Epilog

356 4 0
                                    

Epiloge

**Zen pov**

Pagi ini aku begitu tegang karena ini kali pertamannya aku akan menyatakan cinta pada seorang cewe." Ya.. ini adalah langkah awal menuju kegentle-an hahahaha" kataku sambil berkaca pada cermin yang menggantung di depanku. Kurapikan sekali lagi rambutku dan menyisirnya, "tampan sekali dirimu bung" gurauku pada bayanganku sendiri di cermin.
"ok, sekarang waktunya jemput clara" lalu aku bergegas pergi menunggangi sepeda motorku menuju rumah clara.

Sesampainya di rumah clara, ternyata clara sudah menunggu di depan garasi rumahnya. "hey zen" sapa clara

"apa kamu udah lama ra?" tanyaku agak sedikit khawatir karna takut memberikan kesan buruk untuk kali pertama.

"engga kok zen, udah ah, yuk cabut, kita mau kemana? Ke mall aja yuk nonton, ada film bagus nih" rajuk clara panjang lebar.

"ayo ayoo, kemana aja aku siap anterin hehehehe" tawaku.

Kamipun pergi ke Mall CC, sesampainya di Mall kita segera memesan tiket film yang clara mau. "ra masih lama nih nunggunya, makan dulu yuk" ajakku. "ayo zen, belum makan juga nih hehe" ujar clara. Kamipun berjalan mencari tempat makan yang tidak terlalu penuh, akhirnya kami menemukan tempat makan yang menurut kami enak buat nongkrong lama.

"zen kamu mau pesan apa? Biar aku aja yang pesen" tanya clara

"oke, apa aja deh terserah kamu, aku tunggu di tempat duduk yang itu ya" ujarku sambil menunjuk tempat duduk yang ada di sudut ruangan.

"oke, tunggu ya" jawab clara selagi pergi menuju counter menu.

Setelah beberapa saat menunggu clara yang sedang memesan, akhirnya ia datang membawa makanan. "makanan datangggg" ujarnya dengan nada penuh ceria. Dan aku hanya terkekeh kecil dengan tingkahnya yang kekanakan seperti itu, mengingatkanku ada reya saja bayangku. Memikirkan reya, aku tersadar, apakah ia sudah menyiapkan apa yang aku minta ya, kulirik jam di tanganku menunjukan pukul 12.30. "maaf ya rey, mungkin sesekali kamu harus menunggu lama demi sahabatmu satu ini" batinku.

"zen kenapa ngelamaun? Dimakan dong makanannya" tegur clara

"oh iya, ini mau makan" jawabku sambil tersenyum. "ra, aku mau ngomong sesuatu nih sama kamu"

"ngomong aja kali kenapa basi basi dulu" jawab clara santai.

"clara, aku suka sama kamu" ucapku dengan penuh keberanian. Clara hanya memandangku dengan tatapan yang tak bisa aku artikan.

"kamu yakin suka sama aku? Suka apa sayang?" jawab clara memecahkan keheningan yang menyelimuti kami. Aku hanya terdiam, entah maksud clara apa, entah mengapa aku tak bisa mengeluarkan kata kata dari mulutku.

"zen, makasih karna kamu udah suka sama aku, tapi zen, didalam hati kamu itu cuma ada reya, tanpa kamu sadari, mata kamu, perhatian kamu, pikiran kamu hanya tertuju ke reya. Zen mungkin kamu salah mengartikan perasaanmu ke reya dan aku karna aku cewe pertama selain reya yang deket sama kamu. Zen apa kamu tau, mata reya juga hanya tertuju sama kamu, dia itu sayang sama kamu zen, sayang seorang cewe ke cowo, sayang yang lebih dari seorang teman bahkan sahabat." Perkataan clara membuatku tertegun sejenak.

"apa kamu yakin sama ucapanmu barusan ra?" tanyaku meyakinkan.

"ayolah zen, semua orang juga tau kalian itu saling menaruh perhatian satu sama lain" tegas clara.

"reyaaa...." ucapku lirih.

"kenapa sama reya?" tanya clara

"dia lagi nunggu ditaman, aku minta tolong dia bawain bunga buat kamu pas aku ajak kamu ke taman" paparku.

"kamu bodoh ya, ini mau hujan zen, reya pasti bakal nunggu kamu dan dia ngga bakal satu langkahpun pergi dari tempatnya. Sana, kamu pergi, bilang ke reya perasaanmu, pasti dia seneng" ucap clara sambil tersenyum

"terus kamu, kita kan mau nonton atau engga aku anterin kamu dulu ya" ujarku

"gila ya zen, ini mau hujan zen dan reya nunggu kamu, biar aku nonton sendiri aja, nanti aku pulang bisa naik taxi, udah ga pake lama, sana kamu pergi temui reya" ucap clara panjang lebar

"iya iya ra, makasih ya ra, kamu emang temenku yang paling baik, duluan ya ra, bye" ucapku

"iya zen santai aja kali, dahh" ujar reya, akupun segera menuju ke tempat motorku berada.

Jdrrrrrrrrrrr.... hujan pun mulai turun dengan dersnya, aku melihat jam di tanganku sudah menunjukkan pukul 13.40,' reya pasti sudah nunggu lama' batinku. Tanpa pikirr panjang aku langsung mengendari motorku meskipun hujan sedang deras.

Badanku yang basah kuyup sudah tak lagi aku hiraukan, yang ada di fikiranku hanyalah reya. Segera aku parkirkan motorku, lalu berlari ke tempat reya berada, 'dimana kamu rey' batinku khawatir. Dari kejauhan aku melihat sesosok gadis berdiri di bawah pohon sambil membawa bunga. 'itu pasti reya' batinku

"reyy... reyaaaa" teriaku, namun gadis itu bukannya menoleh melainkan terjatuh, "reyy.. reyaaa" segera aku berlari menghapiri reya yang terjatuh. "reya.. rey bangun rey" segera aku peluk ia, "maafin aku rey, gara gara aku kamu jadi kaya gini, rey bangun" aku menangis karna reya tak juga bangun, badannya yang sudah memnggigil karna kedinginan segera aku peluk erat. "rey, aku sayang kamu rey, maafin aku, aku ga bakal maafin diri sendiri kalo sampe ada apa apa sama kmu" aku menangis memeluk tubuh mungil reya yang kedinginan, segera aku gendong reya, tak kupedulikan lagi motorku yang terparkir di ujung taman, aku hanya berjalan kaku menggendong reya ke rumahnya, karna taman ini memang tidak terlalu jauh dari rumah reya. "rey, maafin aku, aku sayang kamu" tangisku karna merasa bersalah sudah membuat reya menjadi seperti itu.

-epilog end-

Cintaku DiamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang