Ballroom Rumble part 1

64 6 6
                                    

"Kami akan datang ke sana. Bersiaplah.

Cloud Strife"

Telah lama Squall mendengar tentang reputasi Cloud Strife dari dunia The Planet, atau 7th. Tentunya dia juga tahu bahwa dirinya sering diperbandingkan dengan tokoh utama FF7 tersebut. Entah mengapa membaca surat tantangan singkat tersebut membuat Squall Leonheart jadi bersemangat.

Reaksi awalnya selesai membaca email itu adalah "terserah deh."

Lima belas menit berlalu dan Komandan Ballamb Garden itu kini mengambil gunbladenya, kemudian menyabet-nyabetkannya dengan gerakan yang kuat dan akrobatis.

Squall mampu melompat tinggi dengan jurus Renzoku-ken nya, dia yakin bahwa spesialis gunblade adalah dragoon versi modern.

Cloud Strife akan datang!!
Dia anak emasnya Nomura-sama!!
Mungkin itu sebabnya kenapa aku sangat ingin menjajal kemampuannya.
Aku yakin aku tidak kalah dari Cloud!

Gunbladenya hampir saja mengiris leher wakil komandannya, Quistis Trepe yang baru saja masuk ke dalam ruangan. Mata biru si pirang itu terlihat lebar dan mematung. tampaknya dia lupa bernafas. Tentu saja, Squall nyaris membunuhnya.

"Lagi ngapain sih?" tanya Quistis, memeluk map hitam di tangan kanannya.

"Gak apa-apa," tentu saja Squall tidak akan memberitahu bahwa alasan dia terpicu untuk berlatih adalah karena surat tantangan dari Cloud. Bukan apa-apa, dia hanya malas bercerita panjang lebar. Tapi Quistis sudah menghampiri meja kerjanya dan memeriksa inbox.

"Ngapain kamu? Itu mejaku, dan emailku," kata Squall.

"Hanya memastikan sesuatu..." berhubung Quistis benar-benar membuka-buka komputer Squall, akhirnya si Komandan berlari ke meja kerjanya untuk menyelamatkan isi inboxnya.

Duel anrara dirinya dengan Cloud merupakan duel antara dua jago pedang fantasy dengan kekuatan superhuman. Yang satu SOLDIER yang meminjam kekuatan Mako, sedangkan yang lainnya tentara bayaran SeeD yang mendapat doping dari GF yang mereka install. Bila terjadi duel di antara keduanya, tentunya pertempuran sengit akan berlangsung dan dunia menjadi hancur berantakan. Bisa-bisa, karena penasarannya, tidak ada dari mereka yang mau berhenti atau mengalah.

Pertempuran hidup mati akan segera terjadi. Entah Squall atau Cloud yang akan menang, yang pasti, yang kalah mati. Tentunya Quistis cukup cerdas untuk meramalkan duel hidup mati itu dan akan mengupayakan segala cara agar tidak terjadi pertarungan antar keduanya.

"Ah, ternyata kau sudah membacanya.... huh...," Quistis kemudian membuka smartphonenya dan mengirim pesan bagi seseorang.

Sudah terlanjur dibaca!!

"Apa yang terlanjur dibaca?" tanya Squall.

"Orang-orang dari dunia Planet mau main kemari. Kunjungan persahabatan demi solidaritas karena mereka merasa Nomura-san tidak ada minat sama sekali untuk mengurus dunia kita," Quistis menjelaskan.

"Kukira cuma Cloud yang akan datang," Squall terdengar sedikit kecewa. Katanya, sejak tamat Advent Children, Cloud jadi penurut banget terhadap Tifa. Itu berarti, kalau Tifa ikut, maka duel yang telah dia nanti-nantikan itu takkan terwujud.

"Nah, lihat, email resminya baru saja masuk," Quistis kembali berpaling pada komputer hologram yang menyorot dari meja kerja Squall.

"A'o mAn-teMaNzzz ri dNia 8! Pa kbr c'muaNyahhH? Ni aQ, Yuffie! Aq n yg LaIn mw DtG k'cNa... CeLaud minTahh d ajArin DanCa... kiTa dtg cmuaNyahh jd RameEE bGTzzz..."

Sesungguhnya masih banyak lanjutannya lagi, tapi Squall sakit mata dan menyerah membacanya. "terserah deh!"

Sementara Squall meneteskan obat mata, Quistis membacakan sedikit demi sedikit, "Kita senang sekali dengan adegan pesta dansa antara Squall dan Rinoa, Tifa berharap dia bisa menari waltz juga seperti kalian bersama pacarnya, Cloud. Tapi izinkan kami untuk mementaskan drama FF8 seperti kalian mementaskan drama FF10 tempo hari lalu itu, ya! Kami rasa kalian sangat layak dibuatkan sequelnya. Kalau dari kami, tokoh utamanya adalah yayank Vivin, dari kalian harusnya om Seifer yang jadi tokoh utama sequelnya...."

Squall menguap dalam-dalam, menanti kapan surat itu berakhir.

"... untuk itu jangan lupakan pesta dansanya ya...tanda seru tiga buah. PS : maaf tadi Cloud nulis sembarangan, dia memang bodoh! Tapi sungguh ... kita gak ada niatan untuk menantang berkelahi. Kita cinta damai... kalian sama-sama hebat. Tak ada niat untuk menantang duel sama sekali. sungguh! percayalah! Dia juga tidak membawa buster sword yang diumpetin di tas gede kok.... jangan salah paham ya.... dan ... jangan duel ... ya.. pliss..."

Quistis menyudahi membaca surat tersebut.

"Bagaimana kalau kita undang juga MC dari seri lainnya?" tanya Squall.

Quistis melipat kedua tangannya dan tersenyum menggoda pada sang Komandan, "oh? Tumben kamu peduli."

"Kemarin dari Spira, sekarang Planet. besok-besok pasti juga akan berdatangan lagi. lebih baik kumpulkan saja mereka dalam satu event," kata Squall.

"Squall, kau menganggap mereka sebagai beban?" tanya Quistis.

Squall angkat bahu dan menjawab jujur, "aku hanya ingin irit waktu saja kok."

Quistis merasa sedikit kecewa karena sesungguhnya dia suka reuni seperti ini diadakan sesekali. Tapi apa boleh buat, ini perintah komandan.

to be continued...

[fanfic] Final Fantasy 8Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang