BAB 3

11.7K 376 49
                                    

H-2 pernikahan.

Kaymil nekat menuju pavilion timur rumah itu. Dia ingin bertemu Yumi. Saat pria itu melewati taman bunga,sosok yang dia rindukan terlihat duduk di ayunan sambil melihat memandangi hamparan bunga mawar. Angin sore berhembus dan menerpa wajah gadis itu membuat anak rambut yang menjuntai diwajah gadis itu berterbangan. Hal itu membuat Kaymil terpesona,gadisnya sangat cantik. Dengan sangat perlahan Kaymil mendekati gadisnya itu.

Tubuh Yumi tersentak saat merasakan sebuah tangan memeluknya dengan erat lalu hembusan nafas teratur berhembus di lehernya.

" bukankah kita dipingit ?" Tanya Yumi tanpa perlu menoleh,karena wangi pinus segar menguar dari tubuh yang mendekapnya.

"aku merindukanmu. Sangat merindukannmu." Pengakuan pria membuat aliran panas seketika mengalir kewajah mulusnya.

"ayo ikut denganku Mimi." Tanpa menunggu jawaban Yumi,Kaymil sudah menariknya menuju rumah pohon tak jauh dari taman itu. Gadis itu terkagum-kagum melihat interior rumah pohon itu.

"apakah kau menyukainya ?" lagi-lagi pria itu memeluknya dari belakang tanpa peringatan.

"kau tahu. Beberapa hari ini tanpamu sangatlah sulit. Bunda melarangku untuk bertemu denganmu,terpaksa aku menemuimu diam-diam seperti ini. Inikan sudah jaman modern,tapi masih saja tradisi itu masih saja ada. Menyebalkan." Keluh Kaymil dengan nada manjanya.

"memangnya kau tidak bisa bersabar hemmm. Ini tinggal dua hari  lagi." ucap Yumi sambil membalikkan badannya menatap wajah tampan Kaymil yang cemberut. Gadis itu memberanikan dirinya untuk mengelus pipi pria di hadapannya.

Sadar atau tidak jarak wajah mereka makin mengecil. Tangan Kaymil terangkat menarik pinggang Yumi untuk semakin menempel ke tubuhnya. Tanpa peringatan bibir merah milik pria itu menempel di bibir pink alami milik gadisnya. Lembut tapi intens. Namun semakin lama pergerakan bibir milik Kaymil semakin dalam dan menuntut lebih,sehingga Yumi membutuhkan nafas yang panjang untuk mengimbanginya. Mengetahui gadisnya membalas ciuman panasnya,Kaymil tersenyum.

Yumi tidak sadar kalau dirinya sekarang duduk di pangkuan calon suaminya. Tubuh Yumi menegang saat merasakan telapak tangan Kaymil yang dingin menelusup ke dalam kaos yang di pakainya dan meremas pelan kedua payudaranya. Akal sehat mereka kini melayang entah kemana digantikan dengan nafsu yang membara. Kaymil menjilat dan mengulum puncak dada Yumi yang telah menegang membuat sang empunya mengerang nikmat.

"i... mil.. ber..henntihhh. kita, arghh belum boleh melakukan itu." Cegah Yumi walaupun sepertinya mustahil karena Kaymil takkan mendengarkannya.

"aku mencintaimu Mimi, aku sangat mencintaimu." Pengakuan Kaymil membuat Yumi terharu dan mengeluarkan air mata. Melihat hal itu, gairah Kaymil langsung sulut seketika digantikan dengan rasa panic yang besar.

"ehhh, kenapa kau menangis baby? Apakah aku kasar? Apakah itu sakit? Aku minta maaf Mimi, aku akan berhenti. Aku akan melakukannya di malam pertama kita." Yumi terkikik melihat Kaymil yang panic namun salah sangka itu. Segera di tarik leher Kaymil lalu melumat bibirnya sebentar kemuadia membisikkan kata yang sangat di tunggu pria itu.

"aku juga sangat mencintaimu Imil. Aku tidak ingin kehilangan dirimu." Seketika Kaymil langsung mendekap erat tubuh mungil Yumi. Tanpa keduanya sadari di belakang mereka sudah berdiri dua wanita dengan wajah yang jengkel.

"aduuhhhh... aduuuuuhhh sakitt." Keluh Kaymil saat salah satu dari dua wanita itu menjewer telingannya.

"pantas saja Yumi tidak ada di kamarnya, ternyata kamu bawa dia kesini. Bunda kan sudah larang kamu Kaymil, dan karena kamu melanggar maka kamu harus dapat hukumannya." Ternyata kedua wanita itu adalah bunda dan oma, untung saja baju yang di pakai Yumi telah rapi.

Fille de RêveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang