Vanilla mengayuh sepeda nya dengan wajah kusut dan lusuh. Pasalnya, Mandy tidak hadir dan Mandy berkata bahwa ia akan pindah ke Australia karena dadnya akan dipindah tugaskan kerja kesana, ketanah kelahirannya sendiri.
Vanilla segera mengayuh sepedanya ke kafe langganannya untuk menghilangkan pikiran.
Sesampainya disana, Vanilla memarkirkan sepedanya diparkiran khusus sepeda.
Kali ini, Vanilla mengambil tempat di pojok belakang dekat jendela, yang menampilkan pemandangan kolam ikan dan rumput-rumput yang segar.
"Waduh dek Vanilla mukanya kok gak kayak biasanyaa? Kenapaa?"
Vanilla menghela napasnya berat, "Gak papa kok mbak."
"Yo wes kalo ndak mau cerita. Mau pesan apa?"tanya sang pelayan yang bersiap untuk mencatat pesanan Vanilla.
"Chocolate Milkshake, Choco-chip ice cream, sama Beef Mozarella mini pizza."Vanilla menyebutkan pesanannya secara lengkap.
"Oke, pesanannya ditunggu ya."si pelayan itu meninggalkan meja Vanilla. Dan akhirnya Vanilla sendirian.
Air matanya sudah tak bisa dibendung lagi. Ia tak punya teman selain Mandy. Karena Vanilla tahu, teman sekelasnya kebanyakan orang yang suka memanfaatkan kekayaan. Jadi ia bersikap dingin dengan yang lain.
"Mandy, why did you leave me alone?"lirih Vanilla. Vanilla merasa, Mandy adalah orang yang betul-betul tulus terhadapnya.
Dan tangisan Vanilla berhenti ketika melihat sosok Mandy diambang pintu kafe.
Mandy terlihat seperti mencari seseorang, dan Mandy akhirnya melihat keberadaan Vanilla, dan Mandy segera menghampiri Vanilla.
"Vanilla, where have you been? Sorry but...I want to say goodbye now. Because my dad told me that its time to go."Mandy memeluk Vanilla dengan erat.
"How cruel you leave me alone!"tangisan Vanilla pecah dibahu Mandy.
"Easy, I'll come here three weeks once, so we can still meet each other, right?"
Vanilla menggeleng, "School things? You're not study here!"
"Oh ayolah Van. Pasti ada pengganti gue disekolah. Gak usah khawatir."Mandy melepas pelukannya.
"Sorry, I must go now. Take care."kali ini, Mandy memeluk Vanilla dengan isak tangis, mereka berdua sama sama tak rela dipisahkan.
"Goodbye, Mandy."
"I'll see you soon, Vanilla."
Mandy bangkit dan melangkah pergi, dan sesekali ia berbalik dan melambaikan tangannya.
Vanilla membalas lambaian tangan Mandy ketika Mandy sudah hilang dibalik pintu kafe.
KAMU SEDANG MEMBACA
A.M
Short Story"Melihat bintang -bintang bersinar itu bagusnya pada saat tengah malam."-Ferza. Genre : TeenFiction; Short Story Written in Bahasa Indonesia ... ©2016 A.M by fakeleamichele All right reserved