1. One Of These Nights

346 17 1
                                    

***OOTN***


Oraedon Storywa geu nare meomchun na
Aku, yang menghentikan hari itu dengan cerita lama ini

Saranghan siganboda deo orae ibyeolhaneun junginggeol
Aku jauh menghabiskan lebih banyak waktu daripada saat aku mencintaimu

Eunhasu neomeoe adeukhi meon gose
Di luar Bima Sakti, dalam jarak, tempat yang jauh

Hayan uriui gieogeul geonneoneun
Aku, yang menyebrangi kenangan putih kita

Kkumsogirado gwaenchanheunikka
Karena setidaknya, bahkan dalam mimpi, tidak apa-apa

Uri dasi manna, One Of These Nights
Mari kita bertemu lagi, sekali dari malam ini

Uri dasi manna, One Of These Nights
Mari kita bertemu lagi, sekali dari malam ini.

Red Velvet-One Of These Nights

***OOTN***

Tangan Wendy berhenti memetik gitarnya sampai cords terakhir. Wendy tersenyum setelah menyelesaikan persembahan terakhirnya diSMAnya ini, mungkin besok tidak akan ada lagi kerasnya suara bel yang memekakkan telinga Wendy, tidak ada lagi guru yang menggebrak mejanya saat ia tertidur dalam kelas, dan yang pasti tidak akan ada lagi teriakan Irene dan juga Dyo.

Acara perpisahan telah berakhir, dan Wendy menutup acara ini dengan benar-benar manis. Ia bahkan tersenyum saat melihat Irene menangis karena mendengar alunan permainan Wendy yang benar-benar membuat Wendy juga disanjung lebih dari seribu murid diSMA ini.

Wendy turun dari panggung dan langsung disambut pelukan oleh sahabat terbaiknya Irene. Irene memeluk Wendy dengan erat seakan tak ingin melepaskan sahabatnya itu pergi.

"Sudahlah. Jangan menangis!" Suruh Wendy sambil membalas pelukan Irene agar sahabatnya itu tak menangis lagi, bahkan pertunjukannya sudah selesai sedari tadi.

"Kau yang membuatku menangis!" Salahkan Irene dengan masih memeluk wendy dengan erat. Wendy hanya menepuk-nepuk punggung Irene sambil terkekeh kecil.

"Neo! Jaga dirimu, beritahu aku jika Dyo berbuat jahat padamu." Irena langsung melepaskan pelukannya gusar kemudian memegang pundak Wendy. "Benarkah kau akan pergi? Aku tak ingin kau pergi.Jika kau pergi, bagaimana denganku?" Irena melayangkan bertubi-tubi pertanyaan yang sering ia tanyakan akhir-akhir ini, mungkin sudah kesepuluh kalinya pertanyaan-pertanyaan itu keluar dari mulutnya.

Wendy hanya tertawa kecil sambil mengambil kedua tangan Irene dan mengenggamnya. "Aku akan kembali. Percayalah." Irene menggeleng cepat, namun terhenti saat sebuah tangan merangkulnya. Irene dan Wendy sontak menoleh kearah orang yang merangkul Irene.

"Sudahlah, ia hanya pergi empat tahun. Mungkin." Wendy tersenyum mendengar Dyo berkata seperti itu sambil mengangguk membenarkan perkataan Dyo.

Dengan cepat Irene menyikut perut Dyo membuat sang empunya meringis, dan Wendy hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah mereka. Dan tingkah mereka seperti ini benar-benar akan berakhir hari ini, Wendy benar-benar akan sangat merindukan mereka.

"Aku harus pulang!" Kata Wendy memecahkan lovey-dovey mereka. Sontak Irene menoleh terkejut. "Kau akan pergi secapat itu?" Tanyanya polos sambil mengeratkan genggaman tangannya dengan Wendy. Wendy hanya tertawa kecil sekali lagi, "Aku harus membereskan pakaianku, datanglah besok kebandara jika kau ingin mengantarku. Jika tidak aku tidak akan memaksa." Kata Wendy.

Irene menatapnya kesal membuat Wendy dan Dyo tertawa melihat ekspresi seorang Irene yang benar-benar lucu. Dan ekspresi itu juga yang akan Wendy rindukan nanti. "Tentu saja aku akan mengantarmu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang