"Dia ngapain itu?" suara Carol menambah suasana riuh di kelas mereka.
"Gatau, katanya mau bunuh diri," sahut Dimas sambil menahan tawa.
"BHAHAHA bego bunuh diri makan penghapus," Sara menyembur minuman yang berada di mulutnya tepat kearah Carol.
"SARA!! KAMPRET LO JOROK BANGET SIH!" Air muka Carol berubah dan segera lari ke toilet.
"Mampus lu Ra. Bentar lagi disembur pake toa lu," Aldo terbahak melihat sahabatnya itu.
"Pokoknya lu semua harus bantuin gue kalo Carol mar-"
"SARA! SINI LO!" Teriak Carol memotong ucapan Sara. Menghampirinya dengan menghentakan kaki. Sara menoleh ke arah temannya yang lain dengan maksud meminta pertolongan. Tapi Dimas dan Aldo hanya melihat mereka dengan senyum jail.
"Keringin rambut gue sekarang! Gamau tau!! Harus bisa rapih lagi rambut gue!" Tangan Carol bersidekap di depan dadanya. Matanya melotot ke Sara.
"Iya iya gausah teriak gitu kali, Nek. Pecah ntar gendang telinga gue," Sara membuat Carol semakin melotot. Sedangkan dia? Hanya nyengir tak bersalah.
"Cepetan Sara Viona!!"
"Iya nyonya besar. Gue ngeringin pake apa coba? Yakali gue bawa hair dryer ke sekolah," Sara berdecak lalu mengambil sapu tangan di dalam tasnya
"Ya bodo amat. Makanya lain kali kalo mau nyembur, siapin tuh hair dryer!" . Carol mendengar Aldo dan Dimas terawa di belakang "heh gausah ketawa lo curut!"
~~~
Istirahat tiba. Sebagian siswa ada yang langsung ke kantin. Ada juga yang hanya di kelas memakan bekalnya, mengerjakan tugas yang belum selesai atau sekedar mengobrol.
"Woi Carol. Mau ikut ke kantin gak?" Dimas menepuk pundak Carol. Mungkin kalo tidak, Carol tak akan menyadari karena earphone yang menyumpal telinganya.
"Ikut, tungguin dong," jawab Carol masih kesal rambutnya sedikit basah. Mereka bangkit dan berjalan ke kantin.
Mata mereka mencari bangku yang biasa mereka tempati. Menghampiri dan duduk disana.
"Lo mau pesen apa Car?" Sara memang berniat mentraktir Carol sebagi tanda permintaan maaf.
"Car car, emang gue mobil. Samain aja deh," Sara langsung berjalan ke tukang siomay. Dan kembali dengan dua piring di tangannya.
"Siomay 3, kol 1, tahu goreng 1, gapake pare kan?"
"Kok lo hapal?" Carol mengernyit bingung. "Lo mau minum apa?"
"Ya iya lah hampir tiap hari gue denger lo mesen siomay," Sara menyendok siomaynya. "Gue jus jeruk deh," Carol segera bangkit menuju tempat jus. Ia kembali dengan jus jambu dan jus jeruk milik Sara.
Dimas membeli mie ayam dan es teh manis, sedangkan Aldo membeli nasi goreng dan jus jeruk.
"Eh, Kak Dafa pacaran sama Lola anak kelas kita ya?" Sara memecah keheningan.
"Masa sih? Kemaren gue denger Kak Dafa sama Kak Vicky baru putus," timpal Carol.
"Gatau juga sih. Ganti pacar mulu lagian,"
"Ah lo semua gossip mulu kerjaannya," gerutu Aldo.
"Aku kan gak ikutan sayang," ucap Dimas menjijikkan.
"Sayang sayang pala lo peyang," Aldo mendorong tubuh Dimas yang bergelayutan di tangan Aldo. "Ra, lo suka sama Dafa ya?"
Senyum di wajah Sara lenyap dan ia menatap Aldo tajam. "Gak usah sok tau lo, jahe."
KAMU SEDANG MEMBACA
Careless
Teen FictionKalo sayang karena terpaksa, jujur aja. Daripada bikin sakit hati berjangka panjang. Seorang gadis yang merasakan sesak luar biasa, karena cowo itu. Cowo yang sama sekali tidak peduli kepadanya. Cowo yang awalnya sahabatnya. Sekarang berubah. Akanka...