Masih kuingat saat itu.
Saat kita pertama kali bertemu.
Aku ingat kamu, yang berusaha memecah keheningan. Kita masih canggung. Aku belum begitu mengenalmu. Kita hanya sekadar mengenal nama masing-masing.
Namamu aneh, tetapi aku jadi mudah untuk mengingatnya.
Begitu pula namaku, aneh katamu. Sudah tahu namaku aneh, kenapa kamu tetap menciptakan nama panggilan yang lebih aneh lagi untukku?
Jujur, aku tak begitu menyukainya; nama panggilan itu. Akan tetapi, tak masalah kalau kamu yang memanggilku begitu.
Sebagai balasannya, aku juga memanggilmu dengan nama-nama aneh.
Entah sejak kapan, namamu terukir jelas di otakku.
Aku tidak tahu pasti, tetapi yang jelas, namamu terngiang-ngiang di otakku.
Ya Tuhan, aku jatuh cinta?
Andai saja kita tidak berkenalan waktu itu, mungkin aku tidak akan tersenyum setiap kali kamu memanggil namaku.
Mungkin aku tidak akan merasa gembira hanya dengan mengingat namamu.
Mungkin aku tidak akan mengenalmu sama sekali.
Mungkin aku tidak akan merasakan yang namanya jatuh cinta secara diam-diam.
Ya, jatuh cinta sedalam itu hanya dengan tiga kata yang keluar dari bibirmu.
"Hai, namamu siapa?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Jatuh Cinta Diam-diam
RomanceOrang yang jatuh cinta diam-diam hanya bisa berasumsi, hanya bisa berimajinasi, hanya bisa tenggelam dalam fantasinya sendiri. Karena orang yang jatuh cinta diam-diam, hanya bisa merasakannya sendirian.