Tuhanku,..
Nikmatmu begitu sempurna,
Cahaya Mu begitu mempesona,
Membuat setiap hati terpana
Akankah aku tetap mampu memeluknya, menggenggamnya,
Pean-pesan Mu tersampaikan dengan berbagai cara,
Juga lewat pesan-pesan dari sang juara,. Sungguh betapa indahnya.
Kisah ini berawal ketika aku sedang melaksanakan Riset Kolektif Mahasiswa (RKM) yang diselenggarakan oleh Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) IAIN Jember. Riset ini menjadi awal perkenalanku dengannya, seorang pejuang tanpa tanda jasa, meski namanya tak tertera dalam sejarah dunia, namun dia berhak mendapat gelar sang juara.
Syaiful Islam, itulah namanya, seorang laki-laki paruh baya yang begitu dihormati oleh kepala sekolah. Beliau adalah salah satu orang penting yang harus aku interview dalam penelitian ini. Sekilas aku merasa minder untuk menemuinya, dari Curiculum vite yang aku baca, beliau lulusan terbaik dengan predikat cumloud pada tahun 1979 di IAIN Jogja (sekarang sudah menjadi UIN Sunan Kalijogo). Aktif di berbagai organisasi intra dan ekstra kampus. Beliau juga termasuk salah satu pendiri utama MA Ma'arif, sebuah sekolah madrasah tingkat menengah yang menjadi tempatku menyalurkan sedikit ilmu. Dari cerita masyarakat, perjuangan beliau begitu banyak di bidang pendidikan dan sosial kemasyarakatan.
Tepat pada hari sabtu ba'da dhuhur, aku bersilaturrahmi ke rumah beliau, sebuah rumah sederhana dengan tampilan minimalis yang letaknya sangat strategis, dilengkapi pemandangan indah dari sebuah Masjid besar bernama Ar-Rahmah. Rumah itu berdampingan dengan toko batik besar yang ternyata adalah milik bapak Syaiful Islam.
Aku memasuki toko batik itu, dan bertemu dengan seorang penjaga yang kutaksir umurnya sepadan denganku.
"Assalamualaikum mbak" Sapaku pada seorang wanita dengan kerudung pendek bercelana jins warna hitam.
"Wa'alaikumussalam,. Ada yang bisa saya bantu mbak?" Dia menjawab dengan senyum manisnya.
"Maaf, saya ingin bertanya mbak, bapak Syaiful Islamnya ada?"
"Ehm,.. Mbak ini mahasiswi IAIN ya? Sudah ditunggu dari tadi luw mbak."
"Oh,.. Benarkah?" dengan wajah girang dan tatapan mata yang bersinar.
"Iya mbak,.. sebentar saya panggilkan."
"Iya,,. Terimakasih."
Mbak penjaga toko itu hanya tersenyum dan berlalu pergi meninggalkanku, Sungguh di luar dugaan, kedatanganku ditunggu oleh seorang pria kharismatik? Waw. Apa mungkin kepala sekolah sudah memberitahu beliau tentang kedatanganku.
Krekkk, suara pintu terbuka, sebuah senyuman manis, wibawa, dan tulus itu menyambutku. Dengan sapaan lembut, yang jauh berbeda dengan postur tubuh tinggi kekarnya.
"Assalamu'alaikum,.. "
"Wa'alaikumussalam,.. ayo masuk nak" . deg,.. Lagi. beliau memangilku dengan sebutan "anak". Panggilan yang membuat setiap hati merasa dikasihi, dicintai.
"Iya Pak,.. "
"Ayo silahkan duduk nak, anggap rumah sendiri."
Aku hanya tersenyum menjawabnya. Sulit dipercaya, memang benar kepribadian seseorang tidak ditentukan oleh penampilan luarnya.
Lama perbincanganku dengan beliau, semakin aku rasakan bahwa beliau adalah seorang pejuang hebat yang memperjuangkan pendidikan dengan jiwa dan raga. Dari beliau aku belajar banyak hal tentang indahnya sebuah perjuangan. Beliau menceritakan setiap moment-moment indah penuh semangat ketika mendirikan Madrasah Aliyah Ma'arif dulu, dengan tekad dan niat fisabilillah. Bapak Syaiful tanpa lelah memulai semuanya dari nol, dari mulai tidak ada satupun warga yang setuju dengan rencananya. Satu kalimat inspiratif yang menjadi motivasi untukku adalah "Nak, hidup boleh hanya sekali, tapi kita akan menyesal jika tidak membuatnya berarti, lakukan yang terbaik saat ini, carilah guru sebanyak-banyaknya, perbanyak ilmu dan ibadah sebagai bekal dunia dan akhirat."
Hari,
Subhanallah, begitu indah skenario Mu, Alhamdulillah Engkau telah mempertemukanku dengannya, seorang yang seharusnya mendapatkan gelar juara, meskipun namanya tidak dikenal dunia, tapi perjuangannya begitu bermakna.
Hudayatul Munawaroh, lahir pada tanggal 27 Desember 1993. Lahir di desa indah nan asri Mumbulsari. Aktivitas sekarang menjadi mahasiswa Program Studi Manajemen Pendidikan Islam di Institut Agama Islam Negeri Jember Jawa Timur. Sering menulis di blog perinduhangatnyasenja.wordpress.com
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan CerpenPutri Senja
Ficção GeralSenja ... Kenapa aku mencintaimu? Padahal waktumu hanya sebatas sinaran mentari. Jangan pernah kau tanya ... Karena bagiku tak ada alasan untuk tidak mencintaimu. Aku ... adalah kepingan huruf yang harus kau rangkai menjadi kata. Hingga ... dari s...