3. Perjanjian

7.9K 399 15
                                    

Warning! Fanfiction ini bermuatan dewasa dan mengandung kata kata kasar bagi reader(s) yang belum cukup umur dianjurkan untuk tidak membaca.

Dimohon pengertiannya, tapi buat kalian yang dibawah umur boleh baca sih asal resiko tanggung sendiri.

×××

Taehyung mondar mandir di kamarnya sambil sesekali mengacak rambutnya frustasi. Bagaimana bisa seorang pemuas di bar masih virgin?

Hampir saja hasratnya terpenuhi sebelum Seulgi bilang bahwa dia masih virgin. Pikiran Taehyung kembali pada masa lalunya yang kelam.

Taehyung menggoyang goyangkan kepalanya lalu menelusupkan kepalanya di leher jenjang Seulgi. Membuat tanda disana.

"Ahh.."

Lumatan di leher Seulgi semakin lama melemah dan Taehyung tidak sadarkan diri.

"Yak, kau tak apa?" Seulgi menggucangkan tubuh Taehyung yang tak sadarkan diri. Seulgi lalu memindahkan Taehyung di sampingnya lalu melesat pergi.

×××

Seulgi sedang menunggu seseorang di cafe sekarang. Dia memesan cappucino seperti biasa, kesukaan mereka berdua.

Tak lama seorang datang lalu mencium singkat pipi Seulgi membuat pipi Seulgi memerah.

"Hai, sayang. Sudah lama tidak bertemu." Orang itu menyeruput cappucinonya, Park Jimin.

"Aku merindukanmu." Kata Seulgi sambil mencubit pipi Jimin.

Jimin mengelus pipinya yang merah, "Bagaimana pekerjaanmu?" Tanya Jimin.

Seulgi tidak mungkin mengatakan jika dia disewa oleh seorang anak remaja bernama Kim Taehyung. Bisa bisa seisi cafe ini hancur karena amukan Jimin.

"Baik baik saja." Jawab Seulgi, setidaknya dia tidak berbohong banyak karena pekerjaannya memang baik baik saja.

Jimin menghela nafas lalu memegang satu tangan Seulgi lalu menciumnya dengan lembut, "Tinggalkan club itu. Kau kerja saja di perusahaan ayahku."

Jimin dan Seulgi sudah menjalin hubungan sebagai pasangan kekasih semenjak satu tahun yang lalu saat pertemuan tidak sengajanya di trotoar saat mereka sedang sibuk dengan gadgetnya lalu Jimin yang merasa bersalah akhirnya mengajak makan malam Seulgi dan berakhir seperti ini, sepasang kekasih.

"Aku tidak mau. Lagipula aku hanya lulusan SMA." Kata Seulgi. Jimin ingin berkata sesuatu tapi Seulgi tiba tiba mengambil tasnya dan pergi.

"Kali ini kau yang traktir, maafkan aku sayang."

Seulgi sekarang sedang menunggu bis, dia memikirkan perkataan Jimin tadi. Ada baiknya jika dia bergabung dengan perusahaan ayah Jimin toh Jimin juga tidak keberatan dengan pekerjaannya sebagai pemuas di bar. Tapi entah mengapa dia tidak ingin meninggalkan Taehyung. Dia ingin lebih lama dengannya.

×××

Seulgi memasuki kamar Taehyung yang bersih dengan semua yang serba putih. Dia duduk di tepi ranjang Taehyung sambil mengamati wajah Taehyung seksama.

Tangannya tiba tiba mengelus rambut Taehyung pelan, air mata sudah tidak bisa dibendung lagi itu tumpah mengenai wajah Taehyung.

"Asin."

Seulgi menarik tangannya kembali lalu menghapus air matanya.

"Kau sudah sadar?"

"Seperti yang kau lihat."

Taehyung bangun dari tidurnya, keheningan terjadi beberapa menit.

"Aku tidak suka dengan wanita yang masih virgin, asal kau tahu!" Kata Taehyung, dia tidak menatap Seulgi sama sekali.

"Apakah kau mau membatalkan perjanjian kita?" Tanya Seulgi.

Best Bitch EverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang