Ini hari pertama gue masuk SMA. Ekspresi gue? Biasa aja. Bangunan tua yang ada di depan gue seakan menarik gue untuk masuk ke sana.
Sebenernya nggak ada yang spesial sih, tapi ada aja yang bikin gue penasaran. Apa sih? Lupain itu. Gue masuk ke GOR sekolah terlebih dahulu dan baris sesuai kelas. Semua orang di sana nggak ada yang gue kenal kecuali satu orang yang ketemu gue di depan tadi dan itupun gue kenal karena papa gue. Cewek, rambut digerai sebahu, tingginya nggak jauh beda dari gue, kulit sawo matang, dan her name is Rasya.
Awal-awal sih dia diem kalem gitu, lama-lama cerewetnya, ngomongnya, ceplas-ceplosnya, sampe gue iyain aja tuh cerita.Di GOR dia berdiri di belakang gue. Oiya, lo tau kan kalau gue cewek? Jangan-jangan lo salah lagi. Lupain ini, lanjut. Gue masuk kelas 10-2 yang ada 33 orang termasuk gue yang gue gatau kelas ini bakal seru apa nggak. Di GOR ada kakel-kakel (baca: kakel= kakak kelas) OSIS yang ngarahin kita -blablablabla ya gitu deh- tentang sekolah ini. Terus kita disuruh untuk masuk ke kelas masing-masing dan memperkenalkan diri.
"Hai, gue Amartha Rasyani. Kalian bisa panggil gue Rasya. Gue dari SMP Melati. Alamat gue di jalan Sakura nomer 5. Gue bakal nulis akun medsos (baca: medsos= media sosial) gue di sini." jelas Rasya panjang lebar. Ia pun menuliskan akunnya di papan tulis dan kembali ke tempat duduk. FYI Rasya duduk di sebelah gue.
"Gila, masnya ganteng banget. Melting gue liatnya." ucapnya berbisik padaku.
Aku hanya tersenyum melihatnya dan kembali memerhatikan teman-teman yang lain. Tidak ada yang spesial.
Setelah itu, kak OSIS yang bernama Brenda menjelaskan tentang apa yang akan kita lakukan 3 hari ke depan, apa atribut yang bakal kita bawa, dan tantangan-tantangan lainnya yang bakal dikasih ke kita.
Tantangan pertama adalah meminta tanda tangan sebanyak-banyaknya dari anak-anak seangkatan. Sip, nggak terlalu beban buat gue.
Gue minta tanda tangan dari Rasya dan temen-temen cewek dulu. FYI gue gak terlalu deket sama cowok.
Cowok pertama yang gue mintain tanda tangan adalah Fiyo, ganteng? iya, tinggi? iya, putih? ga terlalu, pinter? Hmm gue gak bisa nebak. Yang jelas selama 3 tahun ke depan dia pasti bakal direbutin cewek-cewek alay di sekolah. But gue masih nggak tertarik sama makhluk tuhan yang satu ini.
Gue minta tanda tangan sama anak lain tapi nggak ada yang spesial, semuanya biasa aja. Gue nggak tertarik.
Akhirnya gue kumpulin tuh tanda tangan dan menyelesaikan tantangan yang lain. Kami meminta tanda tangan kakak OSIS sebanyak-banyaknya. Gue liat-liat ganteng sih ada, paling Kak Genta,Kak Valdo, Kak Kevin, itu aja sih. Dan nggak ada yang bisa gue sukai atau kagumi.
Mungkin berbeda dengan cewek lain yang udah nggebet kakak-kakak ganteng itu. Mungkin juga temen satu angkatan. Berbeda dengan gue, kenapa hati gue terlalu keras? Ah sudahlah, waktu pasti akan berjalan.
--------------------------------------------------------------------------------
"Viol, gue Fara. Salam kenal ya!" sambutnya dengan hangat sambil mengangkat tangannya untuk menjabatku.
"Eh, iya Fara salam kenal juga! Btw, jangan panggil gue Viol ya. Ya terserah lo juga sih." jawabku hangat.
Gue melihat Fara. Ia terlihat sangat cerdas dengan kacamata minusnya itu. Kulitnya yang hitam manis, rambutnya yang diikat sepunggung, parasnya yang manis. Gue rasa dia bakal cocok kalau disandingkan dengan Fiyo. Gue manusia cuma bisa menilai. But we don't know what will happen?
Jam sekolah sudah berakhir kami pun pulang. Gue pulang naik bus kota. Rasya bersama ibunya menggunakan mobil. Gue sendirian deh. Setelah sekitar setengah jam bus pun datang. Gue duduk di dekat jendela. Melihat ramainya jalanan kota Jakarta sendirian itu rasanya something. Tak ada yang aneh. Gue rasa hari ini hari yang normal.
--------------------------------------------------------------------------------
Gue memasuki rumah jawa yang sebenarnya memang rumahku. Berdinding batu bata, dengan lilin-lilin di sudut ruangan yang menambah nuansa romantis. Rumah ini ide dari ibuku yang memang orang jawa. Ibu gak suka rumah yang mewah-mewah, pikirnya itu panas. 'Ibu maunya rumah yang gak sepanas kotanya' ucap ibu saat ingin membangun rumah.
"Bu, Sekar pulang." ucap gue memasuki rumah.
"Eh, Sekar. Ayo makan siang dulu! Ini ibu udah bikin makanan kesukaanmu. Ibu tadi dari rumah temen ibu katanya anaknya satu sekolah sama kamu. Tapi ibu lupa namanya siapa." balas ibu.
"Oh, Sekar nggak tau sih Bu. Sekar nggak merhatiin banget tadi masuk semua atau enggak." jawabku.
"Hmm, Ibu nggak tau sih dia kelas apa. Pokoknya satu sekolah aja sama kamu." jawab ibuku.
Gue ngangguk-ngangguk aja sih. Lah gue nggak tau siapa? Tapi ya udahlah ngapain juga gue ngurusin anak orang. Nggak penting juga.
"Ya udah deh Bu, Sekar masuk kamar dulu ya." ucapku selesai mencuci piring.
"Jangan lupa nanti les lho Kar!" balas ibu.
"Siap Bu, Sekar nggak mungkin lupa." jawabku sambil berjalan menuju kamar.
"Oiya Sekar, besok Ibu ada tugas di luar kota. Kamu di sini sama Mbak Kinan ya. Biar dia di sini aja daripada kesepian di rumah Budhe."
"Apa Bu? Mbak Kinan? Kenapa harus dia? Mbak Kinan sukanya nyampurin urusan Sekar. Nggak mau, Bu." balasku memelas.
"Sekar, kamu itu harusnya ngerti dong Mbak Kinan kayak gitu kan karena dia perhatian sama kamu."
"Tapi kan nggak harus nyampur-nyampurin juga kali Bu."
"Iya udah deh, nanti Ibu bilangin ke Mbak Kinan." balas ibu.
Gue senyum kegirangan karena dia nggak bakal nganggu hidup gue lagi. Gue masuk kamar dan mengempaskan tubuh di kasur. Gue memejamkan mata dan tertidur sejenak.
Gue terbangun dan menyadari bahwa setengah jam lagi bimbel gue mulai. Gue bergegas menuju kamar mandi. Setelah siap gue juga harus nutup jendela dulu karena pasti nanti pulangnya malem.
Gue berjalan menuju jendela dan mendapati selembar kertas terjatuh di lantai.
Kertas apa? Suratkah? Gue mendekat dan membacanya.
Untuk lo,
Maaf gue gabisa masuk kelas hari ini. Tapi gue seneng bisa sekelas sama lo. Gue harap lo juga seneng kenal sama gue. Tunggu gue besok ya. :)
Dari gue
"Siapa sih ini? Gue nggak kenal lu! Kok lo bisa tau gue sih? Dasar." gerutuku dalam hati.
Gue menyimpan surat itu. Jangan tanya, gue emang suka ngumpulin apa aja yang bikin gue penasaran, baper, dan berkesan.
Gue berangkat les naik bus lagi. Busnya lumayan lama, gue harus pasang earphone dulu biar gak bosen. Setelah busnya datang,gue duduk di bagian depan jadi gue bisa ngeliat semua jalan bagian depan. Setelah terhanyut dalam lamunan gue tiba-tiba melihat... Fara? Berduaan sama cowok? Cewek yang menurut gue lebih lugu dari gue? Hmm, paling sodaranya. Positive Thinking aja.
--------------------------------------------------------------------------------
Hai-hai readers!
Maaf masih abal-abal.
Ini baru awal loh baru awal.
Jadi yah maklumi gue Sang Pemula :v wkwkwk.
Oiya kritik saran jan lupa yahh
Gue minta bantuan lo semua..
Makasii :))
Oiya FYI Sekar itu nama panggilan Vio di keluarganya.Luv ya!!
VOMMENT JANGAN LUPA!
KAMU SEDANG MEMBACA
ALONE
Teen Fictionhi. Gue adalah seorang yang polos, lugu, dan biasa aja. Tapi. Perjalanan kehidupan gue warna-warni. Gue disini cuma sendiri. No family, no friends Ini nasib gue. Jadi lihat aja apa yang bakal terjadi pada gue.