Dua

19 1 0
                                    

"Gue tau lo masih ragu buat cerita tentang masalah lo ke gue. Gue harap maklum. Kita juga baru bertemu tadi pagi. Gue yakin suatu saat lo bakal mampu nyeritain kisah lo ke gue. Dan sampai saat itu tiba, gue bakalan tetap setia disini menunggu lo yang bakalan dateng nyari gue buat nyeritain semuanya"

"Maaf, bukannya gue ga percaya sama lo. Tapi gue rasa belum saatnya gue terbuka sama lo" dengan hati-hati Clara menjawabnya

"Ga masalah, santai aja Ra. Gue juga pasti ngelakuin hal itu kok, kalau gue ada di posisi lo"

"Thanks. Oh ya, ada yang mau lo cari disini? Atau lo mau lanjut keliling?" tanya Clara mencoba mengalihkan pembicaraan

"Ngga ada, gue mau lanjut keliling ini"

"Mau gue temenin? Yah itung-itung ucapan terima kasih gue ke elo. Gue bakalan ngasih tur keliling sekolah gratis. Gimana?" tawarnya

"Hmm boleh juga ide lo"

"Okey, sekarang lo mau kemana? Ntar gue tunjukin arahnya"

"Gue lagi pengen berenang nih, bisa tunjukin arahnya nona manis?" goda Brian tak lupa dengan senyumannya yang bisa dibilang manis untuk ukuran cowok cool seperti ini

"Baiklah mari saya antar tuan, haha"

Mereka pun pergi ke kolam renang. Terlihat Brian senang sekali menggoda Clara. Dan godaan Brian itu membuat Clara tertawa lepas. Tak biasanya Clara dapat dengan mudah beradaptasi dengan orang baru secepat ini. Apalagi dia adalah seorang cowok. Clara sebenarnya masih memiliki trauma terhadap cowok. Ia memiliki trauma ini sejak 3 tahun lalu, ketika ibunya meninggal akibat kecelakaan tunggal. Ibunya saat itu menabrak bahu jalan ketika hendak pulang dari Studio musiknya. Ketika dikabarkan dari dokter bahwa ibunya tak dapat diselamatkan lagi, ayahnya memutuskan untuk mencari kesenangan kesana kemari. Sampai akhirnya tepat satu tahun ibunya meninggal, ayahnya memutuskan untuk menikahi seorang wanita, yang merupakan rekan kerja ayahnya sendiri. Ayahnya memutuskan untuk meninggalkan Clara sendiri, disaat Clara masih berduka atas kehilangan ibunya. Ia harus berduka lagi karena kehilangan sosok seorang ayahnya. Tak lama dari itu juga Reno sang pacar yang dulunya teman semasa kecilnya, harus meninggalkan Clara. Tak ada salam perpisahan dan juga kata-kata 'putus' dari mereka. Reno pergi begitu saja meninggalkan Clara, yang sampai saat ini belum ada kabar sama sekali. Lengkap sudah penderitaan yang dialami Clara. Oleh karena itu, setiap dia melihat cowok dekat sedikit saja dengannya, ia akan segera melarikan diri dan menjaga jarak. Tetapi semenjak ia bertemu dengan Mike sang ketua osis yang merupakan seseorang yang ia kagumi sejak awal, ia merasa mungkin sudah saatnya ia membuka hatinya kembali untuk berada dekat dengan cowok yang bisa membuatnya nyaman. Ia pun mulai bisa bergaul dengan teman cowok satu kelasnya. Butuh waktu berminggu-minggu agar ia bisa beradaptasi dengan mereka. Tapi kali ini berbeda. Hanya butuh hitungan jam, ia bisa dengan cepat beradaptasi dengan Brian.

"Kita udah sampai"ucap Clara, ia membukakan pintu ruangan itu. Saat pintunya terbuka Brian hanya bisa membelalakan matanya karena tidak percaya sekolah ini memiliki kolam renang yang sangat luas, dengan kedalaman yang berbeda-beda. Kolam renang ini juga terlihat bahwa kebersihannya sangat dijaga. Ia hanya heran mengapa kolam ini bisa sesepi ini, padahal ia akan bersedia setiap hari menghabiskan waktunya disini.

"Wow" hanya itu yang dapat Brian ucapkan saat itu

"Jangan tanya kenapa kolam ini sepi. Jam segini biasanya anak-anak sedang sibuk belajar. Hari ini cuma kebetulan aja ada beberapa kelas yang ngga belajar karena beberapa guru emang lagi rapat dadakan. Lo mau berenang? Ruang ganti baju ada disebelah sana, disekolah ini udah disediain kok seragam khusus renang jadi lo tenang aja, walaupun lo anak baru pasti udah ada diloker lo seragamnya"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 07, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

What is love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang