0.2

1.1K 57 19
                                    


"Vi, gue nitip air mineral aja. Yang dingin ya!" pinta Ify yang diacungi jempol oleh Sivia yang sedang berjalan bersama Agni menuju kantin.

Mood ify benar-benar dalam keadaan yang sangat baik atau bahkan lebih baik daripada biasanya. Siviapun merasakannya saat menyapa Ify tadi pagi. Ada perubahan kecil yang ditunjukkan gadis itu. Dalam diam Sivia tersenyum senang.

Lima menit menunggu Sivia menaruh sebotol air mineral dingin pesanan Ify dimejanya. Seperti biasa, Ify akan sibuk membaca novel atau karya sastra yang lainnya saat mempunyai waktu luang.

"Lo keliatan beda, lebih bahagia hari ini." Komentar Sivia, tangannya mencomot roti panggang yang ia bawa dari rumah.

"Gak tau, mungkin karena kemaren hari minggu dan sekarang hari senin."

Sivia menyerit bingung lalu menyentil dahi Ify yang masih sibuk membaca. "Apa hubungannya neng?"

"Vi, jangan anarkis gini dong." Keluh Ify sambil mengusap dahinya yang disentil.

"Biar otak lo bener. Mau?" Sivia menyodorkan kotak makan yang masih tersisa dua roti panggang.

"Gue gak laper sih, Cuma ya lumayan lah." Ify mencomot satu roti lalu memakannya sambil membaca novel.

"Gaada hari tanpa baca ya lo. Yaudah gue mau ngadep Bu Heni dulu, agaknya gue kena remed kimia."

Ify mengangguk lalu memberi kata 'semangat' untuk Sivia. Ya memang sahabatnya itu sangat lemah dalam pelajaran Kimia dan Fisika.

[]

Latihan teater sudah usai dari setengah jam yang lalu. Sekolahan sudah sepi walaupun masih tersisa kendaraan beroda dua yang masih terparkir. Sudah pukul setengah enam namun Alvin belum juga datang menjemputnya.

Alvin memang selalu saja terlambat. Contohnya saat ia membantu mengobati Rio kemarin itu karena Alvin yang telat menjemputnya dan saat bertemu beralasan ia sudah menghampiri sekolahnya dan tidak menemukan Ify disana. Ya jelas saja, sekolah sudah usai lebih dari dua jam dan Ify pun memutuskan untuk menunggu angkutan umum sampai akhirnya ia menemukan Rio yang dibawa tukang becak dengan tubuh penuh memar dan luka.

Dan sore diSenin yang mendungpun Alvin sepertinya sedang sibuk dengan tugasnya sebagai ketua OSIS merangkap sebagai ketua Basket.

Ify menghela nafas. Berkali-kali melirik ponselnya yang sama sekali tidak ada notifikasi dari Alvin.

Ify kembali menelfon Alvin, namun jawaban dari mbak-mbak operator membuat Ify berdecak kesal.

Suara motor berhenti dihadapan Ify membuatnya mendongak penasaran, siapa yang berhenti dihadapannya. Seorang cowok berjaket kulit hitam dan bermotor ninja hijau. Cowok itu membuka helmnya.

Cowok itu, Rio.

"Nunggu jemputan? Bareng aja searahkan." Ajak Rio sambil tersenyum ramah.

Ify terdiam sejenak mengatur detak jantungnya yang berdebar menggila. Ah sangat aneh.

"Oke." Jawab Ify sambil mengangguk.

Ia memposisikan tubuhnya miring tanpa berpegangan kepada apapun. Ya tidak mungkin juga ia berpegangan pada jaket Rio atau bahkan memeluknya dari belakang, ia sungguh mempunyai akal untuk tidak melakukan itu walaupun secuil hatinya menyoraki untuk melakukan seperti itu.

Rio memacu motornya dengan kekuatan sedang, dijalanan yang lengang dengan awan abu-abu sedikit pekat yang menaungi.

[][][]

Ify mengeratkan sweater pinknya. Udara pagi ini sangat menusuk tulang ditambah rintikan hujan yang membasahi sebagian kota.

Langkahnya dikoridor menggema, baru sedikit siswa yang datang padahal waktu menunjukan pukul tujuh. Mungkin mereka lebih senang bergelung dibawah selimut.

Mata Ify menyipit saat melihat Rio berada di undakan menuju kelas sepuluh. Bukannya dia ada dilantai empat? Lalu mengapa ia duduk disini.

Rio yang sedang asik membalas chat dari Shilla mendongak, mendapati Ify yang menatapnya bingung.

"Hai," sapa Rio.

Ify tersenyum salah tingkah, lalu menjawab sapaan Rio.

"Kantin yuk! Temenin gue, gue bayarin. Kayanya kbm juga bakal ngaret."

Ify menimang sebentar, ia juga tadi belum makan.

"Ayo! Gue bayarin." Rio menarik tangan Ify secara spontan, sedangkan Ify mengikuti langkah Rio dari belakang dengan pikiran yang melayang kemana-mana.

Tentu bukan sekali dua kali ia didekati cowok, namun ia langsung menolak mentah-mentah, namun berbeda dengan Rio, ia malah menuruti cowok itu, bahkan seingatnya ia tak pernah menolak ajakan cowok itu.

Ify mengenyahkan segala argumen yang ada diotaknya, dan meyakinkan pada dirinya sendiri bahwa Rio hanya ingin berteman dengannya atau berterimakasih karena sudah membantunya.[]

[]

Sampai dikantin tadi Rio menyuruhnya memesan sesuatu, tadinya ia menolak namun setelah dipaksa akhirnya Ify memesan secangkir teh hangat. Rio memesan sepiring nasi goreng serta secangkir teh hangat juga.

Dari sini, Ify banyak mengenal Rio. Ia menyesap teh hangatnya, lalu memperhatikan Rio yang lebih memperhatikan ponselnya daripada menyuap nasi goreng.

Rio menaruh ponselnya dengan raut wajah sedikit muram.

Ify menyerit melihat perubahan raut wajah Rio lalu bertanya, "Ada masalah?"

Rio menggeleng lalu melanjutkan makannya, bahkan sampai selesai Rio tak membuka suara. Ify pun tak acuh, untuk apa juga ia harus membuka suara kalau tidak dapat balasan.

Kejadian itu dipagi hari, sedangkan sekarang Rio memintanya menunggunya bermain futsal. Hari ini bukan jadwal ekskul futsal, karena jadwalnya adalah Rabu dan Sabtu sore. Tapi, yang Ify tau Rio mempunyai banyak koneksi sehingga dapat mengumpulkan teman-temannya disini.

Meleset! Rio menendang dengan asal.

Rio mengerang kesal. Teman setimnya hanya menepuk-nepuk punggung Rio, menyuruhnya untuk sabar dan bermain lebih berstrategi.

Rio tak melanjutkan permainan, ia berlari menuju Ify dan menyambar sebotol air mineral yang digenggam Ify.

"Rio, itu kan bekas gue. Itu punya lo," Ify menyodorkan botol mineral yang berada disampingnya

"Gak papa, lagian sama-sama air kan." Jawab Rio, sambil kembali meneguk air mineral yang direbutnya dari Ify. Ia mengatur nafasnya yang sudah ngos-ngosan.

"Guys, gue cabut ya!" teriak Rio sambil menggandeng Ify meninggalkan lapangan. Sengaja untuk tidak ganti dan membiarkan keringat yang berucuran.

Dalam diam, Ify menggeleng pelan, cowok dihadapannya ini menyimpan sejuta tingkah.

[][][]

Marhaban ya ramadhan. Maafin astry kalo punya salah ya, dan aku rasa bakal fast update bcs nulis bakal jadi pengisi buat nunggu buka puasa. Mungkin juga bakal ada cerita baru (maruk banget nih, belum selesai udah buat lagi).

Do'akan gak stuck ya.

Senin, 6 Juni 2016

5:58

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 06, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dear RioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang