I untuk Iris

8.6K 1.1K 58
                                    

Dinding kamar bercat abu-abu cerah itu jadi saksi ketika dua orang putra Adam melumat satu sama lain lewat pandangan. Dua pasang iris cokelat bersebrangan, intens menatap kekasihnya tepat di mata. Tidak ada kata, hanya deru napas semata.

Tegar menatap lewat dua pasang bola mata gelapnya. Alfan tahu artinya. Dia paham benar makna di balik sorot mata yang kerap kali membiusnya itu. Namun, sepertinya jawaban dari Alfan yang kerap kali realistis menyerempet pesimis tidak akan memuaskan Tegar yang bisa jadi adalah pusat dari keoptimisan jagad raya.

"Alfan."

Kemampuan berpikir seketika lumpuh ketika senyum itu merenggang sempurna.

Tegar tidak menyembunyikan wajahnya yang sudah memerah, katanya, "Gue sayang sama lo. Sayang. Banget."

Bintang di langit kehilangan pendarnya-cahaya paling terang justru kini tersorot dari kilat mata Tegar. Jarak mereka kini tak lebih dari dua jengkal. Hening jadi pemanis suasana, sebelum akhirnya salah satu memilih mengambil langkah lebih dahulu.

Segala logika dirampas begitu Tegar mengecup bibir Alfan. Awalnya sekali, lalu dua kali. Hingga yang ketiga, lumatan itu menjadi lebih menuntut. Mendadak, punggung Alfan menindih permukaan kasur yang empuk. Kemeja kotak-kotak yang ia kenakan tersingkap. Napas terdengar lebih memburu. Sepasang mata Alfan mengerjap akibat kecupan Tegar yang jatuh pada pundaknya-entah sejak kapan kaus oblong yang dikenakan si pemain futsal sudah tak menutupi tubuhnya.

"Alfan-"

Itu adalah terakhir kalinya Tegar menyebut nama sang kekasih. Setelahnya, hangat datang bertubi-tubi, memicu rangsangan yang membuat panas menjadi-jadi. Setiap gesekan berhasil menciptakan desah dan erang. Libido memuncak, sementara logika berserakan. Napsu menghentak dalam lumatan dan gigitan.

Di antara sentuh dan raba, dua pasang iris itu tidak pernah absen memandang satu sama lain.

.

.

.

***
Karena implisit itu nggak kalah seksinya sama eksplisit//dor.

Wattpad jadi sering error btw :"> susah publish, gak ada notif pula hiks.

From A to ZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang