Kita terlalu muda waktu itu, sayang.
Terlalu polos dan bodoh.
Kini mari salahkan waktu.
Omong kosong jika waktu tidak bisa disalahkan!
Kita tak sepatutnya bertemu pada waktu itu.
Kita terlalu berapi-api, sayang.
Terlalu dalam dan jauh.
Kini salahkan aku, sayang.
Ternyata kebodohan dan kepolosan ada dalam diriku.
7 tahun.
Dengan rasa yang sama, sayang.
Kini kita memiliki tubuh dewasa.
Tapi kita tak sepolos dan sebodoh dahulu kala.
Kembalikan kepolosan dan kebodohan itu kesemula!.
Tak bisa. Hmm. Kau tak bisa lagi kembali, bahkan jika realitanya kau bodoh dan masih polos pun kau tak akan menerimaku lagi. karena orang bodoh pun tak menginginkanku. Bagaimana bisa aku melepaskan engkau yang sempurna dimataku? Bodohnya aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guratan Malam
PoesíaCoretan mahasiswa amatir di malam hari menuju fajar, mencoba mendalami hidup melalui kata, dan indera perasa. tak perlu di pikirkan hanya perlu dirasa.
