Prolog

40 7 5
                                    

Langit masih mengeluarkan tangisnya. Tepat di depan pohon maple di ujung jalan, nampak seorang gadis bertubuh mungil terdiam ditempat.

Gadis itu menunduk, rambut dan pakaiannya basah. Tapi seolah tak peduli dengan keadaannya, gadis itu tetap diam. Tak bergerak sedikitpun.

Lama ia terdiam, kemudian gadis itu mengangkat kepalanya. Dia menatap sebuah gelang yang terpasang dengan cantiknya ditangan kirinya.

"Cho Young Soo..." ucap gadis itu lirih.

"Aku merindukanmu. Benar-benar merindukanmu," Gadis itu mengadah, menatap langit. Kemudian memejamkan kedua matanya untuk merasakan dinginnya air hujan.

Sejenak ia ingin melupakan rasa sakitnya. Rasa sakit yang teramat dalam dihatinya.

Andai waktu bisa diputar, gadis itu takkan pergi ke seoul. Ia lebih memilih tetap di Indonesia.

Andai waktu bisa diputar, takkan ia biarkan lelaki bernama Cho Young Soo itu merebut hatinya.

Bahkan andai waktu bisa diputar, takkan ia mengijinkan dirinya untuk mengenal pria itu. Pria yang telah sukses merebut hatinya dan meninggalkannya begitu saja.

Namun, jika takdir berkata lain, manusia pun tak bisa berbuat apa-apa.

Di bawah derasnya hujan, gadis itu menangis. Menangis terisak-isak. Sambil memukul dadanya, berharap rasa sakit dihatinya bisa teralihkan.

-------

Sabtu, 11 juni 2016.

Seoul DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang