unbreath

22 0 0
                                    

Ag citra hardila, biasa dipanggil dila, anak kedua dari 2 bersaudara. lagi menjalani masa pendidikan di sma n 3 Medan dibangku kelas XI, dan punya abang yang gantengnya kelewat batas.

dila bukan cewek populer atau hits dikalangan remaja, namun dia juga tak ketinggalan ketinggalan jaman seperti penghuni perpus tiap jam istirahat. Atau lebih familiar dikatakan "cupu" dan sejenisnya, bukan. Semua yang ada dihidup dila serba biasa aja. Dila juga gak punya wajah cantik bak permaisuri kerajaan, tapi semuanya terasa pas. Dia punya hidung gak terlalu mancung, alis lumayan tebal dan bibir merah ranum namun tak tipis serta bulu mata lentik. dila memiliki iris berwarna coklat terang,  yang menambah kesan menawan pada wajah dila. Dia mempunyai mata yang indah. Dila bukan anak blasteran,  Ayahnya keturunan aceh dan ibunya keturunan sunda. indonesia asli. perpaduan antara orang bernada bicara super cepat dan orang bernada bicara super lembut menghasilkan keturunan seperti dila yang dingin sedikit ketus namun sayang sahabat pada waktu tertentu.

Secara keseluruhan, yang ada pada diri dila kebanyakan mewarisi garis wajah ibunya, sedikit ayu kalau dipandang dan menenangkan. hal tersebut juga sejalan dengan sifat dila yang muluuus Seperti jalan tol. anaknya terlalu minim ekspresi kalau kita gak kenal. tapi kalau udah kenal plus mood dalam keadaan baik, dila bisa berubah lebih anarkis dan petakilan kaya sule. Anaknya memang sulit ditebak, sama kaya teka-tekinya cak lontong. Sedikit terlihat tidak masuk akal namun benar adanya. *loh

_____

kehidupan dila masih dalam tahap normal seperti kebanyakan manusia di muka bumi ini. di antar jemput pacar kesayangan? ada apa apa dikuntitin pacar? mana berlaku bagi cewek mandiri macam dila. dia pergi ya pergi sendiri. naik angkutan umum, yang kebanyakan dikeluh kesahkan sama orang jakarta kebanyakan, panaslah, baulah, never mind, yang terpenting dari itu semua adalah bagaimana dia bisa sampai dengan selamat ke tempat tujuan dan selama itu bisa membuat dia menghemat uang jajannya, dila bahagia. tuh.

_______

Baru aja perempuan itu selesai menginjakkan kakinya didepan gerbang sekolah, teriakan memekakkan telinga yang tak bisa di antisipasi menguasai ruangan di gendang telinganya
dila memelankan langkahnya sambil menoleh sekilas kearah sahabatnya
"kamu ini masih pagi juga"
"bodo wkwk abisnya kupingmu ituloh swasta banget. dipanggilin dari tadi biar bareng juga masuknya eh malah jalan aja terus gak liat kanan kiri" tersadar oleh sesuatu, sahabatnya kembali melanjutkan kalimatnya "kebiasaan! dengerin musik pake headset itu gakbagus dil" headset di telinga dila pun dilepas dengan paksa oleh sahabatnya tersebut. dalam hati dila mengutuk sahabatnya yang tidak tau diri ini. sudah dia yang butuh, dia pula yang nyolot. pake acara ceramah pagi-pagi begini. lagian, mana bisa melawan kalau sahabatnya yang satu ini sudah berpidato. Alhasil dia hanya menjawab dengan gumaman yang langsung disahuti dengan decakan sebal oleh sahabatnya.

---------

Gak butuh waktu lama, dila sudah sampai dikelasnya. baru aja bo*ong indah dila mendarat dengan mulus, lagi lagi sahabatnya yang perusuh itu mengusik ketenangan jiwanya.
"masa ya dil. tadi pagi gue kaya ngeliat syifa gitu dijalan. tapi itu dia bukan ya dil" belagak sok mikir, dini, -sahabatnya dila- memasang wajah yang tak terdefinisi, terlalu antusias dengan topik pembicaraan yang diangkatnya.
"terus?" jawab dila dengan ekspresi tak terbaca dan masih sibuk dengan handphonenya
"ya lo gak kangen atau apa gitu?"
dila memilih untuk tidak menjawab pertanyaan jebakan tersebut dan lebih memilih untuk sekedar menoleh sebentar, hanya untuk memastikan, ini benar sahabatnya atau setan yang sedang menjelma menyerupai sahabatnya. lalu kembali fokus kepada kegiatannya sebelum ini
"kalau ditanyak itu ya dijawab"ujar dini lagi. Namun, dewi fortuna mungkin sedang sangat berpihak kepada dila saat ini. bertepatan dengan pernyataan dini tersebut guru biologi mereka, pak adil sudah memasuki kelas. dan dila langsung memamerkan cengiran lebarnya ke dini yang dibalas dengan tatapan sengit seperti berkata "awas lo siap ini"

--------

bel istirahat pertama sudah berbunyi, sebelum dini lagi-lagi memberondonginya dengan pertanyaan tak bermanfaat yang bisa merusak moodnya seperti pagi tadi, dila langsung bergegas dari bangkunya.
"bentarya gue mau ke koperasi. beli susu" katanya
"gue temeni" itu bukan suara dini, tapi suara icha. sahabat mereka juga yang bertemu waktu mos hari pertama yang sama-sama dihukum karna telat. kalau ingat kejadian itu, mood dila bisa langsung rusak. karna dia sudah menamakan hari tersebut sebagai hari tersial dalam hidupnya.
"lo ngapain ikut ra?"
"mau ngecengin adek kelas gue wkwk yang kemarin itu dil"
"najis. kurbel emang lo"
"tolong ngaca ya bu. ibu sendiri doyannya juga sama yang gemay gemay tak tertahankan uuuuuuu" sambil menoel noel pipi dila, icha memasang wajah sok imut yang jatuhnya malah najisin. dila, seperti biasa, diam tanpa ekspresi.
sesampainya di koperasi, dila langsung mencari susu kedelai untuk dia beli dan diminum. jajanan wajib dila setiap hari. padahal dirumah dia udah disiapin susu kambing, tapi dia gapernah mau. katanya "bau, kambingnya aja gapernah mandi, jorok! apalagi susunya" begitu.

****

"pas ya bu" dila memberikan uang 2ribuan selembar ke ibu penjaga koperasi. si ibu pun mengangguk.
"cha cepetan. atau gue duluan?"
"eh bentar ini udah" sambil sedikit berlari, icha menuju kasir dan langsung membayar belanjaannya.
"dil sabaran kek. gue tadi lagi ngecengin adek adek kelas hahaha" berjalan menjauhi kantin, icha menunjukkan protesannya kepada dila
"bosen gue"
"yaudasih biasa aja bu"
tidak sampai 10 menit, mereka berdua sudah tiba didepan pintu kelas. icha terlebih dulu berjalan masuk kedalam kelasnya
"minggir. lahan gue ini" ujar icha pada anggi teman sepermainan mereka satu lagi.
yang disuruh minggir malah nyengir "mager gue. loncat ajaya" memasang tampang tak bersalah mau tak mau icha beneran loncat dari atas meja untuk menduduki kursinya.

"tadi pagi gue ketemu syifa loh... wkwk"
hening
hanya tawa dini yang terdengar, sementara ketiga temannya itu membisu, seperti setan habis lewat. terlampau senyap.

"gue mau ke toilet" dila langsung bergegas pergi dari kursinya tanpa menghiraukan panggilan panggilan dari temannya dibelakang. Dia masih belum bisa seikhlas itu.

--------
9/08/17

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 02, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DaredevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang