[2/?] He

14 1 0
                                    


-000-

Nyanyian burung Gereja terdengar melengkapi cerahnya langit di pagi hari ini. Tak ada awan hitam yang gelap, yang ada hanyalan matahari yang menyembul terang dibalik awan- awan putih berhiaskan langit yang biru.

Chloe duduk disana, di kursi roda hitamnya yang terletak di sebelah sebuah bangku berwarna beige yang terbuat dari kayu. Tak ada siapapun disampingnya, yang ada hanyalah pasien- pasien rumah sakit yang berkeliaran menikmati olahraga pagi.

Kemana Adam? Dia sedang pergi ke ruangan Dokter saat mendengar bahwa Christine ingin membicarakan keadaan Chloe, membuat Chloe harus merasakan kesepian lagi untuk entah yang keberapa kalinya.

Chloe menatap kebawah, melihat kearah kakinya yang sangat berharga baginya. Memikirkan bahwa ia tak akan bisa lagi berjalan seperti teman- temannya. Sekejap tatapan matanya berubah kosong, Pikirannya seolah menariknya untuk melakukan hal itu lagi, mencoba membunuh dirinya sendiri. Chloe bergerak, mendorong kursi rodanya untuk bergerak meluncur kearah jalanan taman yang sangat curam. Berharap setelah ini ia akan hilang dari kehidupan beratnya.

"CHLOE, APA YANG AKAN KAU LAKUKAN!" Seorang pria menahan kursi roda nya. Menarik Chloe kearah samping taman. Chloe yang mendengar namanya dipanggil melihat kearah belakang dan menemukan seorang pria yang tak ia kenali sama sekali.

"Kau siapa?! Kau mengenalku? Lepaskan!!" Chloe mencoba bergerak, mendorong tangan pria yang kini sedang menahan kursi roda Chloe agar tak jatuh, namun tenaga pria itu lebih kuat, membuat Chloe tiba - tiba menangis terisak- isak.

Pria itu mengela nafas lega. Matanya seolah memancarkan kesedihan terdalam yang tak bisa diungkap. Wajahnya seolah datar dan tak terbaca. Ia berjalan dan bertekuk didepan Chloe yang sedang menangis diatas kursi rodanya itu.

"Ini aku Sam, Sam Park Temanmu. Kau tak mengenalku?" tatapan pria itu seolah membuat isakan Chloe terhenti.

"Aku tidak mengenalmu. Dengar, aku kehilangan ingatanku jadi aku tidak bisa mengingat siapa dirimu." Jawab Chloe lanjut membalas.

"Kita berteman di sekolah dan bahkan satu kelas. Rasanya agak sedih mengetahui kau tak bisa mengingatku" jawab pria itu tersenyum. Senyumnya manis, rambut merahnya dan wajahnya yang cerah membuat sesuatu didalam diriku seolah tersenyum senang.

Ia menceritakan semuanya kepadaku. Menceritakan bahwa ia baru saja mendengar bahwa aku kecelakaan dan langsung menemuiku untuk melihat bagaimana keadaanku. Namun, semuanya seolah terasa menyenangkan sekaligus asing kepadaku. Apa ini karena aku amnesia, sehingga aku tak ingat apapun tentangnya?. Namun pada akhirnya, aku memutuskan untuk mempercayainya dan mendengar cerita yang ia katakan. Ia mengatakan bahwa aku merupakan murid yang pintar disekolah namun sering membolos. Ia juga mengatakan bahwa aku sangat menyukai musik dan bernyanyi dan selalu memilih untuk duduk dibelakang. Setelah tak lama berbincang- bincang, Ia mendorong kursi rodaku ke dalam ruangan tempatku dirawat.

"Chloe, Aku harus pergi. Besok aku akan datang lagi kemari. Sampai Jumpa.." Sam melambaikan tangannya dan berbalik pergi, mekangkah keluar dari ruangan dan menutup pintunya dengan hati- hati.

Setelah kepergian Sam, aku merebahkan kepalaku di ranjang mencoba memikirkan dan mengingat semua perbincangan yang tadi Sam dan aku bicarakan. Entah mengapa pikiranku seolah bergelut dan merasa ada suatu keanehan dalam diriku. Namun saat mengingat apa yang diceritakah oleh Sam tadi membuatku tertawa.

"Chloe? Kau dari mana saja? Aku mencarimu disekitar taman dan para suster mengatakan bahwa mereka tak melihatmu" Adam menyembul dari balik pintu, menampakan wajahnya yang penuh dengan keresahan.

"Aku baru saja jalan- jalan. Tadi seorang temanku dari sekolah datang dan mengajakku untuk berbincang" Aku tak mengatakan semuanya, berharap Adam tak akan mengetahui kejadian buruk yang tadinya hampir kulakukan.

"Siapa dia?"

"Sam, namanya Sam"

-000-

Jangan lupa votes dan comment yaa:))

Where it all Begins: The Deepest FearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang