[Dia.. pacarku]
-Author pov-
Seorang perempuan yang tak lain adalah Joy sedang terlelap di sofa kamar hotel milik Sungjae.
Ting tong.
Terdengar suara bel yang membuat Joy perlahan membuka kelopak matanya. "Ah, aku tertidur ya." gumam Joy yang masih berusaha mengumpulkan kesadarannya.
Ting tong.
"Hm, suara bel? Oh, itu pasti Yook Sungjae!"
Dengan segera Joy melangkahkan kakinya menuju pintu. Benar saja, saat ia membuka pintu tersebut terlihat seorang lelaki yang tak lain adalah Sungjae.
Tanpa melihat raut wajah Sungjae yang terlihat lemas, Joy langsung mengoceh tak jelas.
"Hei, Yook Sungjae-ssi! Kemana saja kau, huh? Kau enak-enakan di luar sana dan meninggalkanku di kam-"
Bruk.
Sungjae jatuh pingsan dipelukan Joy, yang belum sempat menyelesaikan ocehan-nya. Mata perempuan itu kini membulat dengan sempurna.
"H-hei! B-bangunlah!" ujar Joy sembari berusaha menepuk punggung lelaki yang kini berada dipelukannya. Setelah beberapa kali Joy menepuk punggung Sungjae, ia menyadari sesuatu.
"Bajunya.. basah?"
Matanya sekarang tertuju pada jendela yang terletak di samping kirinya, terlihat cairan bening memenuhi jendela itu.
"Hujan? Jadi, dia hujan-hujanan?" ujar Joy yang kemudian menghempaskan nafas beratnya.
Dengan susah payah ia berusaha memindahkan Sungjae ke tempat tidur. Kemudian, ia mengambil baskom yang terletak di nakas samping tempat tidur.
"Ini yang kemarin ia gunakan untuk mengompresku, aku akan gunakan yang ini lagi."
Joy segera mengisi baskom tersebut dengan air dingin. Kini ia duduk di samping Sungjae yang tengah terbaring di tempat tidur, ia menaruh handuk yang telah ia peras di kening Sungjae.
"Dengan begini demamnya akan cepat hilang."
---
"Bagaimana? Apa kau menemukannya?" tanya tuan Park yang tak lain adalah ayah Joy kepada seseorang melalui ponselnya.
"Begini tuan, tadi kami memeriksa hotel yang letaknya terdekat dari kediaman tuan. Mereka bilang, nona Joy memang sempat menginap di hotel tersebut, tapi sayangnya nona Joy sudah check-out sejak kemarin sore." jawab orang disebrang sana.
"Lalu dimana dia sekarang?!"
"Maaf Tuan, kami belum mendapatkan info lain tentang keberadaan nona Joy."
Cklek.
Terdengar suara pintu terbuka, tuan Park segera menutup ponselnya. Ia melirik kearah pintu, ternyata yang membuka pintu ruang kerjanya adalah orang yang tak asing lagi, istrinya.
"Yeobo, mau berapa lama lagi kau akan berdiam diri di ruang kerjamu?" tanya nyonya Park yang kini menghampiri suaminya.
"Pekerjaanku masih banyak, sepertinya aku akan tidur malam." jawab tuan Park sembari melepas kacamata yang kini terasa berat baginya.
"Apa kau tak merasa khawatir pada anak kita?" tuan Park terdiam selama beberapa saat.
"Dia sudah dewasa, tak usah terlalu cemas padanya."
"Sebesar itu kah rasa tak pedulimu padanya? Aku tahu, pada awalnya kau menyetujui keputusanku untuk mengadopsi Joy hanya untuk melihatku bahagia, karena aku tak bisa memiliki seorang anak. Aku pikir seiring berjalannya waktu kau akan bisa menyayanginya, tapi ternyata tidak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter Tree (Sungjae-Joy)
FanfictionIngatan adalah sesuatu yang sangat berharga, karna semua kenangan tersimpan dalam ingatan. Saat seseorang melupakan sebuah ingatan, saat itu juga kenangan yang berharga hilang darinya. Itulah yang kurasakan. -Park Joy-