[1/?] Misery

35 1 0
                                    


Namaku Chloe Kim atau lebih lengkapnya Chloe Mariene Kim, aku tidak ingat siapa diriku dan aku baru saja kehilangan fungsi dari kedua kakiku yang berharga, sehingga aku harus menggunakan kursi roda hanya untuk bertahan hidup. Kecelakaan itu? Aku tidak ingat bagaimana terjadinya, dokter mengatakan aku mengalami amnesia dan harus tinggal sementara untuk menjalani pengobatan. Dan disinilah aku... di sebuah rumah sakit sederhana di London.

-000-

London, Haybreak Hospital

12.30 PM

"Aaaaargh!!! Keluarkan aku dari sini, aku mohon! Arghhhh...." Aku memegang kepalaku dengan kuat, merasakan sakitnya obat penenang yang terasa seperti merobek- robek bagian kepalaku.

"Chloe, tenanglah.. ini hanya akan sementara okay?" terdengar seorang wanita cantik dengan jubah putihnya mencoba meyakinkanku untuk percaya kepadanya.

"Lepaskan!! Lepaskan aku!!" aku mencoba berontak, tak bisa menahan rasa sakit berharap mereka akan melepaskanku. Namun yang kudapat hanyalah sebuah suntikan tambahan yang semakin membuat mataku terpejam dan semuanya menjadi gelap.

Author PoV.

"Christine, Bagaimana keadaannya?" Seorang pria terlihat berdiri dari kursi tunggunya, menanyakan bagaimana keadaan seseorang yang tengah terbaring didalam ruangan.

"Seperti biasa, dia melakukan perobaan bunuh diri lagi.. kali ini lewat jendela rumah sakit" wanita yang bernama Christine tersebut menjawab.

"Apa yang harus kulakukan... aku seharusnya mejadi kakak yang baik baginya namun yang bisa kulakukan hanyalah menambah pendritaannya. Dia bahkan tak mau makan sama sekali. Ini sudah tiga hari dan ini adalah ke 4 kalinya dia mencoba bunuh diri" badannya merosot kea rah lantai kakinya seolah tak mampu lagi menahan tubuhnya, terlihat sekelompok air mata yang tergenang di pelupuk kedua matanya.

"Ini semua salahku..." tambahnya, Ia adalah kakak laki-laki satu satunya Chloe, Adam Sebastian Kim.

"Bagaimana pun ini bukan salahmu Adam.. Ini hanyalah kecelakaan. Kau tidak bisa menyalahkan dirimu sendiri. Aku akan berusaha membantunya agar sembuh, tapi untuk sementara kau dan adikmu sebaiknya tinggal dirumah sakit terlebih dahulu karena dia masih membutuhkan pengobatan" Christine mendekat menepuk bahu kanan pria itu, berharap tepukan bahunya dapat menghapus semua penyesalan pria itu.

"Aku harus pergi, Ada beberapa pasien yang harus aku tangani. Oh ya.. bagaimana dengan orang tua mu dan Chloe? Apa mereka tidak akan datang?"

"Aku sudah menghubungi mereka dan mereka bilang akan datang lusa setelah menyelesaikan pekerjaannya di Seoul"

"Baiklah, aku harus pergi" Christine berjalan meninggalkan Adam yang kini menghapus bulir- bulir air matanya.

-000-

Chloe PoV.

Kegelapan menusuk mataku. Mimpi itu kembali datang. Terlihat jalanan yang gelap dengan lampu jalan yang meredup- redup. Sirine polisi seolah menggambarkan kejadian apa yang tengah terjadi. Tedengar suara masyarakat yang terlihat berbisik- bisik dan menyampaikan sesuatu, tiba- tiba semuanya terpotong seiring terdengarnya suara tabrakan dan ledakan keras yang menyadarkanku dari mimpi buruk ini.

"AAAARGHH.."

"Chloe, Kau tidak apa-apa? Apa yang terjadi?!" Adam berdiri dari bangkunya, aku dapat melihat garis hitam disekitar matanya yang menggambarkan bahwa ia tak bisa tidur sejak beberapa hari yang lalu.

"Kecelakaan itu, aku-- ..."

"Kau bermimipi buruk lagi?" Seolah kejadian ini merupakan kejadian yang biasa, Adam seolah mengerti akan apa yang sedang terjadi denganku dan hanya kubalas dengan anggukan kecil.

"Sekarang sudah jam berapa?" Aku melihat kearah jendela yang menampakan kegelapan langit yang menandakan bahwa sekarang sudah malam hari.

"Sekarang sudah jam 10 malam. Kau sudah tidur selama kurang lebih 10 Jam." Adam melihat kearah jam tangannya yang sudah menandakan Jam 10 malam.

"Benarkah? Adam, apa kakiku tidak bisa sembuh lagi? Aku ingin berjalan lagi, aku tak bisa seperti ini.. aku-" belum sempat aku menyelesaikan perkataannya, Adam sudah memotong perkataannya.

"Besok aku akan mengatakan pada Christine agar kita bisa pulang okay? Kau akan kembali sekolah juga. Tidurlah, besok kita akan berjalan- jalan pagi.." Adam mengalihkan pembicaraan, ia pasti tak mau membuatku khawatir dan sedih akan jawabannya.

Aku merebahkan kepalaku, menatap kea rah jendela di sebelah kiri yang kini memancarkan bintang yang berkilauan ditengah langit malam. Pikiranku seolah melayan entah kemana, tatapanku kosong memikirkan apa yang akan terjadi pada hidupku setelah ini, apakah semuanya akan sama seperti semula atau bahkan akan sangat berbeda. Semuanya seolah menjadi kacau dan aku tak yakin aku akan bertahan dengan keadaan seperti ini. aku hanya ingin semuanya kembali seperti semula, tak ada kecelakaan di hari itu, tak ada kursi roda dan semua penyesalan ini.

-000-

Jangan lupa comment dan votesnyaa:))

Where it all Begins: The Deepest FearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang