Part. 1

5.2K 470 15
                                        

"Min Yoongi, 21 tahun,"Namjoon memulai penjelasannya untuk Jimin, "Mahasiswa tahun akhir Jurusan Filsafat Universitas S. Anak pertama dari dua bersaudara. Ayahnya Min Yonhwa, 45 tahun, Ibunya-Aish! Kau bisa baca sendiri kan sisanya."

Part 1. Empat minggu yang lalu, 23 November 2015

Sebentar Jimin termangu, kesan Namjoon yang berwibawa yang seolah-olah akan sangat serius menjelaskan kasus malah bergaya asal kini. Kemudian Jimin menggangguk-angguk cepat dan mulai membaca setiap huruf di lembaran yang ia dapat setengah jam lalu.

"Padahal kau hanya perlu menjelaskan beberapa poin penting saja, kan, Namjoonie,"ujar lelaki cantik di samping Namjoon.

Dan Namjoon hanya memandang sekretarisnya dengan tatapan 'kalau begitu kau saja yang jelaskan'.

"Begini, Jiminsshi,"sekretaris Namjoon tersenyum pada Jimin, "mungkin Jungkook sudah menjelaskan garis besarnya. Tambahan di sini, kami akan memberikan subsidi penuh selama anda tinggal di Seoul, kami akan mengawasi anda selama 24 jam tidak terlepas pada saat anda bertemu dengan Min Yoongi saja, keseluruhan privasi anda terpaksa harus kami ketahui. Lalu masalah waktu, kami memang belum bisa memastikan harus berapa lama anda melakukan ini, karna perjanjian kita hanyalah mengenai 'apa yg harus anda lakukan', tapi yang jelas kami akan memberikan usaha maksimal agar kasus ini cepat selesai.

Hoseok dan Jungkook akan membantu anda. Untuk lebih detailnya anda bisa bertanya pada mereka berdua. Di sini kami hanya ingin mendengar pernyataan langsung dari anda bahwa anda benar menyetujui dan bersedia melakukan perjanjian ini,"jelas sekretaris Namjoon dengan baik.

Jimin mengangguk-angguk mengerti, "saya akan mengusahakan yang terbaik saya,"ujarnya menatap yakin pada Namjoon dan sekretarisnya.

Namjoon menyodorkan tangannya untuk Jimin, "Mohon kerja samanya, Jiminsshi."

"Ne. Saya mengerti,"jawab Jimin menyambut jabat tangan Namjoon.

**** ****

"Maaf sudah melibatkanmu,"Hoseok mencuri lihat Jimin yg duduk di sebelahnya disela-sela perhatiannya dalam mengemudi, "kami benar-benar dibuat repot oleh Min Yoongi ini."

"Tidak apa-apa, Hyung. Setelah menganggur dua tahun, akhirnya ada sesuatu yang bisa aku kerjakan."

"Aku berjanji tak akan terjadi sesuatu padamu."

"Ne, gomawo, Hyung. Tapi, apa Hyung yakin kalau aku benar-benar tidak akan ketahuan?"

"Kalau kami tidak yakin, kami tak akan mengambil resiko seperti ini, Jimin. Apalagi sampai melibatkan warga sipil sepertimu. Dasar, sebenarnya dari awal aku tidak setuju sih. Benar-benar tidak setuju dengan rencana ini, dengan semua ide gila juniorku yang satu itu. Dan aku tidak habis pikir, bisa-bisanya semua anggota timku langsung menyetujuinya, bahkan Namjoon sangat mendukung pemikiran Jungkook. Aku jadi menyesal mengajakmu kemari. Harusnya aku mencarikan pekerjaan yg lebih layak untukmu. Tapi mau bagaimana lagi, penyelidikan kami benar-benar belum ada hasil,"jelas Hoseok sedikit mengomel entah pada siapa.

Mendengar itu, Jimin hanya menanggapi dengan tersenyum maklum. 

"Kalau kau tidak tahan, bilang saja. Aku akan mengusahakan rencana lain,"sambung Hoseok.

"Jangan bilang begitu, Hyung. Belum juga aku mulai. Aku ingin mencobanya dulu dan doakan aku bisa memberikan yg terbaik, Hyung."

"Yah... tetap saja aku merasa tak enak, Jiminie."

Jimin ikut mendesah panjang seperti Hoseok. Lalu menatap lamat ke luar jendela mobil. Yah, dirinya sendiripun sebenarnya masih belum yakin, apakah pekerjaan ini memang sanggup ia lakukan atau tidak. Apakah yang akan ia lakukan besok memang seharusnya ia lakukan atau tidak.

Such a Liar [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang