Kuro no Sekai [Hiatus]

Chapter 1

Konnichiwa✩. Yang belum kenal saya, hajimemashite. Watashi no namae wa Audrey desu. You can call me Mika if you want.

Etto... Ide cerita ini tiba-tiba terlintas di pikiran ku tepat jam 12 malam =_=

Maaf kalau ff ini jauh lebih gaje dari pada ff sebelah [Stay to Me].

Enjoy~

※ Saat tengah merenung di atas tebing yang menghadap ke lautan luas, aku menatap bulan dengan tatapan kosong.

Seketika firasatku berkata yang aneh-aneh, aku pun merinding.

"Ada apa di belakang?" Kataku dalam hati.

Aku pun segera mengambil sebuah batu kerikil yang terletak di dekat kaki ku, dan perlahan berputar ke belakang.

. . .

"Tidak ada apa-apa?"

Hanya hutan yang gelap nan sunyi yang terlihat.

*wuf wuf*

Mendengar suara, aku segera menoleh ke depan.

"Suara apa lagi itu?" Tanya ku dalam hati.

*wuf wuf*

Merasa penasaran, aku segera masuk ke dalam hutan.

*srk srk*

Sekarang, suara semak-semak.

"Keluar kau. Aku tidak takut!"

*srk srk*

Aku terdiam, menunggu sosok pengganggu itu menunjukkan diri nya.

Selama 2 menit aku terdiam, suara tersebut hilang.

"..."

Aku pun memberanikan diri untuk masuk ke dalam semak-semak.

Etto...

"Wuf... wuf.."

Seekor serigala?

Kaki nya terjerat dengan perangkap tajam.

"Tenang lah, akan ku bantu.." aku pun segera mendekati serigala tersebut, dengan hati-hati.

"Wuf!" Dia menggonggong keras.

"Tenang! Aku ini orang yang baik."

Ku arahkan tangan ku ke hidung nya, mencoba untuk berkenalan.

Dia pun tenang.

Aku melepaskan perangkap tersebut, dan melihat kaki nya yang berdarah-darah.

"Siapa yang memasang perangkap di sini?"

Aku segera menggendong serigala tersebut, dan menoleh ke belakang.

"HAI"

"AAAHH!" kaget, aku segera menutup mataku.

"Hahahaha.. hei tenang lah.. Kau ini penakut sekali." Kata orang tersebut.

"S-siapa kau?"

"Aku seorang detektif yang tengah bekerja. Melihat mu duduk di tebing itu seperti patung, aku mendapat ide. Hahahahaha."

"Itu tidak lucu." Kata ku tegas.

Pemuda bersurai merah tersebut hanya menghela nafas, dan mengangkat suara.

"Aku."

"Apa?" Tanyaku.

"Aku yang memasang perangkap itu."

"Kenapa?"

"Itu salah satu rencanaku untuk memanggil mu."

"Memanggil ku? Kau siapa?"