"He's going to break you."
"...but you're still going to love him anyway."
***
Song of The Chapter :
Sweater Weather - Alyson Stoner ft. Max
•
•
Hening.
Satu lagi malam hening, bahkan detak jantung dan denting jarum jam jelas terdengar oleh kuping.
Disana ia bergeming, lelaki itu menatap keras sebentuk wajah yang terpantul remang rembulan. Meraup udara dalam-dalam hingga ia tahu tak ada lagi oksigen yang mampu ditampung oleh alat pernapasan.
Mondar-mandir, mencari akal yang entah sudah sejak berapa tahun itu hilang. Ulang alik, mencari arah yang entah sudah berapa caturwulan itu raib tak tahu jalan pulang.
Ia sakit, ia rindu.
Dan hanya oleh goresan tinta abu-abu itu ia mampu menumpahkan risaunya.
Meski tahu, bahwa takada satupun yang sanggup menanti apapun yang telah ia tulis menjadi sebuah cerita.
•
Jakarta, Agustus 2008
Dingin.
Hari masih terlalu pagi untuk meninabobokan ibukota ini.
Aku sendiri masih bergumul diatas kasur empuk ini. Mencoba kembali terlelap kalau saja lupa bahwa aku harus pergi cepat setiap pagi.
Dan Diandra, perempuan itu pasti masih memakai piyama kesayangannya.
Entah sudah sejak berapa lama aku memiliki kebiasaan untuk menjemputnya di tiap pagiku. Melihat ia berjalan keluar rumah terburu-buru dengan senyum bak jeruk siam madu (ah kenapa aku jadi puitis begini?), merupakan hal yang cukup menyenangkan bagiku.
"Kurang lama, Princess." Aku memecah keheningan ketika Diandra baru saja selesai memakai sepatu hitam dengan Pucca yang terletak di sudut sepatunya.
Aku terkekeh pelan. Dan dia yang sepertinya tidak mengerti maksud dari kekehan itu, hanya tersenyum lalu menoyor kepalaku pelan. "Dean yang kepagian datengnya, heh."
"Biasa juga dateng jam segini." Aku tersenyum sekali lagi.
Tak mampu berlama-lama disini, karena arloji mengatakan bahwa bel masuk sekolah akan berbunyi sebentar lagi, aku pun mengajak perempuan dengan rambut dikuncir ekor kuda itu bergegas naik keatas motor.
Diandra segera naik ke atas motor ketika berhasil memakai helm yang tadi aku berikan padanya.
Lalu, entah untuk keberapa kalinya, ia membuatku kembali terkejut dengan yang ia lakukan baru saja. "Gakusah ngeloncat gitu juga kali, Di. Gak bakal ditinggal." Aku mencibir.
Samar, kulihat matanya menyipit menahan senyum dibalik kaca helm.
"Yayaya. Buruan. Kalo sampe telat aku salahin Dean, ya." Ia memukul pundakku. Kemudian tertawa ketika aku mulai kesal dengan tingkah usilnya itu.
"Gakada yang lucu. Jangan ketawa." Aku menggererutu pelan.
Lalu Diandra, gadis itu masih tak kuasa menahan tawanya. Namun berkat itu,
aku tahu bahwa segala sesuatu akan terasa baik-baik saja apabila dilakukan bersama dia."Dean?"
"Hmm?"
"Kamu gak capek jemput aku terus?"
Aku bergeming sebentar, jalanan pagi ini ternyata jauh lebih padat dari biasanya.
"Capek."Kurasakan lembut helaan nafasnya menyapu punggungku. Dia kepikiran soal itu ternyata. Aku tersenyum dalam hati sambil menerka-nerka apa yang sedang ia pikirkan saat ini.
"Diandra?"
"Hmm?"
"Kamu gak mau aku jemput lagi besok?"
Dia bergeming. Membalas jeda waktu ketika tadi aku membalas pertanyaannya. "Gak," suaranya kecil sekali. "Jemput aku besok."
"Dan besok lagi." Dia diam sebentar.
"Dan besoknya lagi. Dan besoknya lagi. Besoknya lagi. Besoknya lagi. Terus besoknya lagi."
"Sejak kapan kamu jadi plankton?" Aku tertawa membalas perkatannya.
"Aku gak tahu kalau kamu masih suka nonton spongebob?" Ia terkikik dalam bekapan tangannya sendiri.
"Aku bakal tetep nonton chalkzone seandainya mereka masih ada di televisi."
Dia kaget. Hampir mengacaukan keseimbangan motor yang kami tumpangi. "Serius?"
"Duarius."
"Bercanda."
Aku tertawa. Tidak membalas ucapannya lagi karena ternyata kami sudah sampai di depan gerbang sekolah. Ia turun tepat saat aku menghentikan motorku di depan pos satpam.
"Makasih, Dean."
Aku tersenyum lalu kembali menggenggam stang motor. Dia mengangguk lalu memutar badannya, berlari menjauhi aku dan motorku.
Kurasa, aku rela dibuat lelah kalau semua itu tentang dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Book I : Diandra
Teen FictionDiandra nggak pernah tau alur ceritanya sendiri bakal jadi apa. Yang dia tau cuman dua, 1. Pemeran utamanya Dean. 2. Dirinya sendiri cuman figuran. © 2015 by mutiaraalifa. All rights reserved.