welcomeee!!!! kali ini eke mau kasih lanjutannya si Diva. pada penasaran kan sama si cewek gaje yang(entah kenapa) banyak yang ngidolain. selamat menikmati kegalauan Diva dalam kisah cintanya yeee... wekekekekekekekekekk....
jangan lupa buat vote sama komennya ya. sekali lagi ayopyuuuu olmaipren!!!!!
BAB 1
Brengsek, mau apa pria ini?
Apa-apaan tangannya itu mendekat ke arahku terus? Sedikit lagi dia berani mendekat, aku hajar! Sialan, dia berani mendekat! Sedikit saja terkena, aku hajar dia. Aku hajar!
Kampret!
Suara kursi yang berserakan karena terdorong membuat bunyi yang sangat bising dan cenderung memekakkan telinga. Pria itu yang membuatnya seperti itu. Dengan kurang ajar, tangannya berani memegang pantatku. Sekarang rasakan tendanganku yang membuat dia harus melayang semeter dari tanah dan terhempas bebas di kursi tunggu.
Pria kampret, harus dihajar!
“Kamu nggak perlu minta ganti rugi dan biaya pengobatan, karena aku bakalan ngobatin semua luka itu sampai sembuh kalau kamu mau. Tapi jangan lupa, aku bisa melaporkan bajungan seperti kamu karena sudah melakukan pelecehan!” ancamku ke pria itu yang keningnya mulai mengalirkan darah.
Bajingan itu mulai sedikit ketakutan, tapi wajahnya tetap mengesalkan bagiku. Apalagi senyum meremehkan di wajahnya yang sangat bertentangan dengan sinar ketakutan di matanya. Itu benar-benar membuatku kesal dan akhirnya menghajarnya beberapa kali lagi dengan masih memakai sepatu hak tinggiku. Persetan kalau sepatu ini berlumuran darah.
Terdengar suara Erin – apoteker apotik ini – yang menjerit ketakutan. Selain itu terdengar pula suara beberapa pria yang meneriakkan namaku keras dari sudut lain. Tapi semua itu terdengar samar di telingaku selain suara hantaman keras dari kakiku ke tubuh si brengsek ini dan suara tubuhnya yang bertumbukan dengan benda lain.
“Wow... sabar! Kamu bisa membunuh dia kalau seperti itu!” terdengar suara pria lain mengiringi sesuatu yang menahan lenganku.
Itu membuatku sedikit terkejut dan menghentikan tindakan brutalku. Aku melihat pria yang kuhajar habis itu sudah sangat babak belur dan diseret menjauh oleh para satpam. Sialan, sekali lagi aku menjadi lepas kendali dan bahkan menjadi brutal. Biasanya aku melakukan hal ini kepada Endo – sepupuku – karena dia lawan yang cukup sesuai untukku. Tapi kali ini akulepas kendali dan tidak ada satu orangpun yang berani menghalangi. Bahkan satpam Rumah Sakit ini juga begitu ketakutan setiap aku mengamuk lepas kendali. Terakhir aku mengirim seorang berandalan yang berani memalakku di depan rumah sakit ke IGD.
Kemudian aku baru tersadar ada tangan yang menahan kedua lenganku. Dengan segera aku melepaskan diri dari pegangan itu dan menoleh ke belakangku. Kemudian menemukan pria itu di sana. Seorang pria dengan wajah yang cukup cantik, khas Asia, yang mengingatkanku akan drama Korea yang di tonton Rima – sahabatku – tiap sore. Tubuhnya yang tinggi terlihat sangat bertentangan dengan tubuh pendekku. Bahkan pria ini jauh lebih tinggi daripada Endo. Pria itu tersenyum kepadaku dan membuat dadaku sedikit berdebar, sebelum akhirnya aku meninggalkan dia untuk kembali ke ruanganku. Entahlah, tapi aku merasa pernah bertemu dengan dia sebelumnya. Sayangnya, tadi bukan saat yang tepat untuk menanyakan hal itu.
Ketika aku berjalan menjauh, terdengar teriakan dan kemudian sesuatu menahan lenganku kembali. Saat aku berbalik, aku melihat pria itu lagi, dan tersenyum. Senyuman yang bisa membuat hatiku sedikit berdebar, tapi juga malu mengingat semua perilakuku tadi yang lebih mirip gorila daripada dokter wanita.
“Dokter, ini tertinggal,” ujarnya begitu manis.
Sialan!
Bagaimana bisa aku meninggalkan Loubutin-ku di sana dan sama sekali tidak menyadarinya. Pria itu tersenyum dengan senyumannya yang begitu manis di wajahnya yang rupawan. Wajah yang benar-benar mirip aktor Korea, hanya saja warna kulitnya jauh lebih gelap, lebih eksotis kata Ringo, sepupuku. Dan di tangannya yang begitu besar dengan jemari yang panjang tergantung pasrah Loubotin merah darah-ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Precious Lady
RomanceMasih nget Diva di Kawin Kontrak kan? Cewek Somplak itu kembali muncul di cerita sendiri tentang dia. Terjebak bersama semua orang somplak di sekelilingnya, perasaannya yang membingungkan dan juga kemampuan bertarungnya yang seperti Xena, Diva menj...