MissUnderstanding

1.2K 102 7
                                    

Donghae menarik tangan Hyukjae sedikit kasar akibat tekanan emosinya. Berjalan kearah lift exclusive miliknya. Hyukjae tersentak dan sesegera mungkin berusaha melepaskan cengkraman kuat Donghae saat ia mendengar suara lift itu -yang menandakan mereka telah berada di lantai terbawah. Bukannya melepaskan, Donghae malah makin mengeratkannya

"Hae-ah, kumohon lepaskan.." Hyukjae meminta dengan suaranya lirih. Kedua irisnya menatap hazel meneduhkan itu penuh harap. Lewat tatapannya, seolah Hyukjae berkata

'Ini-di-kantor' dan ia juga menambahkan, karena rupanya Donghae tak mengindahkannya

'Demi-repotasimu' kali ini Donghae tertegun saat ia melihat gerakan bibir Hyukjae tanpa diiringi suara itu

Dengan berat hati, Donghae melepaskan tangannya. Ia mengerti dan sangat menghargai niat baik namja manis itu

Hyukjae tersenyum yang sedikit dipaksakan. Miris. Dengan realita yang ada. Mereka -tepatnya Donghae belum berani untuk mempublikasikan status hubungan diantara keduanya. Tentu saja, Ia memaklumi akan hal itu. Dalam dekade ini di dunia perbisnisan siapa yang tak mengenal sosok Lee Donghae. Pemuda sukses, tampan, mapan, hartanya yang bergelimang di usianya yang belum menginjak kepala tiga, dan jangan lupakan otak cerdasnya yang diwariskan oleh ayahnya

Dirinya termaksud orang terkaya kedua di Korea Selatan -setelah ayahnya, dan berada di peringkat lima besar dunia. Sosok sempurna yang didambakan para kaum hawa

Namun rupanya para wanita yang mengantri agar bisa memiliki Donghae harus menelan ludah pahit jika saja mereka tau bahwa Donghae telah memilih Hyukjae sebagai tempatnya melabuhkan hatinya

Kedua insan itu berjalan keluar lift, melewati sekian orang berlalu lalang dengan Donghae berada sedikit mendahului Hyukjae. Sebenarnya Hyukjae lah yang memperlambat gerakan kakinya, mengingat status sosial mereka -dengan Donghae sebagai atasannya

Tak lama Donghae menyadari ketidak hadiran Hyukjae disampingnya, ia menoleh ke belakang. Kesal dengan Hyukjae yang menurutnya berlebihan, ia menarik lengan namja itu supaya dapat menyamakan posisi mereka

Sontak Hyukjae terkejut, ia mengalihkan pandangannya ke sekitar. Beberapa orang menatap kearah mereka atas tindakan Donghae. Tapi tunggu, para yeoja itu lebih memfokuskan pandangan mereka kearah Donghae dengan tatapan yang err.. seduktif

'Ada sesuatu apa pada diri Donghae yang berhasil menarik perhatian para wanita-wanita gatal itu?' Hyukjae memperhatikan Donghae yang ada di sebelah kirinya dari atas sampai bawah. 'Tidak ada yang mencolok dari dirinya. Sempurna. Tampan seperti biasanya' rupanya Hyukjae belum menyadarinya. Hyukjae tidak mau ambil pusing lagi, pada awalnya. Namun ketika ia mengetahui jika tatapan para yeoja itu makin liar, membuatnya mau tak mau menyelidiki Donghae lebih lekat

Kegiatannya terhenti kala keduanya sudah berada di area parkir VIP milik Donghae. Disana berjejer rapi dua mobil mewah berbeda merk dan satu motor sport yang tadi Donghae kendarai

Donghae memilih untuk menggunakan mobil lexus putihnya, tangannya menekan tombol unlock sehingga keduanya bisa masuk kedalam dengan segera

"Ugh. Kau tau Hyuk, kemeja yang kini kukenakkan adalah milikmu. Ini membuatku sulit bergerak bebas" Donghae berceloteh mengeluarkan uneg-unegnya ketika mereka telah berada didalam mobil

"Ah! Apa jangan-jangan.." Hyukjae terkejut dengan penuturan Donghae, persepsinya makin diperkuat saat melihat beberapa kancing kemeja teratas Donghae yang terlepas

"Hm? Jangan-jangan kenapa?" Donghae membeo, ia bingung akan keterkejutan Hyukjae tanpa ia tau alasannya

"Ahni, tidak apa-apa-" kata Hyukjae sembari menggeleng

"Perutku makin keroncongan, cepat jalankan mobilnya" Hyukjae berdalih, tak ingin Donghae membahas terkaan-terkaan yang ada di kepalanya

Nampaknya berhasil, Donghae langsung menyalakan mesin mobil dan mengendarainya ke restoran favorit mereka yang hanya butuh waktu kurang dari seperempat jam agar sampai disana. Mereka hampir menghabiskan waktu setengah jam untuk menyelesaikan acara makan siang mereka. Hyukjae tidak bisa menghabiskan makanannya dengan khidmat, kini emosinya sudah mencapai ubun-ubun

"Hey sayang, ada apa?" Ujar Donghae memecah keheningan yang tercipta saat mereka sudah berada didalam mobil dalam perjalanan kembali ke kantor. Sedikit banyak ia menyadari perubahan suasana hati Hyukjae. Hyukjae telah mendiaminya sejak pertama kali mereka mendudukkan diri di salah satu meja yang ada di restoran tersebut

"Aku baik" jawab Hyukjae dengan nada ketus yang sangat ketara. Donghae pun makin dibuat bingung karenanya. Namja nya ini ngambek? Tapi, apa alasannya?

"Aku tidak bodoh Hyuk, katakan ada apa. Apa aku telah melakukan kesalahan?" Baiklah, Donghae tidak bisa menahannya untuk kali ini. Ia tidak senang dengan respon Hyukjae tadi, reflek saja alisnya menukik hampir bertaut

"Aku tidak mau kembali ke kantor!" Ini sudah mau memasuki gerbang utama kantornya, dan apa tadi? Hyukjae melantur tidak jelas yang membuat Donghae makin bingung. Donghae melunak, sepertinya namja manisnya ini butuh pengertian lebih darinya. Ia menarik nafas panjang, lalu menghembuskannya perlahan

"Baiklah, maafkan aku. Sekarang katakan sebenarnya ada apa denganmu?" Donghae menarik rem tangannya lalu mematikan mesin mobilnya. Ia mengalihkan perhatiannya kepada sang pujaan hati, menelaah wajah masam Donghae yang memerah
Hyukjae masih enggan menjawab, namja itu lebih memilih keluar dari mobil dan pergi meninggalkan Donghae yang masih terpaku dengan tampang bodohnya -masih mencerna kepergian mendadak Hyukjae yang begitu cepat

"Yyak!" Donghae bergegas keluar, berlari kecil mencoba mengejar Hyukjae yang sudah jauh meninggalkannya

"Hyuk!" Donghae menarik tangan Hyukjae cukup kuat sehingga dapat menghentikan langkahnya. Perbuatan Donghae tadi menarik perhatian sekelilingnya dan mengundang kecurigaan terhadap keduanya. Mulai banyak pasang mata yang memperhatikan mereka. Hyukjae yang peka akan situasi tersebut langsung menghentakkan tangannya seraya membungkukakan badannya sopan

"Mianhamnida Sajangnim, saya permisi ke ruangan untuk menyelesaikan beberapa laporan" diiringi senyum kaku yang dipaksakan, Hyukjae pergi menuju lift. Ia hanya berharap keputusan akan sikapnya tadi dapat membayar rasa kecurigaan banyak orang

Miris. Donghae menatap iba pada Hyukjae, pemuds itu masih harus bersandiwara dikala ia membutuhkan perhatian lebih darinya. Ia merasa ini semua salahnya, yang belum berani akan status hubungan mereka

"Hyuk-ah!" Donghae kembali menyusul Hyukjae yang tengah menunggu lift. Hyukjae berakting membungkuk sopan -lagi sebagai formalitas

"Cukup, hentikan Hyuk. Ap-"

"Maaf Presdir, saya ingin meminta izin pulang lebih awal. Karena sepertinya tubuh saya sedang tidak fit" ucapan Donghae disela oleh Hyukjae. Pemuda manis itu tetap menjalankan aktingnya. Ia sedikit menunduk ketika berujar, tidak berani menatap wajah Presdir muda itu secara langsung

"Haah.. baiklah kalau begitu, kuizinkan kau pulang lebih awal" jujur saja Donghae ingin sekali menghentikan drama kecil yang kini tengah mereka lakoni, namun ia sadar betul cara pandang para karyawannya yang masih memperhatikan keduanya sedari tadi

Hyukjae sedikit tertegun dengan pernyataan yang dilontarkan Donghae, tetapi ia merasa lega dengan pria tampan didepannya karena dapat mengerti situasinya kini. Ya, karena yang Hyukjae butuhkan sekarang adalah waktu luang untuk menetralkan emosi didalam kepalanya

"Terimakasih presdir" Hyukjae membungkuk hormat untuk terakhir kalinya dan berlalu dari hadapan Donghae dengan sedikit tergesa. Ia hanya merasa risih menjadi tontonan dadakan oleh orang-orang disekitarnya

"Ughh" tanpa disengaja ia menabrak lengan seseorang kala ia berjalan pergi sambil tertunduk

"Ah Hyuk, kau tidak apa-apa?" Tanya orang tersebut yang diyakini seorang pria bertubuh lebih besar darinya. Pria tegap itu agak sedikit khawatir karena dirinya Hyukjae sempat terdorong ke belakang beberapa senti. Hyukjae mendongak dan seketika langsung tersenyum kikuk melihat pria di hadapannya

Panjang umur. Batinnya meringis

.

.

.

16 - 6 - 16

Cr : -Z-

The ShirtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang