day 1

21 6 1
                                    

Setelah berpikir panjang justin memutuskan ikut menghadiri acara makan malam di istana marfiller. Entah itu sebuah kemauan atau paksaan justin hanya menurutinya.

_
Malam ini justin dan anggota keluarga calerio lainnya sudah berada di tanah marfiller. Kedatangan mereka disambut rakyat marfiller dan juga pemimpin mereka.

Memasuki istana marfiller, mereka disambut lagi oleh pelayan dan juga pekerja istana.

Raja sang rumah tamu, jake marfiller. Bahagia atas kedatangan mereka. Ia langsung mempersilahkan keluarga kerajaan calerio duduk di meja makan malam masing masing.

Di samping itu, putri dari raja marfiller sedang bersiap dikamarnya. Shofia yang tau akan hal ini telah mempersiapkan semua dari semalam. Mulai dari memilih gaun terbaik, dan aksesoris lainnya. Berbeda dengan Elena, ia nampak biasa-biasa saja.

"Shofia.. Kau cantik." Elena memuji kakaknya yang sedang merias.

Shofia tersenyum malu.
"Kau yakin tidak ingin mencobanya? Kau akan terlihat lebih cantik jika merias wajahmu."

"Tidak, bagaimanapun juga aku akan tetap sama seperti ini." kata Elena.
Shofia terkekeh mengetahui adiknya yang tidak suka berdandan berlebihan. Ia nampak polos. Padahal dia juga seorang putri.

"Kau tau putra mahkota kerajaan itu. Prince justin carelio?" tanya Shofia dengan wajahnya yang merona karna membicarakannya.

"Tidak" jawab Elena polos.

"Dia sangat tampan. Aku mengenalnya di saat aku masih kecil, saat itu raja carelio sering bertamu di istana ini dan aku sering bertemu dengannya. Aku tidak percaya dia tumbuh semakin tampan."

"Oh ya? Kau tidak pernah membicarakannya sebelumnya."

"Sudahlah, sebaiknya kita turun. Oh tuhan, aku berdandan terlalu lama." Shofia teringat akan acara makan malam dan segera mengajak adiknya turun ke bawah.

_
Pandangan justin terarah saat mengetahui dua orang putri berjalan anggun menuruni tangga. Ia melihat gadis yang berjalan duluan memakai gaun berwarna merah yang sangat indah, namun justin beralih memandang gadis di belakangnya yang berjalan mengikuti dengan agak sedikit tidak percaya diri.

Penampilan Shofia malam ini memang dilakukannya maksimal karna ia tau yang akan datang adalah prince justin carelio. Pangerannya dimasa lalu yang dikaguminya sampai saat ini. Tapi, tetap saja. Elena yang berpenampilan tidak terlalu berlebihan dengan gaun putihnya lah yang menarik perhatian justin.

"Oh putri- putriku, kalian sudah turun rupanya." Raja jake marfiller dengan senyum lebarnya.

Putri? Jadi mereka putri dari kerajaan marfiller? Pikir justin.

***

Acara makan malam berjalan sempurna. Sehabisnya mereka berbincang- bincang. Shofia terus mencuri pandang dengan justin, namun sayangnya yang ditatap justin hanyalah Elena. Sedang kan Elena hanyalah bertingkah polos.

"Oh ya justin, aku belum memperkenalkan putriku ya. Baiklah, justin ini shofia dan itu elena." kata jake sambil menunjuk kedua putrinya.

Justin tersenyum, dan mengangguk. Jadi, elena namanya.

Justin memang sudah mengenal shofia, bahkan dari kecil. Namun, melihat elena adalah kali pertamanya bertemu. Justin tidak ingat sewaktu kecil shofia memiliki adik.

"Justin, bagaimana menurutmu?" ayahnya angkat bicara.

"Menurutku apa ayah?"

"Shofia. Dia cantik bukan?"

Justin kaget dengan pertanyaan ayahnya. Oh.. Bisakah jangan membahasnya sekarang, pinta justin.

Shofia yang mendengarnya juga terkejut dan tersipu malu, karna sebelumnya ia juga belum diberitahu tentang rencana perjodohan itu.

"Ayah, bisakah jangan membahasnya sekarang." aku malu ayah. Lanjut justin dalam hatinya.

Ayah justin memandang jake, seakan memberi kode. Sepertinya mereka telah merencanakannya. Jake mengerti.

"Baiklah putriku, Shofia. Ada hal yang ingin ayah bicarakan, maaf jika belum memberitahumu. Ayah dan ayahnya justin berniat menjodohkanmu, putri pertamaku dengan justin, putra pertama kerajaan carelio. Bagaimana menurutmu?"

Shofia benar benar terkejut. Ia tidak tau harus menjawab apa. Jika ini tidak dalam keramaian ia pasti sudah berjingkak dan melompat lompat. Hatinya sudah merayakan pesta besar-besaran.

"Ayah bercanda?" Shofia meyakinkan.

Sejujurnya Elena yang duduk di samping shofia merasa tidak nyaman dengan topik pembicaraan ini. Tapi kenapa? Batinnya. Ia merasakan ada sesuatu yang mengganjal perasaannya. Sedangkan, justin hanya menahan kefruatasiannya. Ia tidak tau mengapa yang jelas ia belum siap...








To be continued

Gaess... Let's vote! I need ur feedback:')

Prince For PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang