Yuki masuk ke dalam rumahnya, mendudukkan dirinya di kursi dan menyandarkan punggungnya yang lelah.mata hazelnya melirik ke sisi kiri jendela besar, memperlihatkan keadaan di luar sana. Langit yang agak mendung? tak terasa air mata Yuki mengalir !!? "sebenarnya apa yang terjadi pada diriku.kenapa Stefan punya kesamaan yang sama seperti Rain" batin Yuki?
.
.
.
Prilly yang baru sampai dirumah mengernyit, "kenapa pintu kebuka?apa Yuki sudah pulang" ujar Prilly pada dirinya sendiri,Prilly pun berjalan memasuki rumah itu sesampainya diruang tamu ia melihat Yuki sedang duduk dengan punggung bergetar,Prilly pun sedikit berlari kearah Yuki."kamu kenapah" tanya Prilly khawatir yang sudah duduk disamping Yuki,Yuki menoleh kesamping dan langsung memeluk Prilly.Prilly pun membalas pelukan Yuki.
"aku merindukannya,?kenapah dia tidak menepati janjinya,kenapa Prill.kenapah dia pergi meninggalkanku tanpa kabar!!bilang sama aku kalau dia bakal menepati janjinya,aku mohon" ujar Yuki lirih dengan tangisan yang semakin menjadi-jadi
membuat Prilly menghela napas berat,lalu ia pun
mengelus pundak Yuki yang sedang menangis sesugukan,mencoba menenangkan sahabatnya.melihat sahabatnya seperti ini ia bisa merasakan kepiluan Yuki.****
Malam Hari
nampak seorang Pria sedang berdiri dibalkon kamarnya.ia terus saja menatap lurus kedepan,tanpa ada niat untuk beralih ke yang lain."Mengapa diotakku kamu tak pernah hilang walau sedetik saja??
Perkenalan kita terlalu singkat untuk disebut Cinta dan terlalu dalam jika disebut ketertarikan sesaat.
aku tak tau harus bagaimana mengungkapkan perasaan ini,rasanya lidahku kelu untuk mengatakannya padamu" gumam Stefan pelan.?ia pun beranjak dan kembali kekamarnya."mungkin tidur, bisa membuat perasaan gue agak tenang" ujar Stefan pada dirinya sendiri
****
Ali yang baru saja menuruni tangga ,bingung melihat Tante nya seperti sedang terburu-buru."tante mau kemana" tanya Ali
"eh Ali.kamu ngagetin tante aja,tante mau kerumah teman ada urusan" jawab Elen
Ali hanya mengangguk tanda mengerti.
"Stefan belum bangun?kamu kalo mau sarapan udah tante siapin ya dimeja" ujar Elen
"sepertinya belum?iya tante" balas Ali
"yaudah kalau gitu tante pergi dulu" ujar Elen
"iya tante hati-hati" ucap Ali
.
.
.
"pagi tan-" ucapan Nasya terhenti ketika yang ia lihat bukan Elen melainkan Ali .? "eh.Ali ? tante Elen kemana" tanya Nasya"pergi" jawab Ali datar tanpa menatap Nasya
"owh..terus Stefan mana" tanya Nasya lagi
"tidur" jawab Ali masih datar
Nasya menggeram kesal mendengar Ali yang sangat cuek padanya ?? "sabar Nasya sabar" batin Nasya
"yaudah kalau gituh gue bangunin deh kekamarnya" ujar Nasya semangat
"mau kemana lo" ucap Ali menghentikan Nasya yang ingin menaiki tangga
Nasya pun berbalik? "mau bangunin Stefan" ujar Nasya santai
"gak perlu?Stefan gak mau diganggu sama cewe kaya lo" ujar Ali yang kini menatap tajam Nasya
"kenapa! gue pacarnya dan gue berhak" ucap Nasya yang sedikit meninggi bicaranya
Ali tersenyum kecut.?? "lo lupa.apa perlu gue ingetin.lo itu cuman Mantan" ujar Ali dengan memberi penekanan di kata Mantan.
Nasya hanya diam menatap Ali