Part 1

113 11 8
                                    

Author pov

   Terlihat seorang wanita yang sedang berjalan di pinggir jalan raya yang cukup ramai. Tentu saja karena di pagi hari orang-orang memulai kegiatannya masing-masing. Begitu juga dengan wanita yang satu ini setiap harinya dia sibuk. Dalam satu hari dia harus membagi waktu antara jam kuliah dan kerja sampingannya.
   Sesampai di kampus, wanita ini terus berjalan tanpa melihat jalan yang mau ia lewati. Ia terlalu fokus terhadap buku yang sedang ia baca. Dan pada akhirnya wanita itu tersandung batu. Tiba-tiba ada seorang pria yang menahan badan wanita yang akan terjatuh itu. "Hei, hati-hati! Terlalu serius dengan buku yang kau baca sampai-sampai kau tak melihat sekitarmu itu berbahaya" ucap sang pria sambil membangunkan wanita yang ada didepannya. "Daniel" gumam wanita yang sedang dinasehati oleh pria yang bernama Daniel itu. "Lain kali jangan kau ulangi kejadian seperti itu lagi, mengerti?" tegas Daniel. "Iya, aku mengerti" jawab wanita itu sambil membenarkan kacamatanya. "Nah ini baru Meysa yang ku kenal. Yu kita masuk berasama" seru Daniel.

Author pov end

Meysa pov

   Namaku Meysa Bealustie, umurku 19 tahun. Aku belajar di Sekai Universitas. Aku tinggal hanya sendiri dirumah yang cukup sederhana. Aku bekerja paruh waktu untuk membayar biaya kuliahku. Dan pria yang sedang bersamaku ini, ia Daniel. Ia teman masa kecilku. Dari TK sampai sekarang kami selalu satu sekolahan. Kami masih sangat dekat. Keluarganya pun sangat baik dan ramah padaku. 
   Aku pun berjalan menuju gedung kampus bersama dengan Daniel. Saat berjalan berdampingan dengan Daniel banyak yang iri denganku. Daniel orangnya cukup terkenal karena ketampanannya dan yang terpenting dia adalah salah seorang tim basket yang terkenal, sehingga banyak wanita yang menyukainya. Tapi aku bingung dengannya, dari sekian banyak wanita yang mengejarnya tak satupun ada yang membuat Daniel tertarik.
"Hei! Kau sedang melamun?" ucap Daniel menyadarkan dari lamunan ku. "Ahh... Kau mengganggu saja" ucapku kesal. "Tak baik melamun sambil berjalan, bagaimana jika kau tersandung lagi aku tak akan membantumu lagi" ucapnya. "Lagian aku tak mungkin tersandung lagi" elak ku. "Aku tak yakin" ucapnya acuh. Aku tak menghiraukan perkataannya. "Ohiya Mey, salah satu di tim ku ada yang menanyakan tentangmu. Sepertinya ia menyukaimu" ucap Daniel "siapa? Apakah kau memberitahu tentangku?" tanya ku pada Daniel "tidak lah" elaknya. "Loh kenapa?" tanya ku heran "mana mungkin aku memberitahu tentang mu" jawabnya "kan alangkah baiknya jika salah satu dari timmu menyukai ku hehe" canda ku "yasudah kalau kau mau, kau bisa kujadikan kekasih" balasnya "Daniel" aku menggumamkan namanya dengan nada 'akan ku habisi kau' "ahaha aku hanya bercanda" tawanya "Hei Daniel! Kutunggu kau di ruang tim kita saat istirahat" seru salah seorang tim basketnya. "Daniel, kau dekat dengannya?" tanya ku "iya kenapa?" jawabnya "apa kah kau baik-baik saja?" tanya ku lagi "memangnya salah jika aku dekat dengannya?" jawab Daniel "tidak, hanya saja hampir satu kampus takut padanya" ucapku "ahaha kau tak tau yang sebenarnya seperti apa dia" jawab Daniel sambil tertawa "memangnya dia itu seperti apa?" tanya ku penasaran 'krrriiiinngg' bel bertanda masuk berbunyi "nanti ku lanjut ya, cepat masuk kelasmu" seru Daniel seraya berlari ke arah kelasnya. Aku dan Daniel berbeda kelas.

Meysa pov end

Author pov

   Selama tiga jam berlangsungnya pelajaran, akhirnya bel bertanda istirahat berbunyi dan hampir seluruh siswa-siswi keluar dari kelasnya masing-masing. Begitu juga dengan Meysa. Dia berencana akan ke kantin bersama Mia teman satu kelasnya. "Mey, kau mau makan apa?" tanya Mia kepada Meysa. "Lihat nanti saja di kantin, kau sendiri?" tanya Meysa "aku mau makan chicken dan salad" jawab Mia. "Ahhh kau selalu memesan banyak makanan" keluh Meysa. Akhirnya Mia dan Meysa berjalan menuju kantin sambil berbincang-bincang. Sesampainya di kantin, terlihat seorang wanita yang sedang memarahi wanita lain yang ada di depannya. "Hei! Beraninya kau mendekati kekasihku! Kau tak tahu bahwa aku ini kekasihnya!" teriak wanita yang sedang menyentak wanita yang ada didepannya. "Sudah Siska ayo kita pergi" ucap ucap wanita yang ada disebelahnya. "Maaf saya tak bermaksud unt-" "ahhh tak usah mengelak sudah jelas-jelas aku melihat dengan mata kepalaku sendiri bahwa kau mendekati kekasihku!!" potong wanita yang bernama Siska itu. "Tapi kau salah-" 'byurr' Siska memotong perkataan wanita yang dimarahinya itu dengan menumpahkan minuman ke muka wanita yang sedang iya marahi itu.

This Is Called Fate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang