day 2

10 2 0
                                    

Author POV

***
Hari ini, shofia benar benar bahagia. Semenjak makan malam kemarin ia terus meyakinkan dirinya bahwa ini bukan mimpi. Ia masih belum percaya. Pangeran nya di masa lalu begitu mudah ia dapatkan dengan adanya perjodohan ini.
Namun, shofia teringat masih ada yang mengganjal. Ya! Perjodohan ini belum diresmikan, ini baru rencana.

"Shofia, kau harus mencoba ini." Elena datang menyadarkan lamunan shofia.

Cupcake coklat dengan nampan kecil di bawahnya. Elena membawanya bak seorang pelayan anggun ditambah cengiran nya yang cute.

"Mini cupcake? Astaga!" shofia beranjak dari kasur menghampiri elena.

"Mini cupcake alla chef elena" balas elena dengan bangga.

Hah. Gadis itu memang sangat suka begini. Shofia tertawa dengan tingkah laku adiknya.

Mini cupcake pun habis dimakan oleh mereka berdua. Mereka begitu akrab, setelahnya mereka berbincang sambil bercanda.

_
"Elena, kau tau. Suatu saat nanti kita pasti akan menikah bukan?"
Shofia bertanya di sela candanya.

"Benar. Tapi, kenapa kau menanyakan hal itu? Tidak seperti biasanya."

"Well, aku hanya mengingat kalau sekarang aku sudah dewasa. Aku tidak bisa membayangkan suatu saat nanti aku akan menikah dan setelahnya kau juga akan menikah."

"Kau benar shofia. Tapi yang perlu kau tau, aku tidak akan menikah sebelum kau menikah."

"Kenapa begitu? Bagaimana jika kau mendapatkan pangeranmu lebih cepat dari aku?"

"Aku akan menunggu. Karna aku tidak ingin bahagia sebelum kau bahagia juga."

Shofia tertegun dan mencoba menahan air matanya yang berada di ujung mata.

"Elena aku menyayangimu"

"Aku tau, dan aku juga menyayangimu."

Mereka berpelukan. Dua kakak beradik ini saling menyayangi. Akankah mereka seperti ini seterusnya? Biar takdir yang berbicara.

***

"Ayah, kau bilang kau tidak memaksa. Jadi, aku berhak menolaknya." ucap justin sedikit berteriak.

"Kau sudah 23 tahun justin. Kau mengatakan akan mencari pilihanmu sendiri, kau sudah mengatakannya sejak umurmu 20 tahun. Ayah tidak yakin kau sedang berusaha. Ayah hanya membantu. Shofia gadis yang cantik, dia juga baik."

"Tapi aku tidak bisa mencintai gadis yang bukan pilihanku. Lagipula aku sudah mempunyai pilihan sendiri."

"Benarkah? Siapa justin?"

"Elena"

"Tunggu dulu, apa yang kau maksud itu Elena marfiller?"

"Ya, aku menyukainya."

Ayah justin terlihat bingung dengan perkataan anaknya. Bagaimana mungkin ia menyukai elena sedangkan yang ia tau sejak kecil yang dekat dengan justin adalah shofia.

Elena.
Jadi itu pilihan justin.

Justin POV

Aku tidak tau mengapa aku bisa menjawab yakin bahwa pilihanku adalah elena. Aku baru bertemu dengannya kemarin. Dia gadis yang cantik.

Tapi kenapa harus shofia yang dijodohkan denganku? Apa karna dia putri pertama kerajaan marfiller? Astaga! Undang undang macam apa itu.

Elena marfiller. Sepertinya aku mulai menggilainya. Mengingatnya saja aku seperti terbang ke langit ke tujuh. Aku tau ini berlebihan.

Aku suka matanya, bola matanya indah dan bulu matanya yang lentik. Hidung mancungnya. Bibir tebalnya, warnanya pink merona. aku seperti ingin menciumnya. Dia sempurna. Menurutku dia berbeda, walaupun shofia juga terlihat cantik tapi entah mengapa aku lebih tertarik dengan elena.

Bagaimana caranya agar aku  bisa lebih dekat dengannya? rasanya aku sudah jatuh cinta. I want her to be my princess...


















To be continued

Boring ya? Sorry ngebet banget soalnya. Vomment yep:*

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Prince For PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang