Prolog

282 38 0
                                    

'Duh, jangan terlalu deket, dong!'

Aku menutup mataku, terus memohon dalam hati kalau orang di depanku hanyalah ilusi. Sialnya, saat hitungan keenam dan mataku terbuka, orang itu tetap berada di depanku. Aku terus menggeleng dan menengok ke samping, nggak mau melihat matanya yang membuatku meleleh.

"Please, stop," bisikku, sudah mulai frustasi karena keintiman yang tidak biasa ini.

Kemudian, tiba-tiba sesuatu menempel di pipiku, dan temponya secepat kilat, tetapi membuat jantungku berlari secepat cahaya. He's really getting my nerves.

Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang