaminya itu tidak ikhlas memenuhi keinginan ngidamnya.
Kaymil tersadar saat istri cantiknya itu tidak ada lagi disampingnya, dia meruntuki mulutnya yang tidak bisa mengontrol perkataannya.
*****
"Jaga dia dari jauh dan jangan sampai lengah karena pasti bahaya akan langsung menghampirinya." Wanita itu menatap dengan sorot tajam pria yang berdiri di depannya.
"Baik Nona."
*****
Bersambung.....
Maaf pendek.
Tolong kritik, saran dan votenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fille de Rêve
أدب نسائيWARNING !!!!! Kategori dewasa!!! Cerita ini di private. Tolong yang belum cukup umur jangan maksa baca yah. Enjoy in my story. #wattys2016