Persetujuan Pernikahan

62 3 2
                                    

. Akhirnyaaa .....

"Fiuuh" Justin meniup mata Dellia ,

sedikit membuat Dellia terkejut.

Dellia kira dia akan menciumnya ternyata dia hanya meniup matanya.

" Eh apa yang ada dipikiranku. Aku berharap bos tampan ini menciumku? Huh tidak akan " Ucapnya Dalam hati.

"Mengapa kau menatapku seperti tadi?" Tanya Justin yang mulai menjalankan mobilnya.

"Maaf Mr. " Hanya itu yang sanggup Dellia katakan.

"kata kataku adalah pertanyaan. Bukan pernyataan. Jawab dengan baik sayang" Kata Justin tanpa menatap Dellia.
Kata kata Justin sudah membiarkan rona di pipi Dellia semakin merah.
Jantungnya pun belum istirahat dari yang tadi, sekarang sudah disuruh kerja lagi.
Ibarat Orang lari marathon yang belum diizinkan berIstirahat tetapi langsung disuruh lari lagi.

"Ma.. Mata Anda bagus Mr." Ucap Dellia spontan.
Justin terkekeh keras sekali.
Dellia sedikit bingung.

Tetapi dia kembali menatap bosnya yang tertawa nyaring didalam mobilnya ,
tidak sedikitpun mengurangi kadar ketampanannya.

tiba tiba Dellia merasakan mobil ini berhenti.
"mengapa berhenti Mr?" Tanya Dellia polos.

"hemm, yang pertama Kita sedang ada diluar kantor . panggil aku Justin. Yang ke dua, tidak usah terlalu gugup padaku. Yang ke tiga, karna kita udah sampai Kafenya. cepat turun." Kata Justin dan langsung Turun dari mobilnya.

Justin pun menggandeng tangan Dellia sampai masuk Kafe. Dan berhenti sesaat karena..

"Justin" yang bernama Justin pun langsung berhenti dan mencari sumber suara dan ternyata itu.. "Zayn?" Tanyanya.

"yaa kau masih ingat ternyata" ucap lelaki itu dan bersalaman dengan Justin.

"apa kabar kau zayn sudah lama tidak bertemu." Tanya Justin.

"hahaha semenjak kau memutuskan merantau ke Canada. Kau meninggalkanku di Ausie Justin" Kata Zayn .

"Duduk dulu disana. Mungkin lebih enak kita mengobrol sambil duduk Zayn" Kata Justin yang terus menggandeng tangan Dellia dan duduk di kursi yang kosong.

"Haha oke Justin, kudengar kau sudah sukses disini Justin" kata Zayn sambil duduk dihadapan Justin dan Dellia. "Kurasa perkataanmu bukanlah pertanyaan Zayn." Ucap Justin .

"memang bukan pertanyaan. Pertanyaan ku sekarang adalah, Siapa nona cantik yang ada disampingmu Justin?" Tanya Zayn sedikit menyeringai.

"dia Kekasihku.. " Kata Justin tiba tiba .
Dellia sedikit tertegun. Ada rasa senang dan canggung yang ada dalam dirinya.

"Waw kau beruntung sekali nona, dari masa SMA dia sudah dikejar kejar oleh wanita wanita di Australia. Tetapi tak ada yang dia pacari sekali pun. " Ucap Zayn yang disambut kekehan oleh Justin . "Hahaha.. sudah, kau mau pesan apa Zayn? " Tanya Justin .

Selesai makan siang zayn pun berpamitan . dan meninggalkan Dellia dengan Justin.
"mengapa kau diam saja?" Tanya Justin . "tidak apa tuan" ucap Dellia
"panggil aku Justin"

"oh maaf Justin"
"Astagaa aku hampir gila berbicara dengan mu Delliaa. Ayo kita kembali" Kata Justin berjalan duluan. Dellia hanya membuntuti Justin dari belakang.
"Ku rasa badan ku kurang sehat" Ucap Dellia dalam hati.

Saat dikantor, Dellia menyuruh Sekertaris dua untuk mengantarkan berkasnya ke Justin. Berkas yang harus di tanda tangani dan segera dikirim ke Styles Company. "proyek yang cukup besar"

BrotherHoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang