Chapter 3 - How could it be?

41 6 1
                                    

Tepat jam 6.45 nessa,nevan,nissa sampai di sekolahnya, hari ini adalah hari kedua MOS berlangsung dan besok adalah hari terakhir nessa menjadi panitia MOS.

"aku kesana duluan ya mau ketemu sama adira"ucap nessa yang di iyakan oleh nissa dan nevan.

"aku juga mau ke temen-temen aku ya kak"ucap nissa yang juga iyakan sama nevan.

Akhirnya nessa pun bertemu dengan adira di tempat yang ia bimbing."dir?" panggil nessa ke adira "eh nessa?kapan nyampe lo?"jawab adira "baru aja gue nyampe,pas gue ngeliat lo langsung aja gue samper lo." setelah mereka mengobrol tiba-tiba azka datang dan menghampiri nessa.

"hai nessa, kok kemarin langsung matiin sih telponnya?kan gue belom selesai ngomong?"ucap azka yang membuat adira kaget. Tumben amat si nessa mau nerima telponnya si azka. Batin adira berkata.

"hah?apaan si ka?hmm itu hp gue tiba-tiba low batre gitu" alibi nessa.

"ohgitu"jawab azka dengan nada kecewa. Dan dijawab oleh nessa dengan gumaman

"untuk seluruh pengurus osis dan panitia MOS harap berkumpul dilapangan. Terima kasih" ucap Joshua di microphone.

"dir, ayo kesana daripada diomelin kak jo" ucap nessa sambil berlari kecil kearah sumber suara diikuti oleh adira dan azka.

Ketika sampai dilapangan nessa dan adira bertemu dengan davira dan kaia yaitu sahabat dekatnya.

"heii?akhirnya gue ketemu sama lo, ada yang pengen gue ceritain sama lo nes" ucap davira secara heboh membuat nessa dkk bingung. "apaan si?hebring amat?mau cerita apaan vir?ketemu cogan?" jawab nessa yang membuat teman temannya terkekeh. "ih gak yaampun,kali ini tuh gak bukan masalah gue ketemu cogan ini tuh masalah---" belum sempat davira menyelesaikan ada suara yang mengintrupsi kita berempat "untuk semua anggota OSIS dan panitia MOS harap bersiap siap untuk memasuki kelas gugus" ucap sang ketua osis "nanti pulang sekolah lanjut di cafe"

***

Setelah pulang sekolah nessa dkk ke cafe dekat sekolah seperti apa yang tadi direncanakan, untuk melanjutkan cerita davira.

"selamat siang, ada yang bisa saya bantu?" ucap pelayan saat nessa dkk duduk di bangku yang disediakan

"hm.. saya pesan vanilla latte dua, dan milkshake chocolatte dua juga ya mba" ucap davira pada pelayan cafe dan setelah itu pelayan cafe pergi untuk membuat pesanan mereka.

"vir?lo mau cerita apaan?langsung ke intinya aja deh" ucap nessa yang memecah keheningan diantara mereka. Dan diberi anggukkan oleh davira

"hmm oke, tapi lo semua jangan potong omongan gue" ucap davira yang akhirnya di anggukkan oleh teman-temannya itu. "jadi tuh ini tentang nessa." Nessa yang mendengar namannya menjadi topik pembicaraan langsung mengernyitkan dahi bingung "iya ini tuh tentang lo ness, jadi tuh si azka tiba tiba nanyain lo gitu deh tentang lo kenapa cuek sama dia, kenapa dingin banget sama dia dan dia juga minta nomor lo ke gue tapi gak gue kasih kalo gue kasih yang ada lo ngamuk, oh iya satu lagi dia nanyain lo lagi deket sama cowo apa gak" cerita davira membuat nessa makin bingung, untuk apa azka nanyain gue, penting banget emang. Batin nessa

"kayanya dia suka sama lo ness, buktinya aja dia sampai nanya ke Davira juga terus minta nomor lo ke adek lo kan?" ucap adira yang diberi anggukkan oleh kaia dan davira "apaan si lo! Ya gila aja gak mungkin lah kan nanya kaya gitu bukan berarti suka kali" ucap nessa ke teman-temannya.

"Yaampun sa, antara lo yang gak peka atau emang lo waktu dulu gak ada kode-kodean sama mantan lo dulu ya?"tanya kaia yang dibalas pelototan dari davira dan adira, dan nessa hanya terdiam dan mengingat mantannya dua tahun yang lalu anggara seburat nama itu tiba-tiba teringat di benak nessa.

A & NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang