One

83 13 4
                                    

Ini cerita tentang Larry, berarti boyxboy. Jadi, kalau gasuka jangan baca ya.
°
°
°
°
°
Louis mengerjapkan matanya yang terkena sinar matahari yang muncul dari sela sela jendela kamar apartemennya. Dia menggeliat, lalu mengarahkan pandangannya kepada jam yang ada di atas nightstand di sebelah kasurnya. 07.00, yes dia bangun tepat waktu.

Dia kemudian bangkit dari kasurnya dan menuju kamar mandi. Setelah selesai dia lalu menuju lemari dan memilih kemeja berwarna putih, beanie hitam dan jeans hitam beserta sepatu adidas putih sebagai outfit nya hari ini.

Dia keluar dari apartemen nya, menuju tempat kerjanya. Dia bekerja di sebuah kafe bernama 17Black.

Sesampainya ia di cafe tempatnya bekerja, seseorang langsung memyambutnya.
"Pagi Lou!" sapa teman Louis yang juga seorang barista di cafe tersebut.

"Hi Niall! Pagi!" ya nama temannya adalah Niall.

"How are you doing mate?" Tanya niall.

"I'm good, thanks"
Niall hanya menganggukan kepalanya.

Mereka berdua kemudian menuju dapur. Dan melayani pelanggan yang berdatangan.

Harry's POV
-Pulang kuliah-
Hari.yang.membosankan.
Tiga kata itu yang tepat untuk mendeskripsikan hariku. Bagaimana tidak, semua kelas aku lalui sendiri. Temanku Zayn tidak masuk karena katanya dia mengantar ibunya ke rumah sakit. Temanku yang satunya lagi Liam tidak hadir juga. Tidak tau apa alasannya. Aku memang tidak punya banyak teman. Entahlah mungkin karna aku suka baca buku, jadi mereka menganggapku nerd. Dan Liam bilang aku membosankan, tapi yasudah lah aku tidak peduli. Untuk apa punya banyak teman tapi semuanya palsu.

Aku melihat jam di tanganku. Masih pukul dua siang. Setelah berjalan sekitar 15 menit aku menemukan cafe di pinggir jalan.

Secangkir kopi boleh juga.

Aku memasuki cafe tersebut dan duduk di tempat yang kosong. Seseorang menghampiriku. Aku menengok ke atas untuk melihat wajahnya.

Ya ampun dia tampan sekali.

"Ada yang bisa saya bantu?" Ucapnya menyadarkan lamunan ku.

"Eh, a-aku ingin secangkir cappuccino" ucapku gelagapan.

"Secangkir cappuccino segera datang dalam 10 menit" dia berkata sambil tersenyum. Kemudian dia pergi ke arah bar cafe.

Aku bersumpah, baru kali ini aku melihat pria setampan dia. His cute little button nose, bibir tipis nya, mata biru nya mengingatkanku pada air laut dan yang terakhir adalah rambutnya, it looks so soft. Oh my god!

Sepuluh menit kemudian dia kembali dengan nampan di tangannya.

"Ini cappuccino mu" katanya sambil menyimpan pesananku di atas meja.

"Terima kasih" dia membalas ucapanku dengan senyum, uh senyumnya manis sekali.

Kemudian aku menikmati cappuccino ku. Wajah barista tampan itu tak bisa hilang dari pikiranku. Sungguh, dia indah sekali!

Aku duduk di tempat ku beberapa lama sambil melihat pria indah itu kesana kemari melayani pelanggan.

drrrttt drrrtt

Handphone yang ada di saku celanaku bergetar.

'Liam is calling....'

"Hello mate, what's up?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 18, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Coffee Shop (Larry AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang