Story

3.6K 453 33
                                    

This chapt will be written on Wonwoo's pov and will be written in more free style. Different from other chapt.
~~~****~~~****~~~****~~~****~~~

"Kim Mingyu?"
Walaupun baru dua kali bertemu, aku yakin tidak akan salah mengenali orang. Siapa yang bisa lupa dengan wajah yang...ehm...tampan itu?

Mingyu melangkah mendekat sambil mengusap belakang kepalanya. Satu tangan lagi membawa sesuatu.
"Perpustakaan sudah tutup" aku menginformasikan kepadanya.
"Aku tau, Hyung" ujarnya mantap sambil tersenyum
"Sudah tau trus kenapa kesini?" Tanyaku.
Mingyu menyeringai.
"Karena aku mau ketemu sama Hyung"

Eh? Dia mau ketemu sama aku?
"Kenapa?" Tanyaku. Dia hanya menggelengkan kepalanya.
"Cuma mau ketemu aja"
Aku hanya bisa tersenyum kecil.
"Anak aneh" gumamku, tetapi sepertinya terdengar olehnya karena sekarang Mingyu cemberut.

"Hyung nggak mau nyuruh aku masuk gitu?"
"Kan sudah aku beritahu kalau perpustakaan sudah tutup"
"Tapi kan Hyung juga tinggal disini, apa rumah Hyung juga ada jam kunjungnya?" Tanya Mingyu, masih sambil cemberut.

Aku menggeleng. Anak ini sebenarnya mau apa sih?
"Ya sudah. Kalau aku tidak boleh masuk, aku yang akan mengajak Hyung keluar"
Alisku bertaut. Sebelum aku bisa mengajukan pertanyaan, dia sudah berbicara lagi.

"Hyung, mau nggak ke kafe depan sana sama aku?" Ajaknya dengan senyuman yang super manis.
Tenang Wonu, kamu bisa menghadapi gadis-gadis itu setiap hari, kamu juga harus bisa menghadapi anak ini dengan tenang.
"Terimakasih Mingyu-ssi, tapi aku masih harus menyelesaikan pekerjaanku hari ini"

Mendengar penolakanku dia bukannya mundur, malah menyeringai, sampai taringnya terlihat. Dia jadi kelihatan tambah manis.
"Aku tau Hyung pasti akan jawab begitu! Jadi aku sudah siapkan ini!" Dia menyodorkan bungkusan yang dibawanya. Aku hanya diam saja.
"Wonwoo hyung, mau temani aku makan malam? Aku belum makan sejak keluar dari perpustakaan tadi. Yah walaupun cuma cheese burger yang bisa aku bawakan hari ini..."

Ahh...telinga dan otakku langsung bereaksi saat cheese burger disebut. Tiba-tiba perutku bergemuruh. Malu maluin. Padahal tadi siang ada yang mengirim kimbap isi ham dan telur dadar. sayang kalau nggak dimakan. Tapi...cheese burger...

"Mau yah Hyung? Please?"
Dia sekarang memasang tatapan mirip seperti puss in boots. Ayolah Wonu! Masa menyerah hanya gara-gara Cheese Burger?

"Baiklah. Aku kunci dulu perpustakaannya" akhirnya aku menyerah. Berusaha untuk tidak menatap Mingyu, aku memunggunginya saat mengunci pintu. Tarik napas panjang, hembuskan. Keep calm, Wonwoo.

"Lewat sini" aku mengajak dia ke halaman samping, menuju kamarku.
Tempat tinggalku di perpustakaan ini bisa dibilang seperti kamar kost. Tetapi ada ruang tamunya. Dan ada pintu penghubung dengan perpustakaan.
Aku membuka pintu ruang tamu dan bisa merasakan sepertinya laki-laki di belakangku ini sedang tersenyum lebar, walaupun aku tidak menoleh.
"Silakan duduk, aku akan ambilkan minum"
"Terimakasih Hyung"
Benar saja, Mingyu tersenyum sangat lebar, kedua taringnya muncul. Kalau ini adegan di komik mungkin telinga dan ekor guguknya sudah muncul dan sedang dikibas-kibaskan.

Aku masuk, membasuh tangan dan wajah, kemudian mengambil box makan yang aku terima hari ini dan dua kaleng soda.

"Hari ini aku dapat kiriman kimbap"
Mingyu sedang menyiapkan makanan yang dia bawa. Dua bungkusan burger dan kentang goreng.
"Wow. Kimbap? Setiap hari mereka mengantar makanan untuk hyung?"
Aku hanya mengangguk.
"Mungkin mereka kasihan kepadaku. Seorang diri, tinggal di perpustakaan. Ayo dimakan. Katanya kamu lapar"
Mingyu langsung mengambil sumpit dan mencoba kimbapnya.
"Selamat makan"
"Selamat makan, makan yang banyak" ujarku yang disambut dengan senyuman.

Best Book I Ever ReadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang