Prolog

1.1K 63 3
                                    

Dengan langkah pelan aku kembali menyusuri jalanan ini, jalan yang selalu menghubungkanku dari sekolah menuju rumah.

Sambil terus berjalan, sesekali aku memandangi sekitaran jalan tersebut berharap ada sesuatu yang membuatku tertarik.

Tap~ langkah kakiku terhenti ketika mataku menangkap sesosok yeoja yang tengah berdiri ditepi jalan sambil memaki-maki seorang yeoja tua yang tampak seperti ibunya sendiri.
.
.
.
"Neo gwaenchana?" Tanyaku kepada yeoja tua tadi setelah si yeoja muda meninggalkannya.

"Eh..." yeoja itu tersenyum kearahku. "...nan gwaenchana" lanjutnya.

"Apakah yeoja tadi anak anda?"

"Nde, aku melarangnya pergi bersama teman-temannya kali ini karena dia selalu saja pulang larut malam dan selalu saja menghabiskan banyak uang, tapi dia malah memarahiku" jawabnya sambil terisak menangis.

Aku hanya menepuk-nepuk pundaknya mencoba untuk menenangkannya.
.
.
.
.
.
"Jam 21.30" ucapku pelan sambil melihat kearah jam dindingku. Aku pun segera berlalu pergi keluar dari rumahku dengan pakaian dan topi yang serba hitam.
.
.
.
.
"Hai nona" aku menghentikan langkah seorang yeoja yang tengah melintasi jalanan sepi, tanpa menunjukkan sedikit saja wajahku padanya. (Perlu diketahui yeoja yg dihentikannya adalah yeoja yg dilihatnya tadi).

"nu... nuguya?"

"Apakah kau bersenang-senang hari ini? Dan bagaimana dengan eommamu? Apakah dia juga bisa bersenang-senang sepertimu? Apa menurutmu mencari uang itu semudah menghabiskannya?"

"Ya!!! Nuguya?!! Kenapa kau begitu ingin tau tentangku?"

"Siapa aku? Heh..." aku tersenyum tipis kearahnya sambil menampakkan wajahku, dan memperlihatkan sebuah pisau yang mengkilat tampak begitu tajam dengan sebuah ukiran huruf L.

"L... L?" Wanita itu membulatkan matanya karena terkejut dengan apa yang barusan dilihatnya. Dia pun mencoba berlari menghindariku, aishh bukankah itu sia-sia saja? Aku masih bisa mengejarnya.

"ARRGGHH" wanita itu merintih kesakitan ketika aku menancapkan pisauku ke punggungnya hingga tembus ke perutnya.

"Mau ku beritahu rahasiaku? aku sangat benci melihat orang yang suka menyakiti hati orang tuanya, itulah rahasiaku. Bukankah lebih baik jika eommamu kehilanganmu, eoh?"

"Ka... kau ke... kejam L" ucapnya di sela-sela ambang kematiannya.

"Kejam? Haha bukankah sama kejamnya denganmu"

Sreett~ aku menarik pisauku dengan kasar, lalu meninggalkan tubuh wanita itu begitu saja sambil tersenyum puas.
.
.
Sekian prolognya.
.
Don't forget to vote & comment for me readers ^^
.

KILLER [Complite]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang