Glitch Heart (l.h)

•Chicken Stick•

"Don't let them see what goes down in the kitchen"
-Melanie Martinez (Dollhouse)

Arcella's Point of View

Ayolah! bagaimana ini Handphone butut sialan ini lowbat. Sekarang bagaimana caranya aku pulang. Kelihatannya juga aku sudah ketinggalan jam Bus arah rumah ku, kalau ayah sudah pulang pasti dia pasti akan marah besar padaku.

Oh hai guys! Im Arcella Vhe Smith, anak sulung dari Mr. Alexander Johnson Smith dan Mrs. Veronica Angel Smith yang sekarang entah pergi kemana, karena ibuku meninggalkan keluarga ku waktu aku masih duduk Junior Highschool. Aku juga memiliki seorang adik laki-laki yang sekarang sudah berumur 13 tahun, Daniel Alfa Smith. Kami sebenarnya 3 bersaudara tetapi, adik ke 2 ku dan kakak Daniel meninggal waktu dia dalam kandungan.

Aku bersekolah di St. Quentino Senior High School, sejak menduduki kelas 3 aku diharuskan belajar lebih keras untuk mempertahankan beasiswa ku. Di sela-sela kegiatan belajar ku, aku diharuskan untuk bekerja sebagai penjaga toko buku didekat sekolahku, untuk membantu semua keperluanku disekolah. Meskipun disekolah aku dapat beasiswa tapi mereka hanya memberikan aku keringanan yaitu tidak membayar uang perbulannya, tetapi masalah seragam dan lain-lain nya aku masih harus tanggung sendiri. Ayah sudah tidak bekerja lagi, jadi sekarang aku bergantung pada diriku sendiri.

Disekolah pun aku tidak memiliki seorang teman-pun, karena aku takut jika aku berteman dengan seseorang aku malah nanti akan menyusahkan mereka saja. Aku paling tak suka dianggap remeh ataupun dikasihani, jadi lebih baik aku melakukan kegiatan percakapan hanya bersama Handphone usang ku saja. Jadi bisa dibilang aku ini Anti-Sosial, persetan dengan pendapat mereka tentang ku.

Sebenarnya aku ingin kembali hidup seperti remaja pada umumnya, ini semua berawal waktu ibuku pergi meninggalkan kami. Ayah jadi sering mabuk-mabukan dan Daniel pun sering tidak dirumah, sebenarnya aku tahu didalam hati ayah sebenarnya dia masih sayang pada ku dan Daniel tapi hati nya sekarang telah tertutup oleh luka yang sangat susah diobati. Ibuku menduakannya selama mereka masih menjalin hubungan sebagai suami-istri ternyata ibuku memiliki hubungan dengan lelaki lain.

Kami tinggal disebuah rumah peninggalan Kakek ku yang sudah meninggal 6tahun yang lalu. Dahulu rumah ini penuh dengan kebahagiaan, suara tawa, dan kebersamaan. Tapi semenjak accident ibu meninggalkan ayah ku, rumah ini sudah tidak bernyawa kembali. Sebenarnya aku sudah tak kuat untuk hidup disini tapi bagaimana lagi, aku harus mensyukuri semuanya.

Enough about me. Sekarang aku sedang dilanda kepanikan, dikarenakan Handphone ku tercinta tersisa 10% daya baterainya. Sialnya tadi malam aku lupa mengisi daya baterai handphone ku ini, karena dirumah aku harus mengejar semua pelajaran yang tertinggal dan membersihkan rumah. Jadi aku lupa akan kebutuhan ku sendiri, ini sering terjadi pada diriku.

"What should i do? ummmm, ah maybe he can help me!" buru-buru aku memencet tombol dial ke contact yang akan aku hubungi.

*nuuuuut-nuuuuut*

"Halo" suara berat diseberang sana terdengar

"Um.. Shawn, can you do me a favor?"

"What?"

"Can you pick me up? ditempat kerja ku"

Dia adalah Shawn Peter Raul Mendes, satu-satunya teman ku disekolah, aku ralat saat kubilang aku ini tak punya teman ya. Dia adalah teman ku sejak Junior High School, seseorang yang selalu disamping ku, seseorang yang selalu menemaniku bahkan membelaku didepan ayahku.

"Jadi daritadi ini kau belum dirumah?!" terdengar suaranya yang mulai panik dan khawatir

"Belum.."