3

5.2K 258 6
                                    

Keesokkan harinya. Alvira berangkat diantar oleh Papanya. Wajah Alvira dipenuhi dengan lebam, ujung bibir sobek akibat pukulan Lion, keningnya tergores. Papanya mewani-wanti takut Alvira berantem dengan Kakak kelasnya.

"Pa Vira masuk dulu." Alvira pamit ke Papanya. Papanya menganggukkan kepala kemudian berpesan, "Jangan sampai kamu berantem lagi sama Kakak kelas. Kamu itu cewek bukan cowok, jadi harus lebih feminim,"

"Iya," Ucap Alvira singkat, ia langsung masuk ke dalam gedung sekolah. Saat Alvira memasuki gedung sekolah banyak komentar yang di tujukan kepadanya. Salah satunya, "Padahal kan dia cewek masa mainnya beranteman sih," Lah emang apa urusan lo sama gue? Ini hidup gue, gak suka? Gak usah bawel, itulah tanggapan Alvira untuk orang yang menjudgenya.

"Vira!" Panggil seseorang. Alvira menoleh kebelakang, oh ternyata itu Valery.

"Apa?" Tanya Vira dengan nada agak jutek. Valery kaget melihat luka dikening dan juga ujung bibirnya yang sobek akibat menolongnya.

"G-gue m-au b-ilang makasih," Ucap Valery terbata-bata.

"Anytime Ry. Gue bakal selalu nolongin lo gimanapun keadaannya, karna lo temen baik gue dari SD," Ucap Alvira sambil tersenyum. Mendengar perkataan itu keluar dari seorang anak brandal memang dahsyat efeknya. Valery langsung menangis di bahu Alvira.

"Ry. Gak usah kayak gini, malu diliatin orang. Ntar disangka elo cengeng lagi. Udah gue mau ke kelas," Ucap Alvira menepuk bahu Valery. Valery menganggukkan kepala.

X.6

Alvira memasuki kelas dengan wajah datar, saat masuk kedalam kelas seluruh siswa menatapnya dengan tatapan takut. Ya karna Alvira seorang Trouble Maker Girl. Mereka takut Alvira membuat masalah yang lebih parah lagi.

"Vir, lo gak papa?" Tanya Adit menghampiri Alvira ke tempatnya. Alvira menghela nafas.

"Nggak," Ucap Alvira sambil mengeluarkan permen dan memakannya, Adit lega mendengarnya ia langsung pergi ke kantin.

Valen yang sedang membaca komik, sepersekian detik kemudian menatap Alvira.

Tumben diem aja tuh anak, Valen membatin.

Alvira kemudian menoleh ke arah Valen, mata bertemu dengan mata. Mereka bertatapan. Valen yang ketahuan sedang menatap Alvira langsung pura-pura membaca komiknya.

Mampus ketauan, Valen membatin.

Alvira mengernyitkan dahinya saat melihat Valen. Alvira punya ide untuk mengganggu hidup Valen, yaitu dengan cara mengikuti dan menjadi bagian dari hidup Valen.

Gue samperin ah, dari tadi dia ngeliatin gue mulu sih. Sekalian aja gue godain, Alvira membatin sambil tersenyum miring.

Alvira beranjak dari tempat duduknya menghampiri meja Valen.

"Nama lo siapa?" Tanya Alvira berdiri disamping meja Valen. Adit masuk kedalam kelas kemudian melihat Valen dengan Alvira.

bagus Vir lo deketin si Valen aja wkwk, soalnya belom ada cewek yang berani nyamperin dia, Adit membatin sambil tertawa.

"Valen," Balas Valen dengan nada dingin. Valen hanya ingin kelihatan tenang di depan Alvira.

"Lo lagi baca apaan sih?" Tanya Alvira mengambil buku komik yang ada di tangan Valen. Valen menggeram kesal.

"Balikin," Ucap Valen datar tetapi dengan nada yang penuh penekanan. Alvira mengangkat sebelah alisnya, "Nggak. Gue pinjem, mau baca,"

Shit!. Valen menghela nafas panjang, "Lo itu rese ya jadi cewek, dimana-mana cewek itu feminim bukan brandalan. Dasar trouble mak--" belum sempat Valen berbicara Alvira sudah memotongnya.

Trouble Maker GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang