Terluka

331 11 0
                                    


"reya" suara itu mengagetkanku "rey, kenapa kamu menghindar terus sih?" keluh zen.

"hehe, aku hanya sedang mengerjaimu aja zen" aku tertawa "kamu marah ya?"

"engga rey, bukan itu, aku mau cerita sama kamu"

"cerita aja zen, kenapa mesti kamu izin dulu kaya gini, kaya ga biasanya aja ah kamu"

"rey dengerin serius" ucap zen sambil menatapku serius "sepertinya aku menyukai clara, entah mengapa aku selalu memikirkannya, rey, bukankah ini bagus, akhirnya aku jatuh cinta" ucap zen dengan bangganya 'zen, kamu begitu polosnya' batinku

"kamu serius zen? suka itu jangan kamu samakan dengan cinta loh zen?" tegasku

Kedua tangan zen memegang pipiku, "rey, lihat mata ini, apa aku keliatan lagi bercanda" aku menggeleng tanda mengiyakan. Degup jantung ini, tatapan ini, juga rasa sakit ini. Begitu mengisi penuh hatiku, panas, kenapa begitu panas hati ini? Kenapa kenapa?

"syukurlah zen, kamu sudah bilang belum ke clara kalo kamu suka dia?" tanyaku.

"itu dia masalahnya rey, bantu aku yaa, bantu aku buat bilang ke clara kalo aku suka dia, intinya sih aku mau nembak dia jadi pacarku rey" terlihat wajah zen yang tersipu ketika mengatakannnya.

Ah zen, kenapa kamu harus menyiksaku seperti ini, dengan membantumu memang aku senang, tapi kenapa aku harus membantumu dengan yang satu ini, sungguh zen, sungguh ini membuat hatiku hancur, hancur zen 'sebegitu tak berdayakah diri ini zen' diri ini terus membatin.

"baiklah zen, apa yang bisa aku bantu untukmu" aku berkata sembari memerikan senyum termanisku.

"bantu aku menyiapkan semuanya, rencananya besok aku mau nembak dia rey" ucap zen dengan begitu bersemangat.

'apa? Besok? Kenapa begitu cepat zen? kenapa kamu tak memberiku sedikitpun waktu untuk menarik nafas dan menenangkan hatiku, yang sekarang ini aku tak tau apakah hati ini masih berfungsi' aku menarik nafas panjang "zen, kenapa terlalu terburu buru, bukannya hal yang terlalu terburu buru itu tidaklah baik?" aku berusaha untuk menasehatinya.

"justru kalo ga buru buru ntar dia malah diembat cowo lain rey" dia menyaut sambil tertawa

"jadi zen, apa yang harus aku lakukan?" tanyaku

"kamu cukup bantu aku belikan bunga mawar ya rey, kamu kan suka bunga tuh, jadi pasti lebih tau dong buat nembak bagusnya gimana, nah ntar kita ketemu di taman dekat persimpangan ya rey, aku mau nembak dia di situ, kamu tunggu disitu ya, sekitar pukul 3 sore" dia menjelaskan panjang lebar 'zen, andai kamu lakukan semua ini untukku'

"rey, kamu dengerin ga sih rey? Ko malah ngelamun?" tanyanya selagi melambai lambaikan tangannya pada wajahku

"iya zen aku dengerin semuanya, aku ngerti ko" tukasku 'reya kenapa kamu mikir gitu, harusnya kamu senang zen bisa senang seperti itu, jangan jadi orang jahat reyaa' batinku


to be continued-

--------------------------------------------


"Jika seorang yang hobby menulis menyukai seseorang, maka orang tersebut akan selalu hidup dalam karyanya"


kutipan yang bagus ya ^^

maaf jika ada salah kata atau typo yang bertebaran dimana mana...

dan yaaa, selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankannya :)

Cintaku DiamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang