04 - Astronaut

180 15 1
                                    

Cast:

Avril Lavigne as herself

Chad Kroeger as himself

.

"Apakah aku satu-satunya orang yang diciptakan bersama kesendirian?"

***

Can anybody hear me? Or am I talking to myself?

Rasanya menyakitkan sendirian berada di tempat ini. Bagaikan berada di sebuah planet yang tidak aku ketahui apa namanya. Jujur saja, aku merasa tidak pantas hidup di dunia yang menyakitkan ini. Aku tidak mempunyai satupun teman. Aku hidup sendiri. Orangtuaku sibuk mengurusi bisnis mereka sampai melupakanku.

Namaku Avril dan aku sangat membenci diriku. Tidak ada satupun yang mau mengerti akan perasaanku. Aku hanya bisa terdiam, duduk sambil memandangi jutaan bintang di atas sana. Itu mampu membuat perasaanku lebih baik. Di atas sana, bintang-bintang seakan-akan tersenyum padaku berusaha menghilangkan rasa sepiku.

Jika aku bicara, tidak ada satupun orang yang mendengarkanku. Aku sering berusaha untuk baik dihadapan teman-temanku tapi mengapa rasanya mereka tidak mempedulikanku dan hanya menganggapku sebagai sosok yang tak terlihat? Pasti sakit kan jika kau diabaikan oleh orang? Itulah yang aku rasakan. Sampai sekarang aku tidak tau mengapa Tuhan menjadikanku sebagai gadis penyendiri yang tidak pernah merasakan kebahagiaan apapun.

Sebenarnya hidupku ini sempurna. Aku tinggal di rumah yang mewah bagaikan istana. Tapi orangtuaku jarang pulang ke rumah. Huh! Sama saja aku tinggal di tempat yang mengerikan. Semenjak kecil orangtuaku jarang memberikan waktu untukku. Aku hanya bisa iri dengan teman-temanku yang walau hidupnya pas-pasan tapi memiliki orangtua yang sangat menyayangi mereka.

Aku memandangi wajahku di depan cermin. Wajah yang cantik dan manis. Tapi aku tidak yakin apakah aku cantik. Rambutku pirang, lurus tanpa ada model apapun. Begitulah aku. Aku kelebihan sederhana. Di zaman sekarang ini kebanyakan anak-anak cewek mengikuti trend sedangkan aku tidak.

"Is anyone there at all?" Tanyaku.

Lucu rasanya bicara sendiri di depan cermin. Aku memang suka bicara sendiri dan dikatakan orang gila. Aku merasa ada jiwa lain dalam diriku yang bisa kujadikan teman bicara. Miris memang. Setiap harinya aku berbicara dengan diriku tanpa merasa kalau aku sudah gila.

Am I just running empty in this search for someone else?

Adakah sosok lain yang merasakan hal yang sama dengan yang aku rasakan? Kurasa tidak. Aku sudah lelah mencari sosok yang tepat untukku. Semua orang tidak ada yang mau menjadi temanku. Rasanya memang aneh. Aku bagaikan penyakit yang harus dihindari padahal aku bukanlah penyakit.

Aku sudah lelah menangis. Menangis dalam kesendirian. Toh tidak ada satupun yang merasa kasihan padaku sekalipun aku menangis sekencang mungkin. Hidup ini memang tidak adil, sungguh! Aku benci hidupku! Ku harap aku menemukan seseorang yang tepat untukku meski rasanya mustahil.

***

It doesn't look right through me, It's all just static in my head. Can anybody tell me why I'm lonely like a satellite?

Kuliah sangat membosankan. Aku duduk di kursi paling belakang dengan gaya ogah-ogahan mendengar penjelasan dosen, toh dosen itu juga tidak peduli padaku. Bagiku ini tampak tidak benar. There's must be something wrong. Tapi aku tidak tau hal apa yang membuat semua ini salah.

Setelah kuliah berakhir, aku memutuskan pergi ke kantin karena aku sangat lapar. Tidak ada satupun orang yang menyapaku, bahkan melihatku. Biarlah. Kau memang lebih baik sendiri, mungkin begitu pikir Tuhan.

Get Your Heart On! (Kumpulan One Shoot) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang