Satu

4.5K 496 10
                                    

Awan kelabu tampak menggantung di langit kota

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Awan kelabu tampak menggantung di langit kota. Menandakan sebentar lagi hujan akan mengguyur daratan Jakarta.

Seorang gadis berjaket hitam mendorong pintu cafe yang berada di depannya. Cafe yang dulu menjadi tempat sehari-harinya. Tidak banyak yang berubah dari cafe itu. Hanya saja, nampaknya cafe itu baru saja dicat kembali.

Keluar-masuk cafe tersebut sudah menjadi kebiasaan gadis itu semenjak ia menginjakkan kaki kembali di kota kelahirannya. Hanya liburan yang lumayan singkat. Namun, ada beberapa hal yang ingin ia selesaikan. Di antaranya adalah tugas-tugas dan beberapa project menulisnya. Cafe ini dipilihnya sebagai tempat favoritnya untuk mengerjakan hal tersebut.

Gadis itu memilih tempat duduk di pojokan, seperti biasa. Oh, rupanya tempat duduk kayu tersebut sudah berganti menjadi sofa cokelat yang empuk.

"Boleh saya catat pesanan anda?" tanya seorang pelayan yang mendatangi gadis berjaket hitam tersebut.

"Ya," katanya sambil tersenyum manis. "Cappucinonya satu, tiramisu satu. Udah itu aja,"

"Pesanan atas nama?" tanya pelayan itu lagi.

"Rara," jawab gadis itu. Pelayan tersebut hanya mengangguk dan berbalik meninggalkannya.

Rara mengeluarkan laptop kesayangannya. Mencoba menyelesaikan tugas-tugas dan beberapa project menulisnya.

Kemudian, pandangannya tertuju pada file foto-fotonya waktu SMA. Rara tersenyum saat membuka satu persatu foto tersebut.

Ada Abel, Adit, dan Rafi. Juga beberapa teman-teman sekelasnya.

Rara terhenti pada satu foto.
Fotonya bersama Aldo. Foto tersebut diambil saat mereka kelas 11. Masa-masa dimana mereka masih dua orang yang saling menyapa jika berpapasan, bukannya saling menyuguhkan ekspresi dingin.

Pikiran Rara melayang pada kejadian dua tahun lalu. Saat dimana dirinya masih sepengecut itu. Saat dimana dirinya tidak berani menemui Aldo dan membiarkan suratnya yang berbicara. Namun, Rara tetap meyakini bahwa some things are better left unsaid.

Tapi kalau dipendam bertahun-tahun? Gak logis juga, sih, pikir Rara dalam hati.

Sudah dua tahun berlalu, sudah puluhan orang yang datang dan pergi di kehidupan Rara.

Sudah dua tahun berlalu, namun perasaan itu tetap sama.

::::

Haai!! Ini lanjutan Jarak sama Waktu yaak!! Semoga suka!

Sorry for the typo(s) and dont forget to leave ur comments!!

{#2} SERINTIK PENJELASAN DAN SECANGKIR KOPITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang