Seminggu yang lalu....
Keyla berada di bandara Internasional John F. Kennedy Washington DC. Tujuan kedatangan perempuan berusia dua puluh dua tahun itu ke Washington untuk mengunjungi kakaknya atau lebih tepatnya ingin hidup bersama sang kakak. Keyla berasal dari Perancis—Paris, kota yang terkenal dengan julukan kota seni dunia.
"Di mana sih Kakak, aku sudah menunggunya satu menit tapi dia tidak kunjung tiba. Apa dia lupa kalau aku bakal ke sini? Lihat saja apa yang akan aku lakukan padanya saat dia datang!" Kesal Keyla menggunakan logat Perancis yang kental.1 menit.
2 menit.
3 menit.
4 menit.
5 menit.
Gadis itu menghela napas, saking lamanya dia menunggu Azka sang kakak yang tidak muncul untuk menjemputnya, ia berseru sambil mengibas-ngibaskan rambut dibiarkan tergerai indah. Tapi semua itu tidak kunjung lama saat tangannya mengambil ikat rambut untuk menggulung rambutnya ke atas. Musim panas, membuat suhu tubuhnya harus menyesuaikan diri.
"Oh God aku lelah menunggunya!" Jerit Keyla keras hingga sebagian orang menatap ke arahnya dengan pandangan aneh lalu kembali ke rutinitas seperti semula.
Tiba-tiba Keyla terperanjat saat kedua matanya ditutup oleh orang. Dia tidak mengenal siapapun di negara ini. Hanya satu orang yang ia kenal, tidak mungkin orang asing yang nekat menyentuh tubuh orang sembarangan.
"Lepaskan tanganmu," pekik Keyla. Ia terus memberontak supaya orang yang menutupi matanya segera terlepas.
Keyla terus berpikir mencari cara agar ia bisa terbebas dari orang ini. Ide pintar langsung terlintas di benaknya, Keyla menginjak kaki orang itu dengan kencang. Seketika orang itu langsung melepaskan tangan sambil menjerit kesakitan.
"Aduh ... sakit..." rintihnya sambil duduk memegang kaki yang kesakitan dan matanya langsung menatap tajam ke arah Keyla.
Mata Keyla mendelik, lalu berpura-pura memasang wajah terkejut seolah dengan reflek tangannya menutup mulut saat sadar siapa yang baru saja dia injak. Siapa lagi kalau bukan Azka—kakaknya yang telat menjemputnya.
"Uhhh ... Kakak aku sudah menunggumu selama tiga puluh menit di sini, lihat kakiku yang cantik ini lumutan menunggumu," rengek manja Keyla tanpa dosa pada sang kakak agar Azka tidak marah padanya.
"Apa katamu? Aku hanya telat lima menit bukan tiga puluh menit seperti tuduhanmu itu!" bantah Azka dengan raut wajahnya yang masam.
Keyla melipat kedua tangannya. "Sama saja AZKA RONALDO STEVAN! Kau membiarkan Adikmu ini kesemutan menunggumu," delik Keyla menekan nama kakaknya.
Nama belakang mereka memang berbeda, karena Keyla bukan adik kandung dari Azka. Kejadian terjadi sekitar enam tahun yang lalu. Ayah Keyla meninggal karena mengalami kecelakaan lalu lintas beruntun hingga memakan banyak korban, sedangkan ibunya sakit parah dan menyusul sang ayah kurung waktu yang singkat. Sebelum ibunya benar-benar pergi jauh, wanita sekisar usia lima puluhan itu menitipkan Keyla, anak satu-satunya kepada sahabat yang kini sudah dianggap orang tua kedua oleh Keyla saat ini.
Keluarga mereka sangat dekat karena rumah mereka pun saling berdekatan, bahkan Keyla dan Azka mendapatkan julukan saudara kembar yang ke mana-mana selalu bersama. Kedekatan keluarga itu membuat ibunya Keyla merasa percaya jika bisa meninggalkan anaknya dalam keadaan damai tanpa rasa cemas sedikitpun.
"Tadi kelumutan sekarang kesemutan nanti apalagi kejemuran? Kau ini tidak berubah sama sekali, dari kecil hingga sekarang tetap saja menyebalkan," ejek Azka pada Keyla, sang adik langsung memasang wajah cemberut karena dikatain menyebalkan oleh Azka.
Keyla menarik napas. "Ya ampun, c'mon aku sudah besar, jangan anggap diriku anak kecil lagi," entah sudah keberapa kalinya Keyla merengek manja.
Azka menaikkan satu alisnya menatap Keyla. "Tentu saja kau sudah besar, hanya postur tubuhmu yang berubah lebih sexy. Tapi masalah kepribadianmu tidak sama sekali," kekeh Azka menggoda adiknya ini.
"Kakak jangan gitu, aku sekarang lelah mau cepat bertemu kasur. Kakak jangan lupa bawa koperku!" Perintah Keyla pada Azka bagaikan seorang ratu pada budaknya.
Mereka berdua meninggalkan bandara, Azka berjalan di belakang Keyla yang sedang asyik bernyanyi. Sedangkan dirinya membawa semua barang bawaan milik Keyla sambil tersenyum, ia menatap punggung adiknya.
Gadis ini tidak berubah sama sekali tetap saja memaksa. Kata Azka dalam hati dengan jengkel tapi dia terus tersenyum miring melihat tingkah laku Keyla yang sangat ia rindukan.
📚TBC📚
Apakah masih ada yang menyimpan cerita ini?
Sudah cukup lama rasanya aku unpublish cerita ini. Btw, aku hanya ingin memperbaiki beberapa kalimat dan alur yang tidak masuk akal. Siapa tahu kalian rindu dengan anak pertama ku di dunia wattpad ini 😭Jadi, jangan lupa juga untuk selalu baca cerita-ceritaku yang lainnya ya...
Bagi yang baru menemui cerita ini jangan lupa untuk ditambahkan ke perpustakaan. Untuk lebih mengenalku kalian bisa ikuti:Instagram : citra.puteri00
Facebook : Citra Puteri
KAMU SEDANG MEMBACA
I BELIEVE MY DESTINY
عاطفية⚠️ WARNING ⚠️ Rayen Albaret Adalsonh memiliki segalanya. Tampan, kaya, jenius yang hampir tercipta sempurna. Tetapi dibalik kesempurnaan itu ia memiliki sifat yang sangat angkuh, keras kepala, dan pemaksa. Takdir memang tidak bisa ditebak oleh siapa...